Melihat mamanya keluar dari kamarnya Venus kembali bangkit, dia menekuk kakinya menumpukan kepalanya pada lutut. Tatapannya kosong ke arah depan, Venus menjambak rambutnya sendiri.
"ARGHHHHH!" teriaknya, untungnya kamar Venus kedap suara. Sekeras apapun dia berteriak tidak akan ada orang yang mengetahuinya.
Venus mengacak-acak rambutnya, ucapan Mars beberapa menit yang lalu terus terngiang di kepalanya. Dia merasa sangat-sangat bersalah dengan kakak iparnya juga pada saudara kembarnya.
"Lo bego Ven! Lo bego!" Teriak Venus kembali, tubuh gadis itu bergetar karena Isak tangis.
Venus keluar dia duduk di balkon kamarnya, menatap langit malam taburan bintang yang terlihat sangat terang malam ini. "Tuhan, aku ingin kakakku kembali seperti dulu!" ucap Venus dengan suara bergetar.
****
Mars terbangun lebih pagi, dia melihat ke arah Rora yang nampak tidur dengan wajah yang sangat tenang. Senyum cantik menghiasi wajah ibu hamil itu.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com