218
"Lepaskan!" Chiraaz mendorong tubuh Edward, lalu pergi begitu saja.
"Chiraaz, tunggu!" Edward mengekor dari belakang.
Mereka pulang menggunakan taksi. Sepanjang jalan Chiraaz terus menangis karena sangat sedih. Hatinya seakan ditumbuk sampai hancur oleh Eljovan yang ia pikir sedang cuti.
Chiraaz memang tidak ingin selamanya kembali. Tapi selama hamil sampai melahirkan, ia ingin ayah dari anaknya ada bersamanya. Tapi ternyata ayah dari anaknya, malah sedang bersama perempuan yang sangat dibenci olehnya.
"Chiraaz, sudah jangan menangis," kata Edward sambil meraih punggung tangan Chiraaz.
"Jangan menghiburku! Aku tidak mau dihibur, diamlah!" balas Chiraaz kesal.
Edward pun langsung diam, ia menjauhkan dirinya ke sisi jendela mobil. Tiba-tiba, Chiraaz mengambil barang dari tangan Edward. Ia membuka kaca mobil, lalu membuang semuanya keluar.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com