Suara ayam berkokok, nyaring terdengar lalu secara perlahan ia membuka mata. Hembusan angin kipas, berhembus dengan pelannya. Pemuda itu, melirik ke arah jam dinding tepat di atas televisi. Tubuhnya tak bisa di gerakan seperti ada orang yang memeluknya. Kemudian, ia menoleh ke kiri rupanya sosok yang memeluknya adalah Luna. Fadil memeluk gadis itu, dengan rasa cinta lalu mengecup keningnya.
Mumpung adiknya, belum bangun maka ia manfaatkan waktu sebaik mungkin. Tiba-tiba sesuatu mengenai keningnya. Seperti, ada seseorang yang melemparinya dengan batu kerikil. Pemuda itu merintih kesakitan, ia menoleh ke segala arah namun tidak ada siapa pun selain dirinya dan Luna. Namun, ia tak memperdulikannya dan kembali tidur. Kemudian, ia kembali memeluk Luna dengan sangat erat. Luna pun terbangun dari tidurnya, ia tersenyum manis kepada kekasihnya yang sedang terpejam.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com