Selesai memetik buah, Sarah pun melompat turun. Mereka berdua, membawa buah tersebut ke atas kursi lebar terbuat dari kayu di teras depan rumah. Tina keluar dari rumah, sambil membawa dua pisau kecil dan piring besar. Sarah dan Tina, mengupas buah sedangkan Fadil hanya cengengesan tidak jelas.
"Bantuin dong!" kata Tina adiknya.
"Iya sayang, bantuin! Malah diam cengengesan gak jelas," sambung Sarah.
"Iya aku bantu doa," candanya membuat mereka berdua menjadi kesal.
Hari semakin senja, burung-burung terbang kembali ke sarang masing-masing. Terdengar, suara seseorang sedang membuka gerbang. Fadil pun beranjak dari tempat duduknya lalu menoleh ke samping kiri. Rupanya, seorang gadis cantik berambut putih, mengenakan baju maxi dress coklat bermotif daun dibalik mantel hitam. Kibasan rambutnya, memancarkan parasnya yang anggun. Sepasang sepatu sendal berwarna coklat, membuatnya terlihat seperti seorang model.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com