webnovel

Ketakutan Mendera

"Kak, apa nggak tahu kalau aku kangen." Begitulah Nindita. Ia lebih manja dengan Juand daripada keluarganya yang lain.

"Kangen juga sama adikku yang manis ini. Kakak juga kangen sama kamu, Nindi." Juand duduk dan mempersilahkan adiknya duduk disampingnya.

"Kak." Menghambur lah ke pelukan sang kakak. "Aku tidur disini ya, kak?" Menyusup ke dada Juand. Dengan manjanya dari semenjak kecil. Namun karena kepergian sang kakak, membuatnya bingung dan juga kehilangan.

"Tidak. Kamu udah besar. Masa tidur sama kakak." Mengelus rambut Nindita.

"Huuh kakak. Kan kangen. Kakak jahat. Ninggalin Nindi lama banget." Dipandangnya sang kakak dengan mata berbinar.

"Huhh ... Adik siapa ini? Kok manja banget. Sudahlah, kamu kan udah gede. Dan sudah bukan anak kecil lagi. Masa tingkahmu kayak bayi, sih?"

"Biarin Wek." Nindita pun kembali menghambur ke pelukan Juand. Ia tidak ingin kakaknya pergi lagi. Dan kali ini, ia pastikan akan memegang erat tangannya.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com

Chapitre suivant