webnovel

Merusak Nafsu Makan

Éditeur: Wave Literature

Setelah kejadian di kantin itu, Shen Xi menjadi terkenal di seluruh sekolah.

Pei Xu si Jagoan sekolah secara terbuka mengumumkan bahwa ia ingin mengejar Shen Xi. Sedangkan Shen Xi berubah dari si gadis pendiam dan tak dihiraukan oleh siswa lain di sekolah, menjadi musuh publik gadis-gadis di SMA 4!

Pagi itu ketika Shen Xi tiba di sekolah ia melihat sekitar 20 sampai 30 jenis makanan di mejanya. Mulai meja depan, belakang, kiri dan kanan, berjejer berbagai macam makanan China.

Lin Ge yang berada di dekat situ menyapa Shen Xi sambil tersenyum, "Kakak Xi, ini yang disiapkan Tuan Xu untukmu. Silahkan dinikmati."

Shen Xi hanya berkata dengan dingin, "Bereskan semua ini."

Lin Ge pun tersenyum, "Kakak Xi, jangan seperti itu. Semua ini niat baik dari Tuan Xu."

"Aku bukan kakakmu." Ujar Shen Xi yang menatap tajam Lin Ge, ia pergi untuk membersihkan mejanya, melemparkan tas sekolahnya ke atas meja dan berkata dengan dingin, "Beri tahu Pei Xu untuk tidak melakukan hal yang berlebihan di depanku lagi."

Raut wajah Lin Ge pun menjadi hitam. Sialan, gadis kecil ini tidak tahu jika seseorang sedang berlaku baik kepadanya, dasar tidak tahu diri!

Setelah melihat Tuan Xu mengejar Shen Xi, Shen Xi masih saja bersikap dingin dan sombong.

Lihat saja jika pada saat itu tiba, mungkin saja Shen Xi akan berlutut di depan Tuan Xu dan menangis meminta ampunan.

Siswa di dalam kelas internasional juga melihat Shen Xi dengan seksama.

Para pemuda di sana sangat ingin mencoba mendekati Shen Xi. Terlepas dari semua yang telah terjadi, tidak berlebihan untuk mengatakan bahwa mereka juga menyukai gadis yang kecantikannya mampu mengguncang negara ini. Jangankan Tuan Xu, mereka juga sebenarnya tak kuasa menahan keindahan dari gadis itu.

Sedangkan para gadis mengejek Shen Xi karena cemburu dan merasa tidak seimbang. Gadis sialan itu sama sekali tidak menanggapi perhatian dari Tuan Xu. Mereka berpikir Shen Xi hanya berpura-pura sok tinggi, ia mencoba untuk menarik ulur selera Tuan Xu. Sebenarnya dalam hati Shen Xi sangat senang karena telah dikejar oleh Pei Xu.

"Shen Xi!"

Tiba-tiba terdengar suara teriakan marah dari arah pintu kelas.

Seketika siswa di kelas internasional melihat Su Mushi masuk, mereka semua memandang Shen Xi dengan mata berbinar seakan sedang menunggu pertunjukkan lawak.

Mereka tahu bahwa Shen Xi mematahkan kaki Su Ruowan, maka sudah pasti Su Mushi tidak akan membiarkannya pergi begitu saja. Bagaimanapun, Su Mushi sangat menyayangi adiknya, seluruh siswa di SMA 4 tahu hal itu.

Shen Xi dengan malas mengangkat matanya yang dingin untuk menatap Su Mushi. Su Mushi menatap Shen Xi dengan tajam, "Apa yang kamu lakukan pada Liu Yan?"

Shen Xi bahkan tidak melihat Su Mushi. Tatapan matanya tampak acuh tak acuh, kemudian mengambil buku dan membukanya.

"Hanya karena apa yang terjadi kemarin, kamu memaksa Liu Yan untuk putus sekolah!" Mata Su Mushi penuh dengan api sambil menggertakkan giginya, "Apa kamu sudah puas sekarang?!"

Liu Yan memang putus sekolah. Karena kejadian itu, Wanwan yang memiliki hubungan baik dengannya menangis semalaman. Mata Wanwan jadi bengkak dan membuat Su Mushi sakit hati.

Shen Xi melirik Su Mushi dengan tatapan mengejek, kemudian hanya berkata, "Bukti."

Liu Yan berhenti sekolah? Siapa yang melakukannya? Pei Xu sudah melepaskan Liu Yan pergi kemarin, kemungkinan ia tidak akan berbuat apapun lagi. Itu berarti...

Di kepala Shen Xi terlintas sosok pria di kursi roda yang acuh tak acuh itu, seketika ia menggelengkan kepala sebagai penyangkalan.

Mana mungkin Bos besar yang sangat sibuk itu begitu mengkhawatirkan gadis kecil seperti Shen Xi, bahkan sampai membuat orang yang mengganggunya putus sekolah? 

"Kamu meminta Pei Xu untuk melakukannya, kan!" Su Mushi telah menentukan bahwa pelakunya adalah Shen Xi, "jika kamu memang memiliki hati, pergi dan minta Liu Yan kembali sekarang. Jangan buat aku memaksamu."

"Su Mushi." Shen Xi mendongak untuk menatap Su Mushi, terlihat jelas ia sedang tersenyum, senyumannya membuat orang lain yang melihatnya kedinginan sampai ke tulang, "Apakah ada yang memberitahumu, saat kamu marah seperti ini kau benar-benar membuat orang lain kehilangan nafsu makan."

"Shen Xi!" teriak Su Mushi dengan marah sambil menggebrak meja.

Su Mushi akhirnya tahu bagaimana ibunya sangat marah sampai sakit hati karena kelakuan Shen Xi.

Shen Xi terus saja bermain dengan pisau untuk prakarya seni di tangannya. Roh pembunuh di matanya melintas, ia tiba-tiba menancapkan pisau itu ke tangan Su Mushi.

Dalam hati Su Mushi terasa sangat tercekat. Ia melihat pisau tajam itu menusuk di punggung tangannya, tetapi tubuhnya tidak bisa bergerak, ia sangat terkejut sampai mengeluarkan keringat dingin di seluruh tubuhnya.

Chapitre suivant