webnovel

KEKALAHAN PERTAMA

Episode sebelumnya.

Pendekar bertopeng memberikan serangan hebat kepada Chen Tong dan berhasil mengenai dirinya. Sayang sejaki Chen Tong masih dapat diselamatkan oleh sosok misterius berjubah hitam, yang kedatangannya entah darimana?

Pendekar bertopeng memulai kembali serangannya yang kedua, tetapi kali ini targetnya adalah sosok hitam yang seperti kekelawar itu. Kembali, serangan itu dapat dipatahkan dan berbalik mengenai dirinya sendiri.

....

"Lihat serangan itu berbalik arah mengenai pendekar bertopeng!" kata Liu yang berteriak pertama kali.

Jari telunjuknya menunjuk tegak ke atas dan kedua mata membulat besar. Bukan hanya Liu merasakan kekahawatiran, tetapi lain pula ikut cemas.

Aaaa! Suaranya dengan jeras.

Akibat serangannya berbalik arah, dia terpaksa harus terlempar jauh ke belakang. Kedua pedang yang semua tergenggam enat, harus terlepas dari tangan dan jatuh secara terpisah.

Melihat seseorang yang akan jatuh dari udara hati Feng Li Qian tergerak.

Dia meloncat meringankan tubuh.

Ssst ....

Ssst ....

Melayang layang dan menyapu di udara. Digerakkan kedua kakinya dengan cepat agar sampai ketempat tujuan.

Tangan kanan Feng Li Qian berhasil meraih tubuh pendekar bertopeng yang mengapung di udara dan hendak jatuh menghantam tanah. Lalu, tangan yang lain melingkar di pinggul.

Sekarang tubuh Pendekar bertopeng telah di rangkul dan didekap Feng Li Qian dengan sangay erat.

Masih dalam keadaan melayang-layang ringan di udara tiba-tiba topeng yang menutupi wajahnya terlepas dan terlihatlah sosok rupa aslinya.

Ketika topeng yang berwarna putih itu terbuka siapakah sosok yang ada di balik topeng tersebut?

"Em," gumam Feng Li Qian dengan menelan salivah. Kedua matanya membulat lebar saat melihat wajah itu.

"Ternyata kau seorang wanita," serunya dalam pikiran.

Wajah bersih pipi tirus. Dua bola mata besar saat terpejam begitu indah. Bibir merona berbentuk hati. Rambut panjang dikuncir meninggi. Siapakah namamu Nona?

Ternyata pendekar bertopeng adalah seorang wanita yang sangat cantik, hingga wajah ayu itu tidak bisa membuat Feng Li Qian berpaling menatapnya.

Feng Li Qian memandang intim wajah cantik yang kedua matanya sedang terpejam itu. Terus dipandangi olehnya hingga dapat dikatakan dia tidak bosan untuk terus memandang dan tanpa dirinya sadari bahwa Ia masih melayang-layang ringan di udara.

Sekarang kedua tangan Feng Li Qian melingkar di pinggul sosok wanita cantik yang selama ini tersembunyi di balik topeng itu.

Sepertinya Feng Li Qian terpesona akan rupa cantik dari pendekar bertopeng itu. Dari pertemuan ini menimbulkan perasaan aneh pada dirinya. Perasaan yang seperti apa? Mengapa jantungnya berdegup begitu kencang tidak karuan?

"Ternyata dibalik topeng itu ada dirinya Mengapa kau sembubyikan wajah ini dariku?" kata hatinya yang tidak bisa menyembunyikan rasa tertariknya pada sosok asli pendekar bertopeng.

Keduanya nampak begitu dekat dan intim. Sepasang tangan pendekar bertopeng menapak pada kedua bahu Feng Li Qian. Mereka berdua berputar-putar di sana dan perlahan turun ke tanah.

Ketika semua ini masih berada di udara tiba-tiba mata yang semula terpejam akhirnya perlahan-lahan mulai terbuka.

"Ekh," gumam pendekar bertopeng yang seperti suara erangan seekor kucing.

Mengejutkan. Dia melihat sosok pria dengan sangat dekat. Bahkan seperti tidak ada jarak memisah.

Dia mulai sadar. Kesadarannya dengan nyata melihat pria berwajah sedikit garang, dengan rahang pipi yang kecil serta hidung yang panjang.

Baru disadari. Jika kedua tangannya merangkul di kedua bahu pria itu. Sampai sekarang dia bertanya-tanya. Mengap pria itu terus menatapnya dengan sangat aneh?

Secara mendadak tingkahnya berubah menjadi cemas. Pendekar bertopeng yang kini topengnya telah terbuka melepaskan satu pegangan tangannya. Dia meraba-raba kasar wajahnya dan ternyata topeng penutupnya telah terbuka.

Pantas saja Feng Li Qian terus memandnagnya. Sepertinya rupa cantik itu berhasil menyihir Feng Li Qian untuk tertarik kepada pendekar yang belum diketahui namanya tersebut.

Pendekar itu berbalik memandang Feng Li Qian. "Biasa saja," pekiknya dalam hati.

Tidak berselang dari itu. Dia malah terlihat sedang mencari sesutu. Dilihat kiri dan kananya, namun tidak ada benda yang dicari.

Rambut panjangnya berkibas ketika dia bergerak cepat. Hal asil rambutnya menghempas menyentuh wajah Feng Li Qian. Terbawa oleh angin malam, tanpa disangka-sangka rambut itu menghalangi pandangan Feng Li Qian.

Matanya berkedip lambat saat wajahnya yang berhadapan dengan Feng Li Qian kembali. Feng Li Qian masih memandangi pendekar itu dengan tatapan yang sama seperti tadi.

Feng Li Qian sedikit memberi senyuman kecil di bibirnya. Nampaknya Feng Li Qian mulai terpesona dengan kecantikan pendekar tanpa nama itu, tetapi gadis yang semula memakai topeng tersebut tidak mau terbawa dalam perasaan, atau ikut hanyut dalam situasi ini.

POV. Pendekar Bertopeng ~~

Aku membuang semua pikiran tentang sosok pria penyelamat nyawaku ini. Dia sangatlah tidak sopan padaku. Kedua tangannya melingkar sesuka hati di pinggulku tanpa seizin dariku.

Tentu aku tidak akan mau memikirkan sesuatu yang lebih jauh dari ini. Kapan aku sampai ke tanah? Tapi, sepertinya kedua kakiku akhirnya menapak kembali pada bumi, setelah beberapa saat melayang-layang terus di udara.

"Tuan!" Aku berujar untuk menegur dia. Entah mengapa dia masih memandangku? Sedangkan kami sudah berada di tanah.

"Maap bisa kau lepaskan tanganmu dariku!" Aku memintanya dengan lembut. Sudah jelas sepertinya dia memang sangat terpesona kepadaku, hingga teguran kecil saja tidak bisa membangunkannya dari dunia mimpi.

DUK ...

Tidak sabar dan sudah sangat kesal, aku mendorong sekeras mungkin bidang dadanya agar dia yang sedang melamun itu tersadar dan melepaskan pelukannya dariku.

"Ekhm, ekhem." Dia bergumam seperti seseorag yang tidak punya salah.

Respec kedua kakinya melangkah mundur kebelakang. Dia akhirnya tersadar akibat dorongan keras dariku tadi. Jika aku tidak melakukannya, entah sampai kapan dia akan memeluk diriku terus?

"Sadar kau pria yang tidak sopan!" Aku berseru kesal pada pria ini, sebab dia terlalu lama menatapku dan mendekapku sesuka hatinya. Memang aku ini apa yang bisa seenaknya dipeluk? Aku juga memiliki harga diri.

"Ekhm?" Dia mengerutkan dahinya. Menunjukan rasa orang tidak bersalah.

"Sudahlah. Kau tidak perlu memasang wajah seperti itu. Sifat semua pria itu sama, tidak pernah bersikap sopan kepada seorang wanita," tutur aku yang memarahinya.

Habis aku kesal. Memang aku wanita seperti apa yang mudah dipeluk begitu saja? Jika bukan karena serangan yang berbalik mengenaiku tadi, tidak sudi aku dipeluk dia.

Disaat aku yang sedang memarahinya, tiba-tiba beberapa laki-laki lain datang menghampiri kami.

"Kakak pertama!" panggil salah seorang yang mungkin temannya. Teman itu berlari dengan dua teman lain. Aku memasang sikap waspada ketika mereka mendekati kami.

Semuanya adalah orang asing bagiku. Jadi wajar saja jika aku harus waspada. Bagiku mereka musuh yang patut dicurigai.

~~~

"Kau tidak apa-apa bukan?" Liu bertanya cemas, lalu mengangkat kedua tangan Feng Li Qian untuk memeriksa apakah Dia terluka atau tidak. Cemasnya yang begitu tinggi kepada Feng Li Qian.

Liu melakukannya, semata-mata dirinya mencemaskan saudaranya itu.

"Liu," gumam Feng Li Qian malas. Liu terlalu berlebihan sebagai saudara seperguruannya.

"Maap Nona," sala Yu yang datang menghampiri pendekar bertopeng. Sekarang identitasnya sudah diketahui banyak orang.

Terbukti jika dia seorang gadis. Sejak awal mereka menerka dia memang wanita, terdengar dari fibra suaranya. Dan dibuktikan sekarang.

"Apakah ini pedangmu?" Yu mengulurkan tangan, sopan dan menunjukan sebuah pedang yang dirinya temukan tergeletak di tanah. Yu berpikir, kemungkinan pedang tersebut milik pendekar bertopeng.

" Iya. Ini pedangku," jawabnya curiga.

"Mengapa pedangku ada di tanganmu?" tambahnya sangat kesal saat melihat pedang yang disayang, berada di tangan orang lain.

Dia mengambil kasar pedangnya. Direbutnya dengan paksa dari tangan Yu, sebab itu pedang miliknya.

"Lalu di mana yang satunya lagi?" Dan diacungkan pedangnya. Lebih tepatnya di leher Yu, dan ujung tajam mata pedang mengenai pas di kulit halus Yu.

"Yu!" teriak secara kompak Feng Li Qian dan saudara yang lain.

Apa yang akan di lakukan pendekar bertopeng terhadap Yu saat ujung pedangnya yang mengacung tepat di lehernya Yu?

Mengapa Dia marah? Apakah ada yang dicari hingga membuatnya semarah itu?

Chapitre suivant