"Apa ada yang salah, Bung?"
Seseorang menyapa Egara dari belakang. Prajurit itu segera berbalik dan mendapati pria berambut marun yang sedang membawa sebotol Bruen di tangannya.
Egara memandangi pria Utara itu dengan seksama dari ujung kaki hingga ujung kepala.
"Namaku Ley. Kukira kita belum pernah berkenalan sebelumnya," ujar Ley dengan ramah.
Egara mengangguk lalu tersenyum samar.
"Jadi … apa yang kau lakukan di depan kamar Raja?" tanya Ley ingin tahu.
"Hanya berkeliling. Aku tidak dapat tidur," jawabnya. "Aku juga sedang menunggu para penjaga yang bertugas. Kurasa mereka melupakan tanggungjawab dan ini sangat fatal."
Ley memandangi sekitar, memang benar, tidak ada penjaga yang berada di depan ruangan khusus Raja itu. Terasa sangat sepi.
Beberapa saat kemudian datanglah dua prajurit dengan tergesa-gesa. Mereka segera membenarkan posisi berdiri mereka dan meminta maaf pada Egara karena terlambat.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com