Di ruangan Mahen sudah memulai pekerjaannya, dengan mencatat semua data mayat dan penyebab kematiannya. Tiba-tiba seseorang mengetuk pintu ruangannya, dengan nada datar dia menyahutinya.
"Tok...Tok...Tok..."
"Masuklah," sahut Mahen sambil menulis pada dokumennya.
Pak Wisnu dengan setelan jasnya membuka pintu ruangan anaknya, lalu menutupnya kembali. Melihat Mahen yang sedang fokus membuatnya menegurnya.
"Ayah datang, kamu bahkan tidak menyapa," tegur Pak Wisnu sambil menarik kursi lalu duduk di hadapannya.
"Maaf Ayah, aku tidak melihatnya. Ayah pasti kesini untuk memarahi aku kan," tebak Mahen sambil menutup dokumennya.
"Sebenarnya bukan memarahimu, tapi Ayah hanya ingin kamu tidak bersikap seperti itu pada Mamamu. Dia itu Mama yang selalu mengerti kamu, tapi kamu malah memperlakukannya seperti itu," Pak Wisnu memberikan nasihat kepada anaknya.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com