webnovel

Won Tewas

Musik yang dimainkan di Bar Jam tidak membuat Max teralihkan dari berbagai fakta yang ditemukannya. Misteri kematian Bibi semakin terasa sebagai ancaman.

"Ada apa sih? muka ditekuk begitu?" Jam kembali setelah tadi pamit sebentar membuatkan minuman untuk pelanggan. Pekerja penuh waktunya cukup kewalahan di jam-jam penting. "Kalau kurang tidur, naik saja dan tidur di sana," perintah Jam. Sesaat kemudian, dia melontarkan kata-kata setengah bertanya, "Kita butuh karyawan baru. Kita buka lowongan bagaimana?"

Max mengibaskan pergelangan tangannya.

"Kuanggap kamu setuju," kata Jam.

Pada saat itu, Max mengangkat teleponnya. Tiba-tiba saja dia ingat, sudah beberapa hari tidak mengaktifkan handphonenya.

"Oh, pantas saja kau sulit kuhubungi, hanphone di matikan?" Jam tak percaya dengan sikap Max. "Kau benar-benar, berusaha keras menjauhkanku darinya?"

"Tidak, bukan begitu. Aku hanya benar-benar lupa mengaktifkannya setelah ku re-charge."

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com

Chapitre suivant