webnovel

Terpesona

"Dita..Wati..Sari..dan Ica, ini seragam kalian ya dan besok senin saya kasih libur untuk kalian berempat agar bisa mempersiapkan diri, dan beristirahat total karena besoknya kalian akan segera bekerja di 'Permata beauty cabang Mall Hitz', saya harap kalian bisa melobi customer dengan baik dan saya juga berharap kalian  bisa menjaga penampilan yang menarik agar customer tertarik untuk melakukan perawatan kecantikan di Salon kita," Bos memberi arahan kepada mereka berempat.

"Baik bu, kami akan berusaha memberikan yang terbaik," jawab ica

"Oiya, icha tolong kamu kasih tips untuk teman-teman kamu supaya mereka bisa percaya diri untuk memakai sedikit riasan di wajah mereka, biar terlihat lebih segar ya," pinta bu Bos ke ica

"Siap bu," jawab ica percaya diri, tentu saja ia merasa bangga karena ia yakin terlihat paling sempurna dibanding ketiga temannya tersebut

"Oke terimakasih, meeting hari ini selesai dan hari juga sudah sore menjelang malam, kalian boleh pulang," perintah bu Bos sambil meninggalkan ruangan.

*Di Asrama

Rumah yang sederhana namun indah dan nyaman, berwarna keunguan dan dilengkapi empat kamar tidur didalamnya, sebenarnya ini perumahan biasa yang dimiliki bos pemilik salon mereka dan mereka menyebutnya Asrama, didalamnya kini berisi empat gadis yang memiliki karakter berbeda-beda..

Ica si gadis pemberani, percaya diri, dan agak ada sedikit sisi sombongnya.

Dita si gadis rapi, cerdas, dan sangat bersahaja tapi agak sedikit pemarah.

Wati si gadis yang sebenarnya centil, rajin dan pandai memasak.

Sari si gadis suka menolong, sebenarnya agak centil, dan mudah terpengaruh

"Gaess… kalian dengar ga kata bu Bos, kalian tu harus dandan biar wajah kalian tu kelihatan segar biar kaya orang kota, besok libur kita belajar make-up an yuk biar besoknya kita ready buat tampilan baru," ajak Ica ke teman-teman dengan semangat

"Ok ca." sahut mereka bertiga kompak.

"Aku suka banget deh sama seragam kerja kita, keliatan kaya pramugari gitu ga sihh," Wati bicara sambil membeberkan baju miliknya.

"Iya warnanya favorit aku banget, perpaduan Abu sama pink," Sari menyahuti.

Berbeda dengan Dita sepertinya dia tidak terlalu antusias dengan seragam barunya,"Aku ga biasa pake rok kaya gini, gak pede aku," keluh Dita.

"Lama-lama juga kamu bakal pede kok, ini tu bagus banget kemejanya pas di badan, roknya elegan tapi terkesan seksi," Ica ikut komentar.

Mereka berempat tengah sibuk mempersiapkan penampilan besok agar terkesan rapi dan menarik sesuai perintah bu Bos, apalagi mereka akan menjadi penghuni Mall yang akan ramai dikunjungi orang-orang khususnya anak muda, jadi mereka harus tau trik menarik pelanggan untuk jasa kecantikan di Salon mereka.

*Hari pertama*

 

Hari ini mereka berempat akan tiba di Mall Hitz yang akan menjadi tempat mereka datangi nantinya setiap hari, di Garasi rumah Bos mereka sudah tampak mobil Silver yang mewah dan mengkilap, Sepertinya mobil ini yang akan menjadi langganan antar jemput mereka ke tempat kerja, eh tapi siapa ya lelaki yang duduk di depan setir mobil itu, sepertinya belum ada yang mengenalnya sama sekali.

"Dek, Hati-hati ya bawa mobilnya," suara bu Bos terdengar lembut di depan pintu.

"Iya Mbak," jawab lelaki itu.

"Ini adik saya, dia yang akan antar jemput kalian untuk sementara waktu ini," bu Bos memberi tahu ke empat gadis karyawannya yang sudah bertanya-tanya dalam hati tentang lelaki itu.

"Uppss, ternyata bu Bos punya adik setampan ini.. ya ampun, kalo kaya gini sih bakal betah kerja sama bu Bos terus," goda wati pelan

"Huss kedengeran tau, kan malu kalo bu bos dan adiknya dengar," Dita menepuk pundak Wati pelan

"Hmm.. aku yang duduk didepan ya say," Ica bicara pelan kepada ketiga temannya sambil membuka pintu mobil depan.

'Adik bu Bos ganteng banget ya, tapi kok aku kaya pernah lihat ya, tapi dimana ya??' Sari bertanya sendiri di dalam hatinya.

"Mari bu," pamit Dita sopan sambil menunduk kepada bu Bos, karena dia yang paling terakhir masuk ke mobil.

Keadaan di dalam mobil tampak hening, tidak seperti biasa kalau mereka berempat bersama biasanya ada saja yang dibicarakan, tapi tidak pagi ini entah mereka nervous karena akan bekerja di lokasi yang baru, atau mungkin mereka terpesona akan ketampanan paras adiknya si bu Bos, Hmm setampan siapa sih dia apakah mengalahkan kekerenan Adipati Dolken atau mungkin menyalip kemachoan Giorgino Abraham, entahlah hanya mereka berempat yang tau jawabnya, yang jelas mereka berempat sedang TERPESONA….

Ada yang penasaran ga sih sama adiknya bu Bos??? Hayo mau tau namanya siapa, mau tau enggak…

Yupss, ternyata namanya Abra dia berumur 23 tahun dan dia juga punya usaha sendiri, usaha di bidang minuman kekinian yang lagi hits banget yups  thai tea boba, minuman anak muda zaman sekarang, dan kerennya lagi dia uda punya 10 cabang dan otomatis bukan dia lagi yang mengelola, cukup karyawan saja donk, sesekali dia hanya datang mengontrol usahanya hmmm apa enggak tambah bikin cewek-cewek Terpesona, sudah ganteng, keren, macho eh pengusaha muda " hmm Aku Padamu Mas Abra" seru cewek-cewek dalam hatinya tak terkecuali juga gadis-gadis yang sedang bersamanya saat ini yang mungkin mulai menaruh hati padanya.

Seminggu telah berlalu, keempat sejoli ini menikmati lokasi baru mereka bekerja, tapi seminggu ini masih belum ada obrolan didalam mobil saat mereka dalam perjalanan, duhhh ini si cewek-cewek yang ga pandai mengambil hati mas Abra, atau mas Abra yang terlalu menakutkan buat para gadis jomblo ini.

Mas Abra sih, terlalu tampan sebelas duabelas sama giorgino Abraham pantes namanya ada Abra nya juga, Mas Abra jangan terlalu cool dong ini cewek-cewek kalau dipoles dikit lagi juga cantik kok.. gak kalah sama cewek ibukota, bisa kok cantik juga kaya Tiara Andini atau kaya Amanda manopo, hmm.. tunggu aja sebulan dua bulan lagi mereka pasti berubah makin cantik.. Awas nanti mas Abra balik terpesona ke salah satu gadis ini hehe.

*Abra pov*

Hari ini aku mencoba aktivitas baruku, ya menjadi supir antar jemput karyawan usaha kakakku, tidak terlalu buruk sebab ini usaha kakakku berarti usahaku juga.

Tadinya aku tak ingin ikut campur dalam urusan bisnis kecantikan ini, karena terkesan jauh sekali dari pribadiku, tapi setelah mbak Asya beritahu kalau lokasi usahanya yang baru ini di sebuah mall yang cukup tersohor, aku mengalihkan niatku, siapa tahu aku juga menanamkan saham di lokasi baru ini.

Aku sudah siap bersama si Silver kesayangan mbak Asya, tugas ini tak terlalu berat hanya butuh 45 menit untuk sampai ke tujuan jadi ini tak menjadi beban bagiku.

'kenapa jantungku tiba-tiba berdebar ya, kan aku sudah sarapan tadi' desis Abra yang terdengar oleh dirinya sendiri. Bukan, ternyata bukan karena sarapan tapi.. jantung Abra berdebar saat melihat wajah Sari, entah mengapa Abra terkesima melihat wajah manis Sari dengan polesan yang tak berlebihan, seketika mengingatkan Abra pada sosok cinta pertamanya dulu.

Aku berusaha tampak tenang, bagaimanapun aku ini adik dari bos mereka,jadi.. harus terkesan berwibawa dong agar tidak mencoreng citra kakakkudi depan karyawan mudanya ini.

Sesekali aku mencuri pandangan lewat cermin mobil yang menangkap wajah Sari di dalamnya, 'kenapa dia bisa mirip sekali ya?'tanyaku bingung di dalam hati. Aku segera menyadarkan diriku agar tetap fokus menyetir, dan berusaha menghilangkan wajah Sari dari pandanganku 'ahh.. tak penting' aku mencoba acuh akan kebingunganku sendiri.

*Abra pov end*

Mobil berhenti pertanda mereka sudah tiba di lokasi, bangunan besar nan megah itu tampak menyambut kehadiran mereka, sama halnya dengan mereka yang sudah tak sabar ingin masuk ke dalamnya, apalagi mereka belum pernah ke tempat seperti ini sebelumnya, maklum di kampung baru ada mini market, itu pun hanya satu dua saja, dan satu persatu dari mereka keluar dari mobil Silver itu.

"Makasih ya Pak, eh Mas," ucap Ica tersenyum.

Abra hanya membalas dengan senyuman, Abra memastikan semua pintu mobil tertutup rapat, dan tiba-tiba pandangan Abra tertuju pada dompet pink di jok belakang, sepertinya milik salah satu dari mereka.

"Ini punya siapa ya?" Abra sedikit berteriak karena jarak keempat gadis itu sudah hampir dua meter dari mobilnya.

Sari menoleh ke arah suara Abra, terang saja walaupun tidak dekat Sari hafal betul barang kepunyaannya. Ia pun segera berlari ke arah mobil hendak mengambil dompet di tangan Abra.

"Punya saya pak.. eh mas" Sari meraih dompet dari tangan Abra, namun tanpa sengaja Sari menyentuh tangan Abra dan hal itu cukup memalukan bagi Sari.

Tanpa disangka Abra menyambut sentuhan tangan Sari dan memegangnya hampir semenit, dan itu berhasil membuat Sari berdebar-debar hingga tak sengaja pandangan mata mereka bertemu, Sari segera menyadarkan dirinya agar tau diri dengan siapa ia bertatapan.

"Makasih mas," ucap Sari pelan.

"Sama-sama," jawab Abra dengan lembut.

Sari berlari menyusul teman-temannya, ia segera melupakan hal yang baru saja terjadi, baginya itu ketidaksengajaan, jadi jangan berharap lebih. Dulu saja Sandi yang begitu ramah tamah kepadanya hanya sekedar basa basi ,eh ternyata sudah punya kekasih bahkan panggil sayang-sayangan di depanku, ' huh menyebalkan' gerutu Sari pelan mengingat hal itu.

Chapitre suivant