webnovel

Terlihat Lemah

Saat kelima orang itu melihat kedatangan Christian, tubuh mereka langsung gemetaran hebat, terutama Lisa.

Tidak ada lagi ekspresi angkuh dan percaya diri seperti sebelumnya. Ia tidak lagi terlihat rapi seperti biasanya dan penampilannya tampak awut-awutan.

Fera melirik ke arah Lisa dan hanya bisa mengutuk dalam hatinya. Mengapa ia begitu bodoh, setuju untuk bekerja sama dengan wanita ini. Ia menggertakkan giginya dan memutar otak. Setelah itu, sebuah kilau harapan muncul di hatinya.

Hidupnya masih sangat panjang. Mana mungkin ia mau dikuburkan begitu saja ditempat ini?

Ditambah lagi, semua ini adalah rencana Lisa, bukan rencananya!

Tidak masalah meski Christian mengabaikannya sekarang. Selama ia bisa meminta tolong pada Ella, ia tidak perlu khawatir.

Christian pasti akan mendengarkan kata-kata Ella!

Begitu mendapatkan ide ini, ia langsung merangkak ke arah Ella, seolah Ella adalah perahu penyelamat terakhirnya.

"Ella, aku ... Aku tidak bermaksud. Semuanya karena dia!" Fera memandang ke arah Lisa dengan marah. "Lisa mengancamku. Kalau aku tidak mendengarkan perintahnya, ia akan menyakitiku dan keluargaku."

Fera mulai menangis dan memelas di hadapan Ella. "Ibuku sakit di rumah dan aku harus tetap bekerja. Tidak boleh ada yang terjadi padaku. Kalau tidak, siapa yang akan merawat ibuku ..."

Seumur hidupnya, sangat jarang Fera menangis seperti ini. Tetapi demi keselamatannya, ia rela melakukan apa pun.

Ia masih mau hidup!

Di matanya, Ella terlihat seperti mangsa yang sangat empuk. Ella terlihat lembut dan lemah. Fera yakin, ia bisa mendapatkan hatinya dengan mudah. Ia hanya perlu sedikit memelas dan menggambarkan keadaannya yang penuh dengan penderitaan.

Dengan begitu, Ella pasti akan merasa kasihan padanya.

"Fera! Bagaimana bisa kamu mengatakan hal itu? Kamu yang memberikan anggurnya pada Ella dan kamu yang tahu orang macam apa yang ada di ruangan itu."

Lisa juga merasa marah. Ia tidak mau menderita sendirian.

Ia sendiri juga masih muda dan penampilannya cantik. Ia tidak mau semuanya rusak seperti ini.

"Ella," Fera berlutut hingga wajahnya menyentuh tanah. Air mata mengalir hingga membasahi lantai dan hidungnya penuh dengan ingus. "Aku mengaku bahwa aku salah. Tetapi kalau bukan karena dia, aku tidak akan melakukannya."

Christian hanya berdiri di samping sambil menyaksikan semuanya dengan santai. Ia tidak berniat untuk ikut campur sama sekali.

Ia ingin melihat, bagaimana Ella menyelesaikan masalah ini.

Ella memandang kelima orang yang berada di lantai dan tatapannya terjatuh pada Fera yang berada paling dekat dengannya.

Tatapan dingin dari mata Ella membuat tubuh Fera gemetaran. Ia merasa Ella sangat menyeramkan saat ini.

"Ella ..."

Tanpa sadar, Fera menelan ludahnya dengan panik.

Ella memandangnya dengan dingin. "Kamu mengakui bahwa kamu salah?"

Fera tidak memahami arti di balik pertanyaan Ella. Memang benar ia telah mengakui kesalahannya dan ia tidak bisa mengelaknya sekarang. "Iya. Tapi Ella, aku ..."

"Tidak perlu menjelaskan lagi. Aku mengerti."'

Ella menyela kata-katanya dan berlutut di hadapan Fera.

Ia memandang wajah Fera yang panik, mengulurkan tangannya dan menepuk pipinya. "Kasihan sekali."

Fera pikir, Ella sedang menunjukkan rasa belas kasihan padanya sehingga ia merasa sangat senang. Tetapi setelah itu, tubuhnya membeku.

"Sayangnya, otak ini sangat kejam."

Ella menarik kembali tangannya dan memandang Fera lekat-lekat. "Kamu tahu mereka bertiga memiliki hobi yang unik dan kamu sengaja menyuruhku untuk mengirimkan anggur itu. Semua ini adalah salahmu."

"Iya, semua ini salahku," keringat dingin mengalir di dahi Fera. "Aku benar-benar minta maaf dan aku mohon jangan menghukumku."

Ella memiringkan kepalanya dan menoleh ke pria yang berada di belakangnya.

Ia sedang memandang Christian dan ingin tahu apakah ia benar-benar boleh melakukan apa pun.

Ella harus mengakui bahwa cukup menyenangkan memiliki Christian di belakangnya. Ia bisa melakukan apa pun yang ia mau.

Ella tidak akan pernah melakukan apa pun pada orang yang tidak mencari masalah dengannya. Ia tidak pernah melampiaskan kemarahannya secara sembarangan.

Tetapi ia akan membalas dua kali lipat lebih sadis, pada orang yang sengaja menyakitinya.

Ella bukan wanita baik-baik dan ia bukan wanita selemah itu.

Ia tidak percaya kalau orang-orang yang ia lepaskan akan bersyukur dan berterima kasih padanya.

Ia sudah pernah jatuh dari surga ke neraka. Dan hal itu membuatnya mempelajari bahwa ia tidak boleh berbelas kasih.

Kalau seseorang menghormatinya, tentu saja ia juga akan menghormati orang tersebut. Tetapi kalau seseorang berniat untuk menyakitinya, ia akan balas menyakitinya lebih kejam!

Melihat harapan di mata Fera, senyum dingin muncul di wajah Ella. Ia bangkit berdiri dan berjalan ke arah Lisa.

Mata Lisa terbelalak lebar saat melihat Ella menghampirinya.

Ia takut. Ia takut Ella akan membuatnya kehilangan semuanya.

"Ella, tolong lepaskan aku. Aku tidak berani melakukan apa pun lagi!"

Lisa benar-benar marah sekarang. Kejadian ini malah membuat ia semakin membenci Ella. Mengapa wanita jalang seperti Ella ini bisa mendapatkan perhatian dari Christian?

Wanita jalang ini bisa berbuat seenaknya karena ada Christian di belakangnya. Tanpa Christian, apa artinya dia?

Emosi di matanya tidak bisa disembunyikan dari mata Ella.

Ella terkekeh pelan dan berkata. "Sepertinya Lisa sama sekali tidak menyesal. Mengapa kamu memandangku dengan galak seperti itu?"

Setelah itu, Ella menunjuk ke arah Christian. "Bukan aku yang menangkapmu, tetapi pria itu."

Lisa memandang Ella dengan sedikit harapan di matanya.

Wanita ini benar-benar bodoh. Ia tidak tahu kalau Christian tidak suka ada orang yang menunjuknya dan menyebutkan namanya secara sembarangan.

Namun, dalam sekejap, harapannya langsung hancur berantakan. Ia memandang Christian dengan tatapan tidak percaya. Kerutan di wajahnya terlihat begitu dalam seolah apa yang terjadi di hadapannya itu adalah sebuah keajaiban.

Christian sedang tersenyum!

Bagaimana bisa? Bagaimana mungkin?

"Apa yang sebenarnya kamu inginkan?" Ella tersenyum dengan kejam. "Kamu pikir, dengan penampilan dan kecantikanmu, kamu bisa menggaet hati Christian. Kamu bisa mengubah keadaanmu sekarang dan mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Benar begitu kan?"

Tanpa menunggu balasan dari Lisa, Ella melanjutkan. "Sayang sekali, kamu tidak secantik aku. Apakah kamu membenciku sekarang?"

Jason melihat semua ini dari pojokan dan senyum mengancam ingin keluar di wajahnya.

Sejak kapan bosnya menjadi seperti ini?

Yang membuat Jason lebih terkejut lagi, Christian menunggu Ella menghadapi orang-orang ini dengan sangat sabar. Ia tahu bosnya itu tidak memiliki kesabaran sebesar ini.

Benci ... Tentu saja Lisa membenci wanita di hadapannya ini.

Kalau saja ...

"Mana mungkin aku membencimu? Aku hanya cemburu terhadap kecantikanmu sehingga aku gelap mata. Aku mohon, maafkan aku, ya? Aku akan berhenti bekerja dan tidak akan pernah muncul lagi di hadapanmu!"

Chapitre suivant