Tepat sebelum kelima belas pendekar itu tiba di sisinya, si Tongkat Sakti Seribu Cahaya malah sudah memainkan tongkatnya dengan segenap kemampuan.
Wutt!!! Wutt!!!
Angin yang sangat kencang tiba-tiba berhembus ke arah mereka. Angin itu terasa tajam dan membawa rasa perih. Orang-orang yang terkena terjangannya akan langsung merasa sakit.
Tidak sampai disitu saja, Eyang Raga Bayu kembali memainkan jurus Seribu Tongkat Mengguncangkan Alam Semesta. Bayangan tongkat menangkis setiap senjata lawan. Benturan keras terdengar secara bergantian.
Tidak perlu memerlukan waktu yang lama, hanya cukup dua puluh lima jurus saja, semua lawannya sudah tewas. Mereka ada yang tewas karena jantungnya di sodok, ada pula yang mati karena kepalanya dipukul sampai hancur.
Sementara di tempat lain, Eyang Wijaya Kusuma dan Eyang Guntur Antareja juga sedang mengalami hal yang sama. Kedua Datuk Dunia Persilatan itu sedang berjuang keras untuk membunuh dua belas lawannya masing-masing.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com