Pangeran Jeelian yang melihat ada airmata di kedua mata wanita cantik setengah polos di hadapannya itu menjadi semakin merasa sesak.
Ia tidak suka menyakiti, apalagi melihat perempuan menangis karena dirinya, tapi mau bagaimana? Itu memang sudah ia pikirkan baik-baik dan ia yakin itulah keputusan darinya.
"Maafkan aku, aku memang pantas kau benci, Jasmine, tapi aku harus jujur padamu, sebuah hubungan tidak akan bahagia jika salah satu orang yang menjalani hubungan itu terpaksa."
"Kau bisa mencintai aku, ketika kau sudah melakukan hubungan intim denganku, Jeelian aku yakin itu, kau hanya ragu karena kau punya kelainan, bukan karena kau tidak mencintai aku!"
Putri Jasmine makin larut dalam ketidakpercayaannya karena tidak menyangka, Pangeran Jeelian bisa mengatakan itu semua padanya.
"Aku tidak mau merusakmu, jadi tanpa melakukan hubungan intim pun, aku tahu tidak mencintaimu, jadi sudahlah, tidak usah memaksakan diri."
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com