Ken melihat beberapa kendaraan yang berada di depan sebuah rumah. Ia melihat, adakah yang bisa digunakan untuk pergi meninggalkan tempat itu. Ia juga perlu mencari laboratorium atau tempat penelitian. Karena biasanya di sana ada alat-alat yang bisa ia gunakan.
"Heh, sepertinya kita bisa memakai mobil ini. Aku akan perbaiki ini sebentar. Kau lihat saja, Ben!" pungkas Ken. Ia memperbaiki mobil dengan tangan kosong. Membuka mesin mobil yang tidak terlalu bagus.
"Iya, Ken. Apakah kita akan ke kota dengan naik mobil ini? Nanti kita bisa hidup lebih baik di kota, kan?" tanya Ben dengan polosnya.
Tidak ada yang bisa dijawab oleh pria itu. Karena ia tidak bisa menjaminkan apapun. Meski mereka sampai di kota nantinya, tidak bisa dipungkiri, masih banyak monster yang berkeliaran di luaran sana. Apalagi kalau ke kota, tidak mungkin bisa lepas dari para alien yang menjadi parasit terhadap manusia itu.
Lama Ken memperbaiki mobil dan akhirnya ia bisa membetulkannya sampai bisa menyala. "Ayo, kita bisa mencobanya dahulu, naiklah!" ajak Ken pada anak itu. Ia masuk ke dalam mobil berwarna biru kehijauan itu.
Setelah Ken memperbaiki mobil dan mencoba mengendarainya selama lima belas menit bersama Ben, ia kembali ke rumah itu. Perut yang sudah merasa lapar, membuatnya harus mengisi persediaan makanan. Yuri sudah menyiapkan makanan untuk Ken dan Ben. Mereka makan di satu meja yang sama. Dengan Ben yang masih disuapi oleh ibunya. Sedangkan Ken tertawa melihat ibu dan anak itu.
"Kau sudah besar, kenapa harus makan disuapin?" ledek Ken pada anak itu. Malah yang ia dapat adalah tatapan menakutkan. "Hahaha, sudah-sudah, kenapa kau menatapku seperti itu?"
"Apakah kau cemburu padaku, Ken? Kau tidak punya ibu yang sayang padamu, Kan? Aku akan berbagi ibu denganmu! Bagaimana kalau ibu juga menyuapi Ken?" tanya Ben pada ibunya.
"Tidak, Ben. Dia sudah dewasa! Jadi nggak perlu disuapi lagi. Kau makan yang banyak, yah? Nanti kita minta dia untuk membawa kita pergi dari sini!" perintah Yuri yang mengelus kepala anak lelakinya.
"Kan dulu ibu juga suapin ayah. Ayah juga sudah gede, kan?" ujar Ben yang masih ingin ibunya menyuapi Ken. "Nanti malam, kita akan ditemani tidur sama Ken, ya kan Bu?"
"Uhuk!" Ken tersedak sendiri dan memuntahkan makanannya. "Kalian setelah ke kota, cari tempat tinggal sendiri! Katanya harta yang ditinggalkan oleh warga di sini, cukup banyak. Mungkin kita akan kumpulkan dan untuk hidup kalian."
Setelah menghabiskan makannya, Ken langsung meninggalkan tempat makannya. Sementara Ben, anak itu mengikutinya dari belakang. Karena hari ini mereka akan meninggalkan tempat itu, Yuri bergegas untuk membereskan pakaian dan harta bendanya. Ia membawa beberapa pakaian seperlunya.
Ken keluar dari rumah untuk mengambil harta benda, yang bisa digunakan untuk biaya hidup Yuri dan anaknya. Sementara untuk dirinya, ia tidak memerlukan semua itu. Pria itu diikuti oleh anak kecil dari belakang. Yang membuat pusing kepalanya. Bagaimana mungkin, permintaan anak itu bisa dilakukan? Ia hanya mencintai istrinya, Akira. Yang ia tidak tahu bagaimana keadaan dan seperti apa untuk saat ini. Hanya memiliki sebuah harapan untuk bisa bertemu lagi di dunia yang bebas.
"Kalau mau membantu, kamu cari barang-barang berharga. Seperti emas atau uang!" perintah Ken pada anak yang mengikuti dirinya.
"Oh, apakah nantinya kau mau menggantikan ayahku? Karena ibuku kasihan, setiap malam ia susah tidur. Aku baca dari internet, kalau wanita seperti itu, katanya sedang ingin tidur bersama seorang lelaki. Tapi kan dia sedang tidur denganku. Eh, ternyata harus dengan orang dewasa. Jadi apakah kau mau membantu ibuku, Ken?"
"Tidak!" jawab Ken singkat. Ia berlalu meninggalkan anak itu karena tidak ingin memperhambat dirinya. "Lebih baik, kau cari pria lain yang mau dengan ibumu!" tegas Ken menolak permintaan dari anak kecil itu.
Ken dan Ben mengambil barang-barang di rumah-rumah yang sudah tidak ditinggali lagi. Setelah mereka mendapat banyak, segera memasukannya ke dalam mobil.
Baru setelah hari semakin siang, mereka meninggalkan rumah itu. Mereka sudah mendapatkan banyak perbekalan untuk tinggal di kota. Seperti niat awal, Ken yang ingin pergi ke laboratorium, ia harus bertemu dengan Hidetoshi kembali.
'Satu-satunya cara, aku harus bergabung dengan tiga orang itu. Entah, mereka masih hidup atau sudah mati,' pikir Ken dalam hati. Walau ia mengingat, dirinya ditinggal begitu saja oleh pria paruh baya itu. Tapi nyatanya ia bisa melawan monster kerbau di waktu itu.
"Wah, ini kita mau ke mana, Ken? Oh, maksudnya tuan pahlawan! Apa kau akan menjadikan aku sebagai asistenmu? Aku pasti akan menjadi super hero yang mengalahkan monster-monster itu," celetuk Ben dengan semangat.
Yuki dan Ben, duduk di jok belakang. Karena Ken tidak ingin diganggu saat menyetir. Apalagi dengan anak yang selalu bikin ricuh. Selalu mengganggunya di setiap suasana. Ia juga tidak ingin bersama dengan mereka. Hingga malam, mereka hampir sampai ke desa sebelah. Namun mereka melihat sosok monster berwarna hampir sama dengan wujud Ken saat berubah.
"Hoaaahhh ... ada monster lagi! Itu seperti kau yang berubah, Ken!" pungkas Ben, menunjuk ke arah depan. Ia senang karena akan melihat pertarungan lagi.
Berbeda dengan Yuri yang ketakutan. Apalagi nyawanya saat ini bisa saja terancam. Ia memeluk anaknya yang terlihat semangat. Sementara Ken merasa kesal. Hari ini sudah semakin sore dan harus segera ke kota. Walau kota itu tidak tahu bagaimana keadaannya saat ini.
"Apapun yang terjadi, kalian tidak boleh keluar dari mobil ini! Akan sangat bahaya jika kalian keluar! Aku akan membawa kalian ke tempat aman terlebih dahulu," pungkas Ken yang mengendarai mobil itu menjauh dari makhluk itu.
"Hei, kita harus membunuhnya segera! Itu adalah monster yang sangat merepotkan!" ujar seorang wanita bertopeng. Ia menggenggam sebuah senjata berupa cakram yang bisa ia kendalikan untuk menyerang makhluk itu.
"Hei, aku akan mengalihkan perhatiannya! Kau harus serang bagian lehernya! Karena hanya di bagian leher yang ada celahnya! Selain lehernya, semuanya keras!" seru seorang pria yang mengenakan zirah besi.
Mereka merupakan anggota dari pemberantas monster yang telah melaksanakan tugas dari seseorang. Meskipun monster itu sangat sulit dihadapi, dua orang itu sudah berusaha keras untuk mengalahkan makhluk itu.
"Ada mereka, apakah bisa melawan makhluk itu?" gumam Ken yang hanya melihatnya dari dalam mobil. Melewati jalur lain yang tidak perlu melewati jalan itu.
"Ibu, aku ingin lihat monster itu! Jangan halangi aku, Bu. Pasti Ken akan berubah menjadi pembunuh alien itu. Dia pasti akan menang, Bu. Aku yakin, itu. Jadi lepaskan tanganmu dari mataku, Ibu!"
"Apapun yang terjadi, kau jangan pernah membawa mobil ini untuk mendekati monster itu, Ken! Aku tidak mau mati karena urusan membunuh itu sudah biasa bagimu! Tapi jangan sampai anak-anak menonton pembunuhan di umur yang masih segini!" celetuk Yuri tegas.
***