webnovel

Langit pun Meneteskan Air Mata

Sementara itu, selesai berhasil membunuh tiga orang lawannya, Pendekar Pedang Awan Kelabu langsung beranjak pergi dari sana. Dia tidak membersihkan ketiga mayat tersebut. Dirinya juga tidak mau menguburkannya.

Bukan karena apa, justru karena dia sudah tahu bahwa sebentar lagi akan ada orang yang melakukan semua itu.

Tapi benarkah demikian?

Jawabannya tentu saja benar. Sebab baru saja dirinya berjalan sebanyak lima langkah, tahu-tahu di rekannya sudah ada seseorang. Seorang pemuda berpakaian serba putih sedang memandang sambil tersenyum hangat kepadanya.

Kalau bukan Pendekar Pedang Pencabut Nyawa, siapa lagi?

"Sungguh jurus yang sangat mengerikan," ujar Raka memuji dengan tulus.

"Jika tidak mengerikan, bagaimana mungkin jurusku bisa membunuh lawan?"

"Apakah setiap jurus yang kau miliki memang seperti itu?"

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com

Chapitre suivant