webnovel

Rumah Mesti Dipagar Pula

Hanjo tengah sarapan. Sendirian. Sudah hampir empat bulan belakangan ia sarapan sendiri. Tidak ada yang menemani. Namun Hanjo sudah merasa terbiasa. Tidak masalah begitu baginya.

Malah, terkadang, enak juga sarapan sendirian. Tidak ramai. Tidak direcoki. Tidak harus ikut aturan ini. Tidak mesti menjalankan aturan itu. Bisa sesukanya. Seenaknya.

Bila sarapan dengan Mamoi banyak aturannya. Pertama, tidak boleh merokok. Sarapan tidak boleh buru-buru. Kedua, menu harus lengkap. Enak dan bergizi. Serta aturan ketiga, keempat dan seterusnya.

Sekarang bisa sesukanya. Tak masalah naik kaki sebelah. Pun tidak salah membakar rokok usai menghabiskan bubur kancang hijau.

"Pagi, Pak Bos," sapa Karim yang sudah berada di ujung ruang makan. "Saya sudah balik, Pak," jelasnya.

"Wah, pagi-pagi sudah sampai. Bersama Pak De?" tanya Hanjo.

"Betul, Pak. Beliau di depan."

"Bentar saya ke depan," Hanjo menghabiskan kopinya. Setelah menjangkau HP yang berada di atas meja ia melangkah ke ruang depan.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com

Chapitre suivant