webnovel

Diversion

DOONG..... DOONG.....

terdengar suara klakson dari lokomotif yang menggema disekitar area kereta,kereta terus melaju tanpa melambat sedikitpun,nampak Mutsuki yang berada di gerbong paling belakang sedang menikmati makan malamnya berupa Onigiri tuna,

"oi.... kenapa polisi ikut dikirim kemari?"tanya seorang tentara

"aku tidak tahu mereka hanya menyuruh kami untuk ikut berjaga"ucap Mutsuki"inikan tugas senior Kandou kenapa harus aku yang terlibat"batinya sambil ia mengunyah nasi onigiri itu,

"Mutsuki kau menjatuhkan ini"ucap Jun yang muncul dari balik pintu gerbong dengan sebuah Revolver milik Mutsuki di genggamanya,

Mutsuki yang melihat itu dengan cepat langsung berdiri dan mengambil Revolver miliknya,"maafkan aku"ucapnya sambil menaruhnya kembali kedalam sarung pistolnya,

"kau sangat ceroboh Mutsuki,pantas saja Kandou selalu memarahimu"ucap Jun

sementara itu disebuah gedung yang berada disamping rel yang akan dilalui kereta itu,nampak seorang pria sedang berdiri di pinggir rel kereta dengan maksud yang aneh,

DOONG.....! suara klakson kereta mulai menggelegar menandakan kereta sudah dekat,pria itu lalu berdiri dan memasang posisi siap berlari dan secara tiba-tiba saat kereta sudah berjarak 4 meter dari jaraknya dia dengan sengaja menabrakan dirinya kekereta hingga membuatnya terpental dan kereta sedikit terguncang,

membuat kereta itu terpaksa berhenti di tengah rel,

"sersan ada seorang tertabrak kereta"ucap seorang anggota yang berasal dari gerbong depan,

"apa! semua pasukan bersiap di posisi aku akan mengecek ke bagian depan hei kau siapa namamu? musumi?"

"Mutsuki sersan"ucap Mutsuki

"ikut aku"

namun saat Mutsuki mau berjalan mengikuti sang sersan dengan percaya diri Jun menggantikan Mutsuki dengan alasan bahwa ia masih sangat junior untuk ikut sersan yang mendengar hal itu tidak memperdulikanya dan terus berjalan,

"cih.... senior bajingan"batin Mutsuki ia lalu kembali duduk dan bersandar disalah satu peti kemas,awalnya suasana berjalan tenang namun semua berubah ketika gerbong depan secara tiba-tiba meledak tanpa alasan,dan membuat seisi ruangan panik,

"apa yang terjadi?"tanya Mutsuki,ia lalu diberikan senjata api bertipe submachine gun dan disuru bersiap,sedangkan 2 orang nampak berjalan kearah gerbong depan,

"semuanya bersiap diposisi tangan dipelatuk"ucap seorang kapten,

Mutsuki yang mendengar hal itu hanya menurut mengikuti aba-abanya,

"bagaimana keadaan disana apa baik-baik saja?"tanya sang kapten lewat walkie talkie kepada anggotanya tadi yang berjalan keluar

"negatif semua disini berantakan hancur Sersan tewas banyak mayat disini,"

tiba-tiba saja sebuah suara teriakan terdengar dari depan dan membuat sambungan walkie talkienya terputus, seketika suasana sunyi yang terdengar hanyalah suara dari kobaran api,

"tet.... lapor pak kami berhasil mengirim sinyal bantuan"ucap sang anggota yang tiba tiba terdengar dari dalam walkie-talkie miliki sang Kapten,

"laporkan situasi"

"situasi gawat, Koichi berhasil dicincang,dan sekarang aku kehilagan kaki kanan ku,"

"apa maksudmu dicincang"

"hah dia datang, AAAHHHHHH!!!!"teriak sang anggota yang teriakanya terdengar sampai gerbong belakang,tiba-tiba tanpa aba-aba badan dari anggota tersebut secara keras mendobrak pintu dan membuatnya tergeletak begitu saja,

seorang tentara lalu menghampiri mayat temanya itu,

"wau..... nampaknya kalian membawanya"ucap Roku yang nampak menggunakan topeng berukir tengkorak harimau,ia nampak berjalan dengan didampingin Nakutsu di sebelahnya,

Nakutsu lalu memukul kepala Roku dan membuat topengnnya terlepas ia lalu menginjak topeng itu hingga hancur,"tidak perlu melakukan itu tidak akan ada saksi mata"ucap Nakutsu,

"menyebalkan"ucap Roku,ia lalu mencharge ulang senapanya dan saat dia sudah memegang pelatuknya sebuah tembakan melesat mengenainya dan membuatnya terpental hingga ke gerbong depan,

Nakutsu yang melihat itu dengan cepat mengambil kapaknya dan membelahnya menjadi dua,

"lenyapkan dia!"ucap sang kapten sambil menembaki Nakutsu disusul oleh anggotanya namun naas baru sebentar dia berbicara kepalanya dengan keras terkena lemparan kapak milik Nakutsu dan membuatnya langsung mati seketika

SEMENTARA ITU DI GERBONG DEPAN,

"huh.... itu hampir saja"ucap Roku yang terduduk dan memegangi perutnya yang tertembak tadi"ia lalu mengambil peluru yang penyok itu dan membuangnya,

"perlu bantuan?"

"ya terima kasih Ala...."seketia Roku terdiam ketika yang menanyai dirinya adalah seorang wanita," Minori-san"ucapnya

"lama tak berjumpa Roku"jawab Minori seorang wanita yang memiliki rambut coklat yang dikuncir ekor kuda,ia nampak membawa sebuah Katana di pingganya

"oi... apa aku terlambat...."ucap Alan yang baru datang setelah tadi ia menabrakan dirinya ke kereta,"kenapa ada Haruka disini!"ucap Alan yang terkaget melihat Minori berada diatas kereta,

"kau baik-baik saja Alan?"tanya Minori

"ya aku baik-baik saja hanya saja rahangku sedikit patah jadi aku harus mengganti beberapa baut dan mur terlebih dahulu tadi"

Roku lalu berdiri dan menepuk-nepuk celananya yang penuh dengan debu,"nampaknya aku harus membantu Nakutsu, Minori-san"

"tidak usah dia bisa sendiri kok"ucap Minori

sementara itu di gerbong belakang,

"kenapa mereka lama sekali sih!? "ucap Nakutsu yang nampak mulai kesulitan menghadapi para tentara,walaupun ia berhasil membunuh mereka 1 demi 1,

Gerbong depan,

"eh panggilan dari Nakutsu?"ucap Alan ia lalu mengangkat panggilan itu lewat walkie talkienya,"ya.... ada apa"

"ADA APA!!! kau bilang ada apa,oy aku ini sedang dikeroyok dan dimana kalian kenapa lama sekali!?"ucap Nakutsu

"Ara~ara nampaknya ada yang perlu bantuan disini"ucap Minori yang mendengar suara Nakutsu

"sebentar..... kenapa ada suara kakak disini"ucap Nakutsu

"ya.. kami kesana,ada Haruka-san disini"

"apa! kenapa ada dia,siapa yang mengi-"belum selesai Nakutsu menyelesaikan percakapanya Alan malah sudah menutup sambunganya,"ayo Roku-san kita bersenang-senang"ucap Alan sambil mengambil beberapa dart yang akan ia gunakan sebagai senjata,

"kau ikut Minori-san?"tanya Roku

"aku sedikit malas,kalian saja"jawabnya

Roku lalu mengubah senapanya menjadi tipe Assault Rifle,ia lalu melihat Alan dan memberikan sebuah kode,Alan lalu berlari kegerbong belakang melalui pinggir gerbong sedangkan Roku melalui pintu tengah,

"aku pergi dulu"ucap Roku ia lalu masuk ke medan pertempuran dan menembak satu persatu tentara yang menembaknya,ia lalu menghampiri Nakutsu,

"kau baik-baik saja kawan"

"aku baik-baik saja,waktu kita tak banyak bantuan akan datang dalam 30 menit,"ucap Nakutsu,

"baiklah kita gempur mereka lalu-"

BOOOM! sebuah ledakan terjadi sekali lagi,dan membuat mereka berdua terguncang,Roku lalu menaikan sedikit kepalanya dan melihat Alan yang sedang melempari seisi gerbong dengan dart miliknya yang dapat meledak,

"ALAN!!"panggil Roku Alan lalu melihat kearah mereka berdua"jangan lupakan kami,"

"oh maaf,"Alan lalu mengganti dartnya ke dart yang dapat menembus otot

SEMENTARA ITU DARI SUDUT PANDANG MUTSUKI

"sial... mereka pasti Settler"ucap Mutsuki yang terus berlari ke gerbong belakang,ia lalu menelpon Kandou yang saat itu sedang menghadiri rapat,

"ada apa Mutsuki aku sedang rapat"ucap Kandou

"Senior mereka datang...."

"mereka siapa?"

"pria dengan senjata aneh yang futuristik dan kelincahan yang diluar nalar,"

"tunggu maksudmu"

"iya para Settler telah datang, sepertinya mereka mengincarku"ucap Mutsuki

"oke tenang tarik nafas dalam-dalam lalu buang,dengar kau harus bisa bertahan oke,aku akan datang secepatnya ada berapa tentara disana?"

"ada 30 lebih personil dan terus berkurang seiring waktu,"ucap Mutsuki yang ketakutan,tak berselang lama para trio wunder pun berhasil menembus pertahanan gerbong demi gerbong hingga mereka sampai digerbong paling terakhir,

"habisi mereka!"teriak seorang kapten yang disusul oleh beberapa tembakan,Mutsuki yang nampak bersembunyi dibalik salah satu peti kemas melihat pintu kereta yang terbuka lebar,

ia lalu mengendap-endap kearah pintu kereta itu namun disaat dia mencoba kabur sebuah bayangan masa lalu kembali terputar diotaknya, bayangan tentang ayahnya yang rela menjual adiknya demi keamanan diirinya sendiri,

"Aku bukan pengecut seperti bajingan itu!"ucap Mutsuki ia lalu mengambil kembali senjatanya dan berdiri dengan tegak sambil mengarahkan senjatanya kearah Roku,

ia lalu menekan pelatuknya dan membuat butiran-butiran peluru kecil melesat kearah Roku namun naas ketika semua peluru itu sudah mendekati Roku sebuah tangkisan menangkis semua peluru itu,

"hati-hati"ucap Nakutsu

Mutsuki lalu mengambil sebilah combat knife dari kantongnya dan berlari kearah Nakutsu,"rasakan ini"batinya ia lalu menuppercut Nakutsu hingga membuatnya sedikit terpental dengan luka sayatan di dagunya,

"boleh juga"ucap Nakutsu

"perlu dibantu?"tanya Alan yang masih sibuk melempar dart-dart miliknya kearah tentara yang melawan,

"tidak perlu"ucap Nakutsu sambil mengelap noda darah dibawah dagunya,

"kalian para setler"ucap Mutsuki

"oh.... jadi kalian memanggil kami seperti itu"

"mahkluk apa kalian?"

Nakutsu lalu berlari kearah Mutsuki pertarungan satu lawan satu pun tak terelakan,Nakutsu yang menggunakan kapaknya dan Mutsuki menggunakan commbat Knife miliknya,awalnya Mutsuki dapat menguasai pertarungan dengan tingginya yang hanya 165 cm ia dapat dengan lincah menusuk Nakutsu dengan cepat namun suasana berubah ketika Nakutsu sudah menyatuka kembali kapaknya menjadi satu sebuah kekuatan luar biasa muncul,

Nakutsu lalu mengayunkan kapaknya kearah Mutsuki, Mutsuki yang menyadari hal itu dengan cepat langsung menghindarinya,ia lalu melompat keatas kapak Nakutsu dan dengan kencang menendang kepala Nakutsu dengan sangat kencang,

Nakutsu pun terpental mundur,Mutsuki lalu sedikit lega namun secara tiba-tiba Roku yang tadinya berada dibawah sekarang sudah berada di atas Mutsuki persis sambil mengarahkan senapanya yang sudah ia ganti ke mode shotgun,

"sial"batin Mutsuki,

Roku lalu menekan pelatuknya sebanyak 4 kali dan mengakibatkan Mutsuki tertembak dan terjatuh keatas lantai kereta,dengan penuh luka ia lalu menaikan sedikit kepalanya betapa terkjutnya ia ketika melihat tangan kananya penuh dengan luka tembakan,

"nampaknya aku akan berakhir disini Alice"batin Mutsuki ia lalu perlahan memejamkan matanya dan ia melihat Alice adiknya sendiri yang sedang duduk disalah satu peti kemas,

"jangan menyerah Kakak,Alice akan selalu mendukun kaka"ucap Alice yang suaranya perlahan terdengar,

Mutsuki yang mendengar hal itu seketika terbangung"Alice..."ia lalu mencoba menggapai Revolver miliknya yang berada di ikat pinggangnya,karena tangan kananya yang sudah tidak bisa digerakan ia lalu mencoba mengambilnya dari dalam sarung pistolnya,

"jadi itu yang terakhir"ucap Roku sambil mengangkat sebuah peti kemas

"yap... semuanya sudah habis,"

"semua tanda sudah disebar? oi Nakutsu"panggil Roku

"kakak kenapa kemari?"ucap Nakutsu yang nampak kesal ketika melihat Minori berada di tahun ini,

"apa kau tidak senang kakak mu datang?"tanya Minori

"yap benar sekali 100% tidak senang jadi sekarang pulanglah"jawab Nakutsu

Alan yang mendengar pertanyaan Roku yang tak dijawab hanya tersenyum menahan tawa"semua tanda sudah disebar.... kau pasti kesal kan pertanyaanmu tidak dihiraukan oleh Nakutsu?"

"cih..... memangnya aku si kepala besar"ucap Roku,

tiba-tiba sebuah peluru melesat hampir mengenai Roku,dan membuat mereka semua berpaling kearah Mutsuki yang nampak sedang memegang Revolver miliknya dengan tangan kirinya,

dengan tubuh yang berlumuran darah,tangan kananya yang sudah setengah hancur tidak membuatnya lemah,

"kalian...."ucap Mutsuki dengan nada pelan,"sial.... satu tembakan lagi maka tangan kiriku akan patah"batinya,

Roku yang melihat itu hanya tersenyum ia lalu menghampiri Mutsuki dan membisikanya sesuatu,

"kau tidak akan mengetahui siapa kami"ucap Roku ia lalu menarik pelatuk senapanya dan membuat Mutsuki sekali lagi tertembak,

"uhuk-uhuk"batuk Mutsuki yang sudah mulai mengeluarkan darah, ia lalu secara perlahan tersungkur ketanah dan pingsan secara perlahan,Roku yang melihat hal itu dengan santai memberikan kode kepada 3 temanya itu,mereka pun lalu pergi secepatnya dari lokasi kejadian, meninggalkan Mutsuki yang pingsan dan sudah terluka parah di puing-puing kereta itu.

Chapitre suivant