Katsuragi lalu berlari ke arah Takano dan mengayunkan Naginata miliknya, Takano lalu melompat menghindar dan membuat Naginata itu tertancap di atap mobil yang tadi ia pijak,
parkiran yang luas membuat pertarungan mereka semakin mendebarkan,Takano yang terus menghindar sedangkan Katsuragi yang terus menerus menyerang tanpa henti bahkan ia sempat 2 kali mengganti bilah Naginata miliknya,
"kau bajingan"ucap Katsuragi yang kesal
"dalam menggunakan senjata kau harus harus fokus"ucap Takano sambil menangkis dan menghindar dari ayunan Naginata milik Katsuragi
"berisik kau!"
"pertama fokus pada pernafasan kedua fokus terhadap lawanmu dan ketiga fokus terhadap sekitar,bayangkan senjatamu itu adalah bagian tubuhmu"ucap Takano
"berisik kau! kau bukan ayahku"ucap Katsuragi
Takano lalu tersenyum dan melompat mundur dan secara perlahan memutar-mutar Katananya menunjukan bahwa dia sudah serius"maju sini anak muda"
Katsuragi lalu berlari kearah Takano dan mengayunkan Naginatanya kearah Takano namun dengan mudah Takano dapat menghindar bahkan berhasil menendang kepala Katsuragi hingga membuat fokusnya sedikit pudar,
Takano lalu menebas Katsuragi beberapa kali hingga membuat armor dada miliknya retak,"kau masih sanggup bermain nak?"tanya Takano ia lalu melesat dengan cepat ke belakang Katsuragi,
"sial!"batinya ia lalu mencoba menangkis namun senjatanya yang berat membuat gerakannya menjadi sedikit lambat,ia lalu memejamkan matanya dan..
Slashhh.....
Takano berhasil melayangkan tebasan dengan cepat,Katsuragi lalu membuka matanya dan melihat Sabrina berdiri dengan mulut mengeluarkan darah dan punggungnya yang nampak terkena tebasan,
"Ka-chan"ucap Sabrina sambil tersenyum ia lalu terjatuh dipelukan Katsuragi tak sadarkan diri,
"tenanglah dia masih bisa hidup"ucap Takano sambil terkekeh ia lalu berjalan menjauh dari Katsuragi dan Sabrina sambil tertawa,
"Natsumi!! medis!! ada yang terluka!"teriak Katsuragi memanggil tim medis,ia lalu memeluk Sabrina dan menatap kepergian Takano dengan penuh dendam dan tentunya penuh amarah,
Sementara di lantai atas
tring!
"awas Yuka!"teriak Zhin
Yuka yang mendengar hal itu dengan cepat langsung menghindari tebasan dari Dinata,
"paman! kenapa paman menyerang kami?"tanya Yuka
"suatu hari kau akan mengetahuinya Yuka"jawab Dinata yang terus menerus menyerang Yuka namun anehnya dia menyerang dengan kekuatan yang setengah-setengah, sementara mereka berdua bertarung nampak Zhin yang kesusahan menghadapi Tetsuo dan tembakan peluru dari Viktor yang entah berada dimana,
"serahkan targetnya Zhin"ucap Tetsuo
"kata-kata film"ucap Zhin"tak berarti"ia lalu mengambil meja dan melemparnya ke arah jendela guna menutupi pandangan Viktor terhadap dirinya ia lalu berlari dan berhasil menendang kepala Tetsuo namun Tetsuo dengan keras mengayunkan pedangnya hingga membuat lengan kanan Zhin terluka,
"taktik bodoh"ucap Tetsuo
"hehehe"ucap Zhin sambil membalut tangan kananya menggunakan sobekan sofa yang berada didekatnya,"permainan baru dimulai"Zhin lalu berlari dan menghunuskan Naginata miliknya kearah Tetsuo,
Tetsuo lalu menangkisnya hingga membuat Naginata itu tertancap ke lantai namun entah rencana apa yang Zhin rencanakan ia lalu menekan Naginatanya hingga membuatnya seperti galah dan melompat tinggi lalu mengunci leher Tetsuo menggunakan kakinya dan memutarnya hingga membuat Tetsuo terlempar jauh ke dinding,
"hah.. hah.. hah.. tangkas juga dia"batin Tetsuo ia lalu mencoba fokus dan disaat dia fokus dia terkaget ketika melihat Zhin sudah berlari kearahnya dengan Naginata miliknya terarah ke jantungnya,ia lalu dengan cepat mengambil pedangnya dan menanngkisnya namun karena dia belum siap,tubuhnya terdorong hingga menembus dinding ke apartemen dibelakangnya dan tersungkur dilantai,
Zhin lalu berjalan perlahan sambil menenteng Naginatanya,
Tetsuo lalu mencoba berdiri,
"sekarang siapa yang bodoh?"ucap Zhin sambil menatap Tetsuo dengan mata dinginya,
angin malam berhembus ke apartemen itu dan membuat gorden-girdenya berterbangan membiarkan cahaya bulan menyinari tempat itu,Tetsuo lalu memberikan kode kepada Viktor menggunakan tanganya yang terlihat dari jendela,
"boleh juga kau"ucap Tetsuo sambil memasang posisi menyerang,
mereka berdua lalu saling berhadapan satu sama lain layaknya disebuah manga,
"AAAHH!!!"teriak Yuka sambil mengayunkan kedua Katana miliknya kearah Dinata dengan membabi buta,
"kau masih harus banyak belajar Yuka"ucap Dinata sambil menghindari setiap tebasan yang Yuka ayunkan,ia lalu menginjak salah satu Katana milik Yuka dan menendang lurus Yuka hingga membuatnya terdorong mundur hingga ke depan pintu kamar Ayumi yang sudah sedikit hancur,
"aduh...."ucapnya ia lalu melihat Dinata mengangkat sebuah TV dan melemparkanya kearah Yuka,Yuka lalu dengan cepat langsung menunduk dan membuat TV itu terlempar melewatinya dan mengenai pintu hingga membuatnya jebol,ia lalu menengok kedalam,
"kalian tidak apa-apa?"tanya Yuka
Naoto yang sedang memeluk keluarganya itu lalu memberikan thumbs-up kepada Yuka menandakan mereka baik-baik saja,
"baguslah hummphh-!!!!"Yuka lalu dicekik oleh Dinata dan melemparnya kearah dapur,ia lalu berjalan masuk dan melihat Naoto sedang memeluk Ayumi dan Eri,
"jangan coba-coba kau menyentuh keluargaku"ucap Naoto yang berdiri sambil menggenggam sebuah lampu tidur sebagai senjata,
Dinata lalu tersenyum ia lalu berjalan mendekati Naoto dan mengangkat Mandaunya tinggi-tinggi ia lalu mengayunkannya kearah Naoto,Naoto yang melihat itu lalu bergegas memukul balik,
namun hal itu sia-sia,sebuah Katana nampak menangkis serangan keduanya,Dinata lalu terkaget ketika melihat orang yang menangkisnya adalah Yuka,
"Taka-san sudah mengajariku banyak hal"ucap Yuka dengan terbatuk-batuk mengeluarkan darah dari mulutnya,ia lalu menendang Mandau milik Dinata dan memukul perut Dinata hingga membuatnya terpental keluar ruangan,
"bukankah paman dulu juga mengajariku tentang satu hal"ucap Yuka berjalan keluar ruangan,ia lalu menepuk-nepuk tangan kananya"wajah boleh manis namun kekuatan tidak boleh manis"
Dinata lalu berusaha berdiri dari balik puing-puing ruangan,"baguslah kau banyak belajar,"ia lalu memasang posisi siap bertarung,ia lalu berlari kearah Yuka dan mencoba meninjunya namun Yuka yang lihai dapat menghindarinya,
"terlalu lambat"batin Yuka tanpa dia sadari sebuah tendangan mendarat didadanya dan dengan keras Dinata meninju kepala Yuka lalu memukul perutnya berkali-kali,ia lalu menendangnya menjauh,
"maaf kalau aku kasar Yuka,aku tidak punya banyak pilihan"ucap Dinata
"uhuk-uhuk, paman kira aku akan semudah itu dikalahkan?"Yuka lalu berdiri namun malah tersungkur kelantai,ia lalu mencoba berdiri lagi dan membatukan darah dari mulutnya,
"sudah cukup Yuka"ucap Dinata memperingati Yuka
"paman ki---"tiba-tiba Yuka tersungkur ketanah tak sadarkan diri,
"dia benar Yuka"ucap Takano ia lalu mengangkat Yuka dan menaruhnya di sofa yang sudah sedikit rusak,
"kau belum memberitahunya?"tanya Dinata ia lalu mengambil Mandau miliknya yang tergeletak di atas lantai
"itu urusanku,bukan urusanmu"jawab Takano sambil mengeluarkan Katananya,
mereka berdua lalu berlari sambil mengarahkan senjata mereka kearah satu sama lain,namun BOOOM!!!!tiba-tiba sebuah roket lanucher meledak diruangan sebelah mereka,
"apa itu"ucap Dinata
Takano yang melihat fokus Dinata teralihkan dengan cepat langsung menendangnya kearah jendela hingga membuatnya terlempar keluar gedung,ia lalu melihat salah satu anggota mengarahkan rocket-launcher itu kearahnya,
"sial!"ia lalu dengan cepat memeluk Yuka erat-erat dan BOOM!!!lantai yang mereka pijak runtuh,mereka lalu terjatuh bersama,Takano lalu melepaskan pelukanya setelah mereka mendarat di lantai bawah,
"tolong!!!"teriak Naoto yang terlihat sedang menggapai Ayumi yang terjatuh,
"ZHIN!!!"teriak Takano,namun Zhin tak kungjung datang,ia lalu berlari memanjat puing-puing dan membantu menarik Ayumi bersama Naoto,
"ada apa?"tanya Zhin yang baru datang dari ruangan sebelah dengan kedua telapak tanganya berlubang dan sebuah patahan pedang tertancap di punggungnya"aku butuh perban"ucap Zhin
"kita mundur terlebih dahulu"ucap Takano
Zhin lalu mengagguk,ia lalu mencabut patahan pedang yang tertancap di punggungnya dan menghampiri Peter yang masih terduduk dengan kaki beberapa puing-puing disekitarnya,
Takano lalu turun untuk menghampiri Yuka namun secara bersamaan seorang Kanselir datang menghampirinya,membuatnya kembali waspada
"tunggu.. aku datang bermaksud membantu"ucap Yesox ia lalu melempar sebuah lencana kepada Takano,
Takano yang melihat itu seketika tersadar,
"lama tak bertemu senior"ucap Yesox
"tunggu kenapa kau ikut ini,dan kau merubah penampilan?"ucap Takano
"ceritanya panjang, oh iya dan ini bukanlah wajah asli ku"ucap Yesox sambil mencubit-cubit wajahnya,"kita tidak punya banyak waktu,pergilah ke selatan disana cukup aman,aku akan mengulur waktu,"
"terima kasih"
"namun ingatlah kita ini masih musuh,"sambung Yesox
Takano lalu mengambil serpihan kaca dan melemparnya hingga mengenai kaki Yesox,"kita masih musuhkan?"Takano lalu mengangkat tubuh Yuka dan menggendongnya pergi,sementara Yesox hanya tersenyum,
"lihat saja nanti"batin Yesox,Takano dan kawan-kawan lalu pergi meninggalkan tempat itu secara diam-diam,mereka melewati beberapa anggota yang berjaga disektar itu,
sementara itu di apartemen,
Nampak amarah terpancar di wajah Ryuko namun dia tetap menjaga sifat pendiamnya berbeda dengan Tetsuo yang kehilangan 1 jari telunjuknya ia nampak marah dengan memukuli meja yang berada didepanya,
"kurang ajar!"bentak Tetsuo
"kau sudah enakan?"tanya Natsumi yang datang sambil membawakan air hangat,
"belum... aku kehilangan jari telunjuku,dan misi ini gagal total,"ucap Tetsuo yang seketika menjadi tenang,ia lalu melihat Katsuragi yang nampak marah namun ia mengalihkan amaranya dengan menggigiti kuku tanganya,
"berapa personil yang tersisa?"tanya Yesox yang nampak berjalan menggunakan sebuah Walker,
"anggota yang tersisa sekarang adalah 3000 personil pak dan yang berada di masa depan masih ada 40000 personil,"ucap seorang gadis berkaca mata,
"huh.."Yesox lalu menghela nafas, ia lalu duduk diatas sebuah puing-puing
ia lalu menatap langit malam yang gelap dan kembali menghela nafas,
sementara itu anggota yang lainya sedang menyiapkan sebuah sabotase agar kerusakan gedung ini diakibatkan oleh hal lain.