226
Satu tahun kemudian.
Udara kota Bogor memang tidak pernah berubah, selalu dingin walau sedang musim kemarau. Tempat yang dijuluki dengan kota hujan ini memang pantas menyandang sebutan itu. Sebab, kondisi alam tropis memang sangat mendukung.
Di sebuah rumah mungil bernuansa putih dengan polet biru yang berada di dekat kebun teh. Seorang wanita tengah bersiap memasak sarapan. Setelah pindah ke Indonesia, banyak perubahan yang dialaminya.
"Edward, Fayaaz, bangun! Sarapannya sudah siap." Wanita yang berteriak itu adalah Chiraaz.
Hening, tidak ada jawaban dari lantai atas. Chiraaz mulai kesal, lalu berjalan ke sana untuk membangunkan dua pria hebat yang sudah menjaganya. Edward dan Fayaaz nampak masih meringkuk di bawah selimut. Di tengah mereka, ada seorang anak berumur satu tahun juga ikut tidur pulas.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com