webnovel

PRIA JADI-JADIAN?

"Lepaskan aku!"

Virna meronta, ketika dalam gelapnya situasi kamar, tubuhnya ditindih oleh tubuh kokoh manusia, yang jika diraba, tubuh itu tanpa mengenakan pakaian!

Apa? Tidak mengenakan pakaian? Bagian atas atau keseluruhan? Berpikir sampai di sana, Virna semakin meronta, tapi semakin ia bergerak, semakin kuat tubuh itu menguasai dirinya.

Bahkan kedua tangannya dicekal oleh kedua tangan pemilik tubuh kokoh itu hingga Virna benar-benar terkunci, tidak bisa bergerak sama sekali.

"Jangan bergerak! Aku tidak bermaksud jahat pada orang yang sudah menolongku!"

Suara seorang pria terdengar. Suara yang sama seperti yang tempo hari di dengar Virna saat itu.

"Orang yang menolongmu? Maksudnya aku?"

Virna masih tidak mengerti apa sebenarnya yang dimaksud oleh suara pria itu. Ia masih berusaha meronta, tapi tetap saja tubuh kokoh itu mengurung pergerakan dirinya hingga ia seperti tidak bisa melakukan apapun.

"Iya, kamu. Aku kucing abu-abu yang kamu tolong itu," sahut pria itu kembali.

Kedua mata Virna terbelalak. Ia seperti tidak percaya, benarkah apa yang diucapkan oleh pria ini?

Kucing abu-abu yang ia tolong itu sekarang berubah menjadi seorang pria?

"Bee, ini benar kamu?"

Seperti terhipnotis, Virna memberikan pertanyaan itu pada pria tersebut. Mungkin saja sekarang ia sedang bermimpi.

Bermimpi ngaco, memeluk Bee, dan sekarang Bee justru berubah menjadi seorang manusia.

"Iya, ini aku Bee."

"Nggak mungkin!" pekik Virna, spontan.

Lagi, gadis itu kembali meronta, mencoba meloloskan diri dari cengkraman tubuh pria tersebut.

"Lalu, kau pikir aku siapa? Penunggu kost ini?"

Kembali pria itu berkata. Membuat jantung Virna berpacu demikian kencang.

Tidak! Ini bukan dalam mimpi. Ini nyata, dia terbangun dari tidurnya, situasi sudah mati lampu, hujan di luar begitu deras, dan kucing abu-abu yang dipeluknya berubah menjadi seorang pria! Lelucon apalagi ini? Mengapa ia jadi seperti orang gila sekarang?

"Kalau kamu memang Bee, kenapa kamu berubah jadi manusia? Kamu kucing jadi-jadian?"

Gemetar suara Virna saat mengucapkan kalimat tersebut. Kucing ini berubah jadi manusia? Bagaimana dengan wajahnya? Gantengkah? Atau justru buruk rupa?

Berpikir sampai di sana Virna jadi semakin berdebar. Bukankah tadi saat ia menyentuh, pria ini seperti tidak memakai pakaian? Poloskah? Seluruh tubuh? Atau.....

"Aku pangeran dari dunia fantasi. Duniaku berbeda dengan duniamu, aku terpaksa merubah diri menjadi seekor kucing, agar aku lolos dari kematian. Aku tidak memaksamu untuk percaya atau tidak, apa yang aku katakan, yang jelas, inilah kenyataannya. Aku juga tidak memaksamu untuk percaya, tapi izinkan aku untuk tetap di sini sampai luka di tubuhku pulih semua."

Suara pria itu kembali terdengar. Membuat fantasi Virna kemana-mana. Berkhayal, seperti apa rupa Bee sekarang? Sungguh, Virna jadi mulai penasaran, apa benar kejadian yang biasa ia baca dalam sebuah cerita fantasi ternyata sekarang dialaminya?

"Ya, udah! Oke, anggap saja aku percaya sama kamu. Tapi, bisakah kamu menyingkir dari atas tubuhku? Aku nggak bisa bangun. Lagian, apakah kamu sekarang nggak pakai baju?"

Virna jadi memberikan pertanyaan itu, meskipun sebenarnya seperti hal yang kurang ajar, jika ia mengatakan kalimat pertanyaan terakhir yang ia ucapkan tersebut.

Pria itu bergerak. Ia menggulingkan tubuhnya ke samping. Dan, Virna lolos dalam kungkungan tubuh kokohnya.

Virna segera bangkit. Tapi, ia kebingungan akan kemana ia dengan situasi gelap seperti sekarang?

Gadis itu mulai meraba mencari ponsel yang sedari tadi tidak ia temukan.

Dan, tanpa ia sengaja ia justru meraba bokong pria yang mengaku jelmaan Bee, si kucing abu-abu yang ditolongnya tersebut.

"Kamu, memegang apa?" protes pria itu sembari menggeser tubuhnya.

Spontan, Virna menarik jemari tangannya.

Astaga! Aku tadi megang apaan? Kayaknya megang bokong! Apa-apaan aku ini! Yang benar saja!

Virna bicara seperti itu di dalam hati, sembari beringsut mundur.

Jika pria jadi-jadian ini marah, karena ia sudah lancang meraba bokongnya, bagaimana nasipnya sekarang?

"Bee! Aku minta maaf! Aku nggak sengaja tadi, kamu lihat ponsel aku tidak? Kamu ngerti bahasa aku, kan?"

Virna buru-buru minta maaf, sebelum pria jadi-jadian itu marah padanya.

"Aku mengerti. Dari kemarin juga setiap kamu bicara aku selalu mengerti, kamu saja yang tidak bisa mengerti bahasaku," sahut Bee, dan suaranya seperti terdengar sangat dekat dengan posisi Virna, yang sekarang semakin beringsut mundur karena tersudut dengan situasi mustahil yang ia alami sekarang.

"Kamu, kenapa nggak pake baju?"

Kalimat yang paling tidak ingin ia ulang, kini ia ulang kembali karena jika benar yang ia raba tadi adalah bokong, berarti pria itu di hadapannya polos tanpa baju?

Astaga! Otak Virna yang polos ternodai gara-gara berpikir sampai di sana.

"Aku tidak punya baju."

"Jadi sekarang, kamu benar-benar polos tanpa pakaian?"

"Memangnya selama ini kamu memberikan aku pakaian?"

Virna menepuk jidatnya berulangkali. Benar-benar Bee, si kucing abu-abu itu. Ternyata, pria ini memang jelmaan Bee. Kucing yang setiap malam selalu ia peluk jika tidur.

Itu berarti? Tiap malam ia satu kasur dengan seorang pria? Memeluknya pula? Bah! Virna semakin stres menyadari dirinya tidak sepolos yang ia agung-agungkan selama ini.

"Bee, tolong jangan dekati aku dengan kondisi polos kamu itu, astaga. Kalau aku tau, kamu itu manusia tentu saja aku akan memberikan kamu pakaian, tapi apa enggak lucu, kucing pakai baju? Dan...."

Ucapan Virna terhenti ketika sepertinya pria yang mengaku jelmaan Bee itu membuat pergerakan.

"Bee, kamu ngapain?" tanya Virna khawatir pria jelmaan itu justru mendekatinya padahal kondisi tubuhnya saja tanpa pakaian seperti itu.

"Tubuhku sakit. Aku boleh istirahat, kan? Kamu, tidak usah takut. Meski aku bukan manusia, tapi aku tetap tahu balas budi. Aku tidak akan menyakiti seseorang yang sudah menolongku."

Pria jelmaan Bee itu kembali bicara. Ternyata pergerakan yang terdeteksi oleh Virna karena mereka di kasur yang sama, akibat lelaki itu membaringkan tubuhnya kembali.

Tubuhnya sakit? Benar. Bukankah Bee sedang sakit parah? Tapi kenapa dia berubah jadi manusia?

Perlahan, Virna mencari-cari selimut miliknya. Sudahlah. Daripada dia banyak berdebat yang nantinya membuat kucing jelmaan itu marah, lebih baik, ia membiarkan saja si kucing itu istirahat.

Virna menemukan selimut yang biasa ia pakai tidur, lalu hati-hati ia menyelimuti tubuh Bee agar tubuh polos itu tidak membuat mereka bersentuhan karena situasi gelap seperti itu.

Bee, sekarang jadi manusia. Apakah dia juga punya nafsu seperti manusia? Kalau nanti dia menyerang aku bagaimana?

Virna membathin, bingung apa yang akan ia lakukan sekarang. Melanjutkan tidur karena ia masih lelah, khawatir sesuatu yang tidak ia inginkan terjadi. Tapi, jika tidak tidur, ia takut besok tidak bisa bekerja karena lelah, dan nanti akan dihukum Pak Hanzie lagi.

Benar-benar pilihan yang sulit!

"Tidur saja. Kamu besok bekerja bukan? Aku tidak asal menyerang seorang wanita karena aku ingin melampiaskan nafsu. Aku seorang pangeran, aku terlatih untuk mengendalikan nafsuku!"

Kata-kata pria itu membuat Virna bengong. Bee jelmaan juga bisa tahu suara hatinya, kah?

Note: Sesuatu yang mustahil tidak akan mustahil terjadi jika Tuhan sudah berkehendak.

(Benarkah pria yang mengajak bicara Virna dalam situasi gelap gulita di kamar itu adalah Bee? Stay terus di sini untuk tahu kelanjutan ceritanya ya terimakasih sudah membaca)

Chapitre suivant