Sesekali Chiraaz dan Abian saling mencuri pandang. Abian terlihat tidak nyaman dengan kehadirannya, Chiraaz bisa merasakan hal tersebut. Sikap pria itu yang terus memberikan perhatian pada anak dan istrinya membuat hati Chiraaz panas terbakar cemburu.
"Ayah, aku pernah melihat tante itu," kata Chiara menunjuk Chiraaz.
"O yah? Di mana?" sahut Abian, ekor matanya melirik Chiraaz.
"Sedang membantu paman dokter di rumah sakit," jawab Chiara.
"Kamu pasti pernah lihat tante sayang. Karena tante bekerja di rumah sakit sebagai perawat," imbuh Chiraaz.
"Jadi, kamu perawat di rumah sakit Al-muhsin?" tanya Aletha.
"Iya Kak, aku bekerja di sana. Tapi, masih bergantian jadwal, belum jadi pegawai tetap," jawab Chiraaz.
"Oh oke, aku paham, Chiraaz. Kamu tinggal di mana?"
Chiraaz melirik Abian karena bingung menjawab. Jika ia mengatakan dirinya tinggal di apartemen. Jelas akan menimbulkan curiga di hati Aletha.
"Di kampung Tuzin, Kak," jawab Chiraaz asal bicara. Ia menelan ludahnya.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com