webnovel

Malas Menulis Judul dan Malas Melanjutkan Pertarungan

*Slash…

Dengan berhati-hati untuk tidak memberikan luka fatal, Kakashi menggunakan Kunai miliknya menebas pada perut Elena.

*Clank…

Elena dalam langsung mengubah posisi pedangnya dan menangkis Kunai Kakashi.

*Ngung… ngung…

Kemudian, Elena melanjutkan dengan membuat tebasan silang pada Kakashi sampai membuatnya terlempar ke belakang.

*Tep…

Kakashi mendarat dengan pelan ke tanah. Dia telah menangkis tebasan silang Elena sebelumnya, sehingga dia sama sekali tidak menerima luka.

*Wung… poof…

Bilah biru pada pedang Elena menghilang, kemudian Elena memasukkan kembali pedangnya ke dalam gulungan.

"Hmm? Apa kamu ingin menyerah?"

"Tidak, Sensei." Elena menggelengkan kepalanya, dan melanjutkan, "Tapi, aku sudah mendapatkan salah satu lonceng."

Elena mengangkat tangannya, menunjukkan salah satu lonceng yang telah didapatkannya sebelumnya.

"!" Kakashi terkejut melihat Elena yang berhasil mengambil lonceng miliknya.

'Tidak mungkin! Kapan dia mengambilnya? Bukankah sejak awal dia hanya memberikan serangan membabi buta? Bagaimana mungkin dia mengambil loncengnya saat itu?' berbagai pertanyaan muncul di dalam benak Kakashi.

'Kalau kalian bingung kapan aku mengambil loncengnya, jawabannya sesaat setelah pertarungan ini di mulai. Menggunakan kemampuan Teleportasi, aku bisa memindahkan objek yang berjarak 10 meter dariku. Jadi tidak sulit untuk mengambil lonceng ini,' dalam benak Elena menjelaskan.

"Oke, karena aku sudah selesai, aku akan bersantai di sana. Kalian bertiga berusahalah untuk mengambil 2 lonceng sisanya, ya." Dengan sangat santai, Elena berjalan menuju ke suatu pohon.

*Poof...

Mengambil sebuah gulungan dari sakunya, Elena mengeluarkan meja, kursi, teko, dan gelas kemudian duduk santai menuangkan segelas coklat panas.

Mereka semua yang melihat Elena terdiam heran atas sikap Elena yang terlalu santai. Bagaimanapun, saat ini mereka sedang dalam ujian, namun Elena dengan santainya duduk dan minum secangkir coklat panas. Yah, ini tidak terlalu aneh untuknya karena telah mendapatkan lonceng, tetapi setidaknya mereka ingin Elena menjadi lebih waspada dan serius.

"Fumu, jadi seperti itu, ya." Naruto mengangguk dan keluar dari persembunyiannya. "Nee-san telah memberikan petunjuk bagaimana cara untuk mengalahkan Kakashi-sensei dari pertarungannya sebelumnya, sekarang aku tahu apa yang harus dilakukan."

*Tap!* *Wush!*

Naruto melesat dengan sangat cepat menuju ke Kakashi. Selain hentakan kakinya yang keras pada tanah, dia mendorong dirinya dengan angin kencang pada kedua telapak kakinya.

Kakashi cukup terkejut dengan kecepatan Naruto, tetapi dia langsung kembali tenang dan memiliki wajah yang biasa pada kemampuan Naruto. Walaupun Naruto cepat, namun dia tidak secepat Elena, Kakashi yang

*Whirl!*

"Fūton: Reppūshō." Angin berbentuk spiral berkumpul di telapak tangan Naruto dan dia menggunakannya untuk mendorong Kakashi ke belakang.

*Srt!*

Kakashi terhempas beberapa meter ke belakang dan kakinya menyeret tanah membuat dia berhenti.

'Serangannya tidak terlalu kuat, tapi bisa menghempaskan lawannya. Teknik ini

*Wush!* *Bam!* *Bam!* *Bam!*

Naruto tidak memberikan celah dan langsung maju menuju Kakashi, kemudian memberikan beberapa pukulan yang telah dilapisi oleh Chakra angin.

*Set!* *Set!* *Set!*

Kakashi menghindari semua serangan Naruto. Lagi pula, dia memiliki Sharingan yang dapat membuatnya melihat semua gerakan Naruto dengan jelas. Bukankah sia-sia jika dia tidak memakai memakainya dan malah menangkis semua serangan?

*Sret!*

Naruto menggunakan kakinya untuk menjegal Kakashi sampai dia terjatuh. Tentu saja Naruto telah melapisi kakinya menggunakan elemen angin untuk memperkuat serangannya dan mempercepatnya.

Sebelum Kakashi mencapai tanah, Naruto mengangkat tangan kanannya, menyatukan jari tengah dan telunjuk, kemudian mengayunkannya secara vertikal ke Kakashi.

*Slash!*

Sebuah sabit angin muncul dari kedua jari Naruto dan memotong tubuh Kakashi menjadi dua bagian.

*Poof!*

Tubuh Kakashi yang terbelah berubah menjadi batang kayu ketika serangan Naruto sampai padanya.

"Begitu, teknik pengganti, ya. Benar-benar merepotkan," kata Naruto sambil mengangkat kepalanya dan memperhatikan pada Kakashi yang telah berdiri di depannya.

"Wah, wah, bukankah kamu sedikit serius? Kalau itu adalah orang lain, mereka akan benar-benar terbelah, lho, Naruto!" Kakashi membuat senyuman di balik maskernya, namun Naruto dan yang lainnya dapat mengetahui itu dari ekspresi matanya.

"Begitu, ya, Sensei? Kalau begitu, bisakah Sensei memberikan saja loncengnya padaku? Dengan begitu kita tidak perlu melanjutkan pertarungan tidak berguna ini." Naruto tersenyum ketika mengatakannya.

"Yah, sayangnya itu sama sekali tidak mungkin," jawab Kakashi yang terdengar riang dan terlihat memprovokasi Naruto.

"Sayang sekali, ya," kata Naruto yang menerima provokasi dari Kakashi.

Naruto menapakkan telapak tangannya, lalu menyatukan jari-jarinya satu sama lain, kemudian membuat gerakan tusukan menuju Kakashi.

*Sis!* *Sis!* *Sis!*

Pisau angin dalam posisi mendatar melayang pada Kakashi dengan jumlah yang belasan.

Jika itu ninja biasa, ia akan mati dengan tubuh yang terpotong-potong, namun karena Kakashi adalah ninja elit dia berhasil menghindari semua pisau angin.

*Bam!* *Bam!* *Bam!*

Semua pisau angin itu membentuk ledakan dan menerbangkan debu ketika mereka menabrak tanah, namun Naruto tidak memperdulikannya dan terus menembakkan pisau angin.

*Grab!* *Brak!*

Tiba-tiba, tangan Kakashi muncul dari bawah tanah dan menarik tubuh Naruto tenggelam ke dalam tanah, dan kemudian tubuhnya muncul di depan Naruto yang telah tenggelam.

"Yah, itu tadi adalah perlawanan yang bagus, ta—."

"Fūton: Shinkūdama!" bola angin berukuran kecil namun dengan jumlah yang sangat banyak langsung keluar dari mulut Naruto dan menghempaskan Kakashi dengan sama keras.

*Brak!*

Tubuh Kakashi menabrak sebuah pohon dengan sangat cepat dan kuat sampai pohon tersebut hampir roboh.

*Poof!*

Tubuh Kakashi menghilang menjadi kepulan asap putih tanpa menyisakan sesuai yang lain.

"Kagebunshin kah? Benar-benar orang yang merepotkan." Naruto keluar dari dalam tanah dan berdiri sambil mengamati sekitarnya, mewaspadai kemunculannya Kakashi selanjutnya.

Selama beberapa saat kemudian hanya ada kesenyapan. Kakashi sama sekali belum menampakkan dirinya dan masih memperhatikan gerak-gerik Naruto di tempat persembunyiannya.

Naruto tidak dapat menemukannya, dia bukan ninja tipe sensor. Urusan cari-mencari seperti ini bukan merupakan keahliannya, sehingga dia merasa kesusahan ketika musuhnya bersembunyi darinya.

"Hah, aku rasa akan sangat membosankan jika aku menunggu sampai dia keluar. Mungkin akan lebih baik kalau aku memancing dia agar keluar lebih cepat."

Naruto menyatukan jari telunjuk dan jari tengahnya pada kedua tangan, kemudian membuat gerakan memotong ke segala arah dengan membabi-buta.

*Slash!* *Slash!* *Slash!* *Slash!*

Bilah-bilah angin menembak secara barbar dan tidak berarah ke segala penjuru, memotong semua yang ada di jalurnya. Benar-benar, deh, dia membuat serangan yang sangat menakutkan dan tidak terarah.

"Dasar, ya, aku seharusnya mendidiknya menjadi adik yang lebih sabar. Aku tidak ingat pernah mengajarkannya untuk melakukan serangan secara barbar dan membabi buta."

Elena tidak terkena bilah angin walau dia masih ada di lingkungan lapangan latihan. Sebuah perisai berwarna biru dengan pola segi lima melindunginya dan mencegah bilah angin sampai padanya.

"Kamu juga setuju denganku, 'kan, Kakashi?" Elena mengarahkan pandangan ke bawah meja tempat dia menaruh peralatan minumnya.

Chapitre suivant