Ini baru jam sepuluh pagi, namun panas cahaya matahari sudah begitu terik menembus jendela kamar Dhaiva, pun mengenai si empunya yang masih berada dibawah selimut. Gadis itu masih memejamkan matanya, seolah tak terganggu dengan silau dan gerah di depan. Ah, panasnya suhu udara Depok di pagi hari kali ini tak terasa, karena sejak Subuh tadi Ia kedinginan. Dhaiva demam, seluruh tulang dan persendiannya terasa ngilu. Tiba-tiba Ia sakit hari ini.
Kalau sudah sakit begini, biasanya Dhaiva akan memperparah diri sendiri, karena enggan beranjak untuk makan apalagi meminum obat. Apa daya? Dhaiva yang jarang sakit itu tak terbiasa mengurus diri sendiri saat kondisinya menurun.
Sebetulnya bisa saja Dhaiva meminta bantuan seseorang, Rendy misalkan. Biasanya Ia akan sangat cepat tanggap membelikan ini itu, bahkan merawat Dhaiva sampai agak sembuh. Namun Dhaiva urung menghubunginya sejak percakapan mereka yang terakhir kemarin sore, soal Rendy yang ingin menarik jarak dari Dhaiva.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com