webnovel

Apeng Datang Menawarkan Kilang

Sama dengan Hanjo, Apeng pria yang praktis juga. Tak mau berlama-lama. "Okelah kalau begitu," katanya kemudian.

"Heh, kenapa tidak dengan Meisa ke sini?" tanya Hanjo yang seakan lupa dengan wanita itu.

"Saya pun sudah ngajak dia, Pak. Tapi dianya itu tak mau."

"Kenapa?"

"Tak bisa meninggalkan ibunya," jelas Apeng.Hanjo ingat ibu Meisa memang sakit. "Kalau ke Jakarta lagi menyelesaikan jual beli itu bawa dia ke sini."

"Ya, Pak. Saya akan ajak dia."

Meisa. Malaikat penolong bagi Hanjo. Heh, kenapa Meisa tidak menelpon? Padahal pembayaran untuk pemasangan antena dan peralatan untuk menangkap sinyal itu sudah dikirimkan. Apa yang terjadi?

"Pak Apeng jauh rumahnya dari rumah Meisa?" tanya Hanjo.

"Tak jauh betul. Kenapa Pak?"

"Pak Apeng lihat tidak di rumahnya dipasang antena untuk HP?"

"Ada. Ada saya lihat antena."

"Aku yang suruh pasang kemarin itu. Biar di rumahnya bisa pakai HP. Tapi kenapa dia tak pernah nelpon?"

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com

Chapitre suivant