Ternyata Hara masih sama bawelnya, aku pikir dia sudah berubah.
Aku jadi ingin sekali menjitak kepalanya.
Aku mengurangi nasi yang ada di sendok, setelah itu kembali menyuapi Hara dengan sedikit makanan, seperti yang dia inginkan.
"Aku nggak mau ikannya." Ucap Hara yang lagi - lagi menutup mulutnya sambil menggeleng.
Anak ini benar - benar membuat darahku naik.
Pantas saja dia bilang lapar padaku, agar aku memberinya makan, setelah itu dia minta aku suapi agar dia bisa mengerjai ku.
Awalnya bilang jangan banyak - banyak, nasi sudah aku kurangi, malah bilang nggak mau pakai ikan.
Padahal biasanya dia paling suka dengan ikan, bahkan dia juga sering makan ikan tanpa nasi, kenapa sekarang dia bilang nggak mau ikannya?
Akhirnya aku habiskan ikan yang ada di atas piring, setelah itu aku kembali menyuapi Hara.
"Kok ikannya dihabiskan sama Kak Amaira semuanya?" Protes Hara lagi.
Aku masih menahan rasa sabar, karena aku harus tahu diri kalau Hara masih sakit.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com