Sekarang giliran si Teratai Emas yang tidak dapat menyangkal perkataan Raka Kamandaka. Apa yang diucapkan oleh pemuda serba putih itu memang benar.
Pada saat dirinya melemparkan pisau terbang kepada Raka, memang dia tidak menggunakan seluruh tenaganya. Tapi walaupun harus mengerahkan seluruh tenaga, hati wanita tua itu tetap tidak yakin dapat membunuhnya.
"Kau benar. Tapi meskipun aku mengarahkan seluruh tenaga, menurutku hasilnya juga tetap akan sama saja,"
"Kenapa bisa demikian?"
"Karena kau manusia lain daripada yang lain,"
Percakapan pun berakhir sampai di situ saja. Raka tidak menjawab. Begitu juga dengan si Teratai Emas sendiri, wanita itu tidak mau bicara lebih lanjut.
Apalagi kalau membahas masalah pisau terbangnya. Jika terus membicarakan hal itu, hatinya malah merasa sakit. Seperti ditusuk-tusuk oleh ribuan jarum.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com