"Kita kedatangan tamu atau mungkin akulah tamu kalian sebenarnya," ucap Zayn.
Iya ... dialah tamu sebenarnya. Melihat Adrian mengetahui nomor sandi pintu apartemen Rana, sangat jelas lelaki itu bukan tamu lagi bagi Rana.
Adrian yang terpaku beberapa saat di dekat pintu, berjalan menghampiri mereka.
"Maaf jika kehadiranku mengganggu kalian. Apa kabar, Zayn? Sudah lama kita tidak bertemu," ucap Adrian, sambil mengulurkan tangan.
Zayn menyambut tangan Adrian, "Kabarku selalu baik."
Untuk pertama kalinya mereka berjabat tangan, sejak pertama kali mereka bertemu enam tahun yang lalu. Mereka bertiga saling membisu, suasana canggung sangat terasa di anatara mereka.
"Aku akan ke kamar dulu, kalian mengobrolah!" ujar Rana, memecah kesunyian di antara mereka.
Harapan Adrian untuk bercinta dengan Rana malam ini, sirna. Padahal sejak tadi dia sudah membayangkan akan bercumbu dengan tubuh indah Rana yang berada dalam kuasanya. Benar-benar hari yang sial bagi Adrian!
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com