webnovel

Pesta dan Pertemuan yang Tidak Diinginkan

Kediaman salah satu bangsawan tengah ramai, sebuah pesta tengah diadakan di sana. Para pria dan wanita sibuk bercengkrama dan menari di lantai dansa. Bangsawan ternama turut serta, tentu saja untuk bergabung di pesta. Pintu ruangan terbuka pasang mata menatap sepasang sosok yang telah menjadi sorotan. Duke Alastair Dax Salvador hadir dengan sang tunangan⸺tentu saja, earl muda Silvester yang cantik jelita menemaninya.

Para kaum hawa menatap iri melihat ketampanan Alastair ketika beranjak dewasa, manik keperakan tajam dan dingin seolah menghipnotis. Tubuhnya tak lagi kecil,kurus, dan pendek. Benar-benar mirip dengan sang ayah kala muda⸺begitu tutur mereka. Terlebih malam ini setelan hijau berpadukan dengan putih ia kenakan dan cravat yang memberikan kesan elegan dan mewah, rambut pirang platinanya ditata ke belakang dengan poni sedikit menjuntai.

Kaum adam pun tentu turut menatap earl Silvester yang berparas jelita dengan sirat memuja, bagaimana tidak⸺gadis berkulit putih porselen, bibir merah merona serta manik emerald gelap malam itu tampak seperti sebuah boneka. Gaun hijau senada dengan setelan milik Alastair, lengan rendah dan surai keemasan miliknya dicepol dan dibiarkan terurai di bagian depan. Semakin memberikan kesan anggun dan dewasa, poni hitam panjang yang selalu menutupi sebelah wajahnya selalu dibiarkan menjuntai.

"Kieran, kau sepertinya sangat terampil mengurus penampilan Nonamu dibandingkan para maid."

Kieran mengulum senyum bangga. Tentu saja, ia harus bisa mengurus penampilan nona mudanya, berbeda dengan Darcel yang tidak terlalu kesusahan mengurus penampilan Alastair karena ia seorang laki-laki. Berbeda halnya dengan Dracella yang seorang wanita, ia perlu menjadi cantik, selalu cantik. Salah satunya dengan berhias dan berdandan. Karena itu Kieran merasa sedikit besar kepala dengan keahlian yang cukup membanggakan dimilikinya.

Yah, karena hal berias seperti ini jarang dimiliki oleh seorang butler pria.

"Oh Duke Salvador, apa kabar? Senang bisa bertemu dengan anda."

Seorang pria berambut hitam klimis dan manik biru terang menghampiri pasangan yang menarik perhatian setiap mata, Dracella memperhatikan pria tersebut dan melirik Kieran. Menerima kode dari sang nona, ia pun mengangguk dan tersenyum kecil.

Ya, tidak salah lagi jika tidak salah dia adalah Duke Kaleid dari kerajaan seberang. Salah satu sahabat Salvador yang mengenal baik kedua keluarga tangan kanan kekaisaran Velduria.

" Duke Kaleid, saya merasa terhormat dapat bertemu dengan anda. Maaf ketidaksopanan saya karena tidak menyapa anda terlebih dahulu,"ujar Alastair sembari tersenyum ramah dan membungkuk sopan. Sekeji apapun mereka. Baik, Alastair maupun Dracelle⸺keduanya masihlah tetap seorang bangsawan, dan mana mungkin mereka yang terpelajar tidak tahu bagaimana cara beretika.

"Tidak apa, kau sedang sibuk berbincang dengan tunanganmu yang cantik ini. Bagaimana bisa kau menyadari tatapan seisi ballroom, Duke,." gurau duke Kaleid, pria paruh baya itu tertawa jenaka. Dracella bahkan ikut tersenyum ramah dan sedikit menghangat melihat pria itu. Ia seolah melihat sosok ayahnya yang selalu memandang siapapun dengan sirat jenaka dan ramah⸺persis seperti sosok pria tampan berkepala lima itu.

"Maaf atas ketidaksopanan saya karena telat memperkenalkan diri Duke Kaleid. Perkenalkan saya Dracella Lux Silvester," kata gadis bersurai keemasan yang masih tersenyum ramah dan hangat. Ia mencoba mengimbangi sang tunangan dan lawan bicaranya.

"Duke, kau memiliki permata terindah di Velduria. Seorang WaforSilvester dan gadis baik sepertinya⸻pantas membuatmu tak mengalihkan pandangan. Untung saja kau cepat tanggap, mungkin jika tidak putraku Delice yang akan mendapatkannya," balas Kaleid masih tetap tertawa, sementara Alastair merasa bangga karena memang dirinya bisa mendapatkan apa yang diinginkan setiap pria di kerajaan mereka.

Kemudian selepasnya mereka berbincang, dan Dracella meminta izin kepada keduanya untuk mengambil minum, sehingga kini tinggal dirinya seorang dengan segelas minuman di tangan. Kieran baru saja diperintahkannya untuk keberadaan Fraud. Lama-lama ia merasa tidak dapat mendiamkannya lebih lama. Sehingga ia memilih untuk bergerak cepat sebelum segalanya memburuk.

"Bukankah itu Earl Silvester? Ah, jadi ini salah satu tangan kebanggan ratu dan tunangannya duke Salvadore."

"Seorang Earl yang merebut tunangan orang lain, bukankah nona Veronica sangat kasihan karena harus terpuruk dan mengurung diri karena duke meninggalkannya."

"Mungkin benar, dia adalah seorang yang kejam sampai-sampai dapat melakukan hal seperti itu, aku dengar nona Veronica bahkan sangat baik dan ramah meskipun dirinya bersikap dingin dan kasar."

"Bahkan ada rumor dia memberikan tubuhnya sukarela kepada duke agar dapat menjadi tunangannya"

Hatinya mulai memanas, telinganya pun ikut terasa terbakar. Sayangnya ia harus tetap tenang, menunggu sampai saat yang tepat. Dan benar mungkin Tuhan sedang berbaik hati, iris krimson Dracella menangkap sosok gadis bersurai senja dengan gaun mewah berhiaskan mutiara dan pita.

Tidak ingin menunggu lebih lama Dracella memilih melangkah menyusul gadis yang berhasil membuatnya naik pitam. Raut dingin dan cantik itu penuh dengan kebencian.

'Siapa yang merebut tunangannya.'

'Siapa yang kejam dan kasar.'

'Dan apa harga dirinya serendah itu hingga memberikan tubuhnya.'

Mereka seenaknya, selalu bertindak sesukanya. Dracella menggenggam erat gelas di tangannya bahkan hingga tak sadar muncul retakan. Cairan kental kemerahan mulai mengalir membasahi sarung tangan bordir miliknya.

"Wah, aku yakin duke belum sempat menjelaskan kejadian sebenarnya … tentang apakah rumor itu benar atau tidak."

Suara lembut Dracella yang menginterupsi membuat setiap pasang mata di sana terbelalak, termasuk putri viscount Linford yang hampir melepaskan rahangnya karena terlalu terkejut.

'Oh … apa karena aku tidak terlalu menyukai pesta, jadi mereka berpikir aku tidak akan hadir? Sayang sekali,' itulah kata-kata yang terbesit di benak Dracella.

" E-Earl Silvester ..."

Chapitre suivant