Cantaka Cakrawala membelalakkan kedua matanya. Dia tidak percaya dengan kejadian yang menimpanya ini. Orang tua itu menganggapnya hanya sebatas mimpi buruk.
Namun sayang sekali, walau tidak percaya pun, dia harus tetap percaya. Kini tenggorokannya terasa getir. Ada darah yang keluar dari mulutnya. Semakin lama semakin banyak. Cantaka Cakrawala ingin bicara, sayangnya dia tidak bisa melakukan hal tersebut.
Darah yang keluar dari mulutnya sudah membasahi seluruh pakaian. Tatapan matanya mulai kabur. Sedetik kemudian, kepalanya terkulai lemas. Dia telah tewas dalam keadaan tenggorokan masih tertusuk pedang.
Semua kejadian itu teramat singkat. Para tokoh persilatan yang berada di pinggir arena saja tidak bisa mengikutinya dengan jelas. Mereka hanya mendengar adanya suara aneh. Setelah itu, tahu-tahu pusaka Pendekar Pedang Pencabut Nyawa sudah bersarang.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com