"Hukuman?" ulang Virna dengan nada terbata.
Pangeran Jeelian mengangguk.
"Hukuman apa yang aku terima darimu?" tanya Virna dengan perasaan was-was.
Pangeran Jeelian merunduk dan berbisik di telinga Virna.
"Hukuman karena sudah mengurungku di kamar mandi, dan memberikan hak ku setengah-setengah."
Virna beringsut mundur.
"Ka-kau mau apa? Jangan minta yang aneh-aneh, aku nggak mau!"
"Bukankah kau sudah setuju sebelum kau mengurungku?"
"Iya, tapi aku nggak mau melakukan sesuatu yang sekiranya nggak boleh kita lakukan sebelum menikah!" tegas Virna, dan kata-kata Pak Hanzie semakin keras terngiang di otaknya membuat Virna semakin kukuh untuk melawan.
"Kapan kau bawa aku ke tempat ustadz yang pernah kau katakan?"
"Eh?"
"Kenapa?"
"Hukuman yang kau maksud itukah?"
"Salah satunya."
Virna menghembuskan napas lega. Ia tadi sudah berpikir ke mana-mana, karena ia mengira hukuman yang dimaksud oleh Pangeran Jeelian adalah....
"Kau memikirkan apa?"
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com