webnovel

Teroris

Selesai makan mereka bertiga, berjalan menuju arena ice skating berada di bawah lantai satu. Pengunjung Mall semakin ramai berdatangan, game canter beserta tempat belanja lainnya menjadi sasaran utama para pengunjung. Padahal di pasar tradisional, kualitas barang tak kalah dengan di super market dan Mall besar. Tapi entah mengapa, orang-orang lebih memilih untuk membeli di Mall tapi semua itu kembali ke selera dan keinginan setiap individu sendiri.

Suhu ruangan yang dingin, serta ramahnya para petugas Mall membuat pengunjung semakin betah. Berbagai macam diskon, serta rayuan para sales membuat keyakinan para pembeli sering tergoda. Setiap langkah kaki, mereka bertiga tanpa sadar menjadi pusat perhatian para pengunjung. Kecantikan kedua gadis di sampingnya, membuat kaum adam terpana. Apalagi senyuman manis Luna yang jarang di lihat orang terutama papahnya sendiri.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com

Chapitre suivant