Tuh kan, nggak cuma laki - laki yang yang berkedip saat melihatku,tapi perempuan juga.
Buktinya Ajeng dan Siska tak bisa berkedip, apalagi berkata - kata saat melihatku berjalan didepannya.
Mungkin mereka pikir kalau aku ini bidadari yang kesasar.
Aku juga tak tahu kenapa bisa nyasar sampai disini.
Aku duduk di bangku belakang Irfan, dan anehnya kenapa Irfan dan juga Arkan masih berdiri tegak mengawal ku.
"Kalian nggak ada kerjaan lain?" Tanyaku membuat Arkan dan Irfan gelagapan, Irfan langsung duduk disebelah ku sedangkan Arkan duduk di bangku guru.
"Pak, kan belum waktunya masuk." Protes Siska saat Arkan duduk di bangku guru.
"Oh iya, maaf. Kalau gitu saya permisi dulu." Ucap Arkan yang sepertinya sedang menahan malu.
Arkan terlihat linglung saat berjalan keluar kelas menuju keruangan nya, apa mungkin terhipnotis dengan cantik jelita ku?
Tapi kan sudah setiap hari kita bertemu, biasanya nggak gitu - gitu amat kalau melihatku.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com