webnovel

59. Kalung Fang Yun

Entah berapa lama Ye Shang tidak sadarkan diri. Ketika dia membuka  matanya yang dilihat sebuah ruangan yang familiar. Ternyata Dia berada di salah satu kamar di Rumah lelang. Atau kamar yang memang di tinggali olehnya.

Seluruh tubuhnya tetap utuh dan tidak ada kehilangan. Tidak ada rasa sakit ataupun cedera yang parah. Luka dalamnya juga sudah pulih. Tenaga nya juga sudah sudah kembali sedia kala.

Didalam ruangan ini selain dirinya juga ada seorang yang tertidur di sebuah kursi, tepatnya di bawah kaki nya. Dia adalah seorang gadis Puteri dari Fang Jie, Fang Yun.

Ye Shang mulai menguap dan meluruskan otot otot di tubuhnya. Gerakan nya yang menjulurkan kaki serta tangannya seperti seorang yang sedang mengulet ini telah membangun kan gadis itu dari tidurnya.

"Uh oh... Kau sudah bangun." Fang Yun tampak senang melihat Ye Shang dalam kondisi sehat.

"Maaf jika aku membangunkan mu."

"Tidak apa apa."

"Sudah berapa lama aku tertidur?"

"Sejak dari kemarin."

"Jadi kau menjagaku selama itu?"

"Tidak. Kami bergantian menjaga mu. Kakak Youmei, Kakek Yin Seng dan Kakak Fang Yuk. Sekarang adalah giliran ku yang menjagamu.

"Owh... " Awalnya Ye Shang menyangka kalau selama ini dia di jaga oleh Fang Yun. "Apa yang terjadi setelah aku tidak sadarkan diri."

"Ayah dan Han Song tidak jadi bertarung karena ayah Langsung  menggendongmu menuju Rumah Lelang."

Tentu saja Fang Jie pasti mendahulukan untuk menolong Ye Shang lebih utama dari pada bertarung dengan Han Song. Fang Jie adalah seorang yang pria terhormat dan pembela kebenaran, selain itu juga Pria ini juga menaruh banyak harapan di masa depan terhadap Ye Shang.

Dia dan Han Song sama sama sudah menyetujui untuk menanamkan modal terhadap pil buatan Ye Shang. Terlebih lagi setelah mengetahui kalau Ye Shang memiliki pengetahuan di dunia tempa diluar pemahaman penempa lainnya sehingga membuat Fang Jie ingin lebih banyak bekerja sama dengan pemuda ini di masa mendatang.

Jadi tidak heran kalau sikap Fang Jie lebih berpihak kepada Ye Shang. Dan Ye Shang juga bukan orang yang bodoh. Dia tahu kenapa Fang Jie berusaha menjalin hubungan baik dengan dirinya sambil mengutus kedua anaknya untuk memantau dirinya, semua itu tentu karena kelebihan kelebihan yang ada di dalam dirinya.

Fang Yun kemudian melanjutkan cerita nya, "Sesampainya disini Kakek Yinseng langsung membawamu ke kamar. Keluarga Hong terlihat sangat khawatir dengan dirimu. Selama ini Kakek Yinseng tidak pernah menghormati orang lain dan tidak perduli apapun meskipun dunia runtuh selama Rumah Lelang tidak ada yang mengganggunya. Tapi sekarang Kakek Yinseng begitu sangat perduli kepadamu. Bahkan hampir terjadi pertarungan dengan Han Song jika tidak di pisahkan oleh Kakak Youmei."

Dari cara Fang Yun menyebutkan nama Kakek YinSeng seperti itu berarti mereka sudah memiliki hubungan baik sejak lama.

Rupanya Ayah dari Youmei sudah datang ke tempat ini. Hong Yinseng. Keluarga Hong juga salah satu keluarga yang berharap lebih terhadap dirinya. Disamping dari segi saling menguntungkan, Keluarga Hong juga merupakan orang yang bijaksana dan pembela kebenaran.

"Apakah Tuan Han Song juga ada disini?" Tanya Ye Shang.

"Yeah... Dia meminta maaf kepada semua orang atas kesalah pahaman yang di buatnya karena berpikir kalau Kakak Ye hendak berbuat jahat kepadaku."

"Jadi dia lebih memutuskan meminta maaf dari pada menjelaskan..." Ye Shang tidak jadi meneruskannya.

"Menjelaskan apa kakak?"

"Tidak... Tidak apa apa... Maksudnya, menjelaskan alasan dia tidak menyukai ku."

"Tidak. Tidak ada alasan dia tidak menyukaimu kakak. Tuan Han Song adalah pria terhormat dan juga bagian dalam golongan putih." Fang Yun mencoba menjelaskan akan kebenaran menurut pemahamannya. "Pada saat itu memang terlihat kita sangat dekat hingga yang melihatnya pun dapat menaruh curiga dan kesalah pahaman  dengan menganggap kalau kakak Ye Shang seolah hendak melakukan hal yang tidak baik kepadaku."

Ye Shang masih merasa tidak puas dengan penjelasan Fang Yun. Karena sudah jelas kalau Han Song menyerang dengan perasaan kebencian yang dalam. Tapi mengapa para pahlawan kebenaran itu tidak dapat melihatnya. Sekalipun benar itu sebuah kesalah pahaman namun tidak mungkin seorang Han Song menyerang dengan cara tidak terhormat.

"Oh iya Kakak Ye... " Fang Yun berdiri dari kursinya. "Aku di berikan pesan untuk menyampaikan kepada yang lainnya kalau Kakak sudah siuman. Mereka saat ini sedang berkumpul di ruangan Kakak Youmei."

"Tunggu Fang Yun." Ye Shang memegang lengannya. Ini membuat Fang Yun menjadi salah tingkah. "Biarkan aku menemui mereka sebagai kejutan."

"Oh... Baiklah kalau begitu. Aku akan ke dapur menyiapkan bubur untukmu." Fang Yun berjalan menuju pintu kamar.

"Fang Yun." Tahan Ye Shang lagi.

"Ya. Kakak Ye."

"Maaf. Sewaktu disana aku mengambil kalungmu." Ye Shang menunjukkan kalung milik Fan Yung.

"Hah? Rupanya ada sama kakak. Kukira hilang di hutan. Aku mencarinya bersama kakak Yuk pantas saja tidak menemukannya."

"Aku sengaja mengambilnya karena khawatir Sing Poa mengambilnya dari mu seperti dia mengambil cincinku. Maafkan aku." Ye Shang mengembalikan kalungnya. "Untuk langkah pengamanan sebaiknya jangan kau kenakan kalung ini."

"Itu bukanlah hal yang sangat berharga. Biarlah kakak Ye menyimpannya untukku."

"Benarkah?"

"Benar. Lagi pula pedang kakak Ye masih ada padaku."

Maksud dari Fan Yung. Kalung itu tidak sebanding dengan pedang yang di berikan Ye Shang kepadanya. Bahkan sampai sekarangpun pedang itu belum di cairkan dalam bentuk Duan.

"Begini saja. Aku berjanji akan membuatkan pedang emas hitam kepadamu. Bagaimana? "

"Sungguh kah Kakak." Fang Yun menghampiri Ye Shang. Secara reflek tangan gadis ini mengenggam tangan Ye Shang. "Kau mau membuatkan aku Pedang emas hitam yang tipis."

"Tentu saja. Asal kau tidak menuntut ku membuat cepat atau sesuatu yang di peringkat tinggi."

"Tentu saja kakak. Aku percaya kepadamu." Hati Fang Yun berbunga bunga.

"Baiklah. Sekarang kau boleh keluar. Aku akan ke ruang rapat." Ye Shang semakin tidak enak karena tangannya di pegang terus.

"Sekali lagi terima kasih. Aku sangat menghargainya. Sekarang aku akan menyiapkan bubur untukmu."

"Terima kasih untuk kebaikanmu."

"Tidak apa apa. Kami memang di suruh oleh Ayah untuk melayanimu dengan baik." Fang Yun berlari kecil ke luar dari kamar dengan hati gembira.

Ye Shang merapihkan dirinya serta mencuci muka nya di baskom yang memang telah tersedia di kamar. Setelah itu dia berjalan menuju ke ruangan Youmei. 

Di depan pintu ruangan Youmei dijaga oleh seorang petugas yang memang juga telah mengenal Ye Shang. Begitu melihat kedatangan Ye Shang, petugas itu hendak masuk memberikan laporan kepada tuannya, Tapi Ye Shang melarangnya. Dia mengatakan kepada petugas itu untuk memberikan sedikit kejutan.

Setelah di setujui, Ye Shang pun masuk ke dalam ruangan Youmei. Di ruangan ini tidak ada seorangpun karena memang ruangan ini adalah ruang tunggu tamu. Jadi Ye Shang menduga kalau mereka yang lain berada di ruangan kerja Youmei.

Chapitre suivant