webnovel

Chpater 4 monyet dungu

Aku bersiap hingga 30 menit sebelum Putrianna datang, lalu Aldi menghubungi ku " Tuan mohon maaf mengganggu, saya telah menyelesaikan pengaturan sesuai permintaan. "

" Bagus, aku juga ingin kau dan para pelayan lain untuk tetap bekerja di mansion orang tua ku. Jangan ada satupun dari kalian yang pergi " aku tidak mau mereka yang telah mengabdi kepada keluarga ku akan menjadi susah setelah orang tua ku tiada, mereka sudah ku anggap sebagai anggota keluarga.

" Terimakasih tuan, kami semua akan terus mengabdi kepada keluarga anda " Aldi membuku menunjukkan rasa hormat dan terimakasih.

Setelah itu ia melanjutkan laporan rinci tentang hal-hal yang terjadi. Hingga bel pintu ku berbunyi, aku melanjutkan pembicaraan ku dengan Aldi sebentar. Setelah selesai aku bergegas untuk membukakan pintu namun sebelum sampai pintu telah terbuka duluan,

" kamu lama banget bukain pintu " dengan tangan penuh dengan belanjaan dan muka cemberut khas nya.

" Maaf, tadi Aldi menghubungi ku untuk membicarakan beberapa hal "

" Lagian kan kamu bawa kunci apartemen ku juga " aku berusaha mencari pembenaran, pada kenyataannya pun aku lupa kalau dia membawa kunci cadangan apartemen.

Namun tanpa menggubris perkataan ku ia langsung menuju dapur dan menaruh belanjaan nya.

" Marah nih ? "

Aku datang menghampiri nya dan ingin memeluk nya dari belakang, namun ia menghindar dengan berbalik badan dan menatap ku tajam.

" Ga segampang itu membujuk ku " sambil menyilang kan tangannya dan memasang ekspresi merajuk.

Namun aku sudah tau luar dan dalamnya sehingga aku tau apa yang ia maksudkan.

" Oh gitu " menjawab datar, lalu aku memepet nya hingga ke meja lalu mengunci tangan ku ke meja.

" Terus mau nya apa, euumm ? " aku mengunci gerakan nya dan menatap tajam ke matanya.

Dia berusaha mendorong tubuh ku namun sekali lagi hatinya tak bisa berbohong, dia mulai pasrah namun tetap berusaha melawan.

" Slammettt, Jangan lakukan itu di meja " dengan suara lirih dan lemah, dan ia mulai menutup mata menandakan siap untuk adegan selanjutnya.

Namun aku hanya tersenyum, lalu mengacak-acak rambut nya.

" Aku belum mandi, dan lagi emang aku mau ngapain kamu coba " aku melet mengejeknya, lalu pergi ke kamar mandi.

" Kamu manusia paling berengsek yang pernah aku kenal !. Membuat wanita merasa tak berdaya lalu meninggalkan begitu saja tanpa memperdulikan apa yang dirasakan " dia memerah karena malu lalu pergi ke kamarku.

Aku hanya tertawa dan sengaja aku buat keras agar dia mendengar nya dengan jelas.

Aku berendam dalam bathtub, " emang paling nyaman tuh berendam air hangat dan sambil merokok " aku berendam sambil memikirkan bagaimana kedepannya tentang hidup ku.

Aku tidak terlalu tertarik dengan uang untuk saat ini, karena memang harta peninggalan orang tua ku masih sangat banyak. Bahkan aku takut untuk mengelola nya kalau-kalau aku khilaf menghamburkan nya, jadi aku menyerahkan semuanya kepada Aldi dan Sekertaris ayah.

Dalam lamunan ku pintu kamar mandi terbuka, lalu aku langsung beseru.

" oi-oi, ini waktu pribadi kau tau ini menggangu ku. "

Namun ia diam saja dan menghampiri ku dan memeluk ku dari belakang.

" Sejak kapan kau memperdulikan urusan pribadi seseorang " jawab nya datar.

" Untuk beberapa hal aku masih peduli " jawab ku dengan muka masam

" Ha ? Omong kosong macam apa itu " putrianna langsung masuk ke bathtub dan duduk di atas ku.

" wow-wow! Tunggu dulu putri, sejak kapan kau jadi berani seperti ini " aku terkejut dengan tindakan nya, selama ini dia selalu bermain sikap malu-malu mau, namun sekarang dia berani melakukan inisiatif seperti ini.

Tanpa ba-bi-bu ca-ci-cu ia menyerang bibir ku, karena aku lengah dia mendapatkan ku.

Setelah beradu selama 5 menit kami berdua pun kehabisan nafas,

" Baiklah kali ini aku menyerahkan, kau mendapatkan ku kali ini. Aku ikuti permainan mu " aku menatap wajah nya yang kelelahan.

Ia merebahkan tubuhnya di atas ku, berusaha mengatur nafas. Setelah beberapa menit ia bangkit dari bathtub, baju yang ia kenakan basah karena langsung masuk tanpa melepaskan pakaian nya. kemudian ia langsung melepaskan pakaian nya tepat di atas ku menyisakan pakaian dalam nya saja, entah mengapa dia makin berani atau telah terbawa suasana aku tak mengerti. Namun di dalam hati gembira " rejeki nomplok nih ".

" Kamu yakin mau main di sini ? " Aku bertanya meyakinkan dirinya.

" ... " Namun dia hanya diam saja.

" Baiklah tuan putri, pangeran ini akan mengikuti permainan mu. Mari tuntaskan ini " aku sudah tidak sabar untuk ini, selama ini kami hanya melakukan hal-hal yang tidak signifikan.

Namun akhirnya ia sendiri yang memulai nya!.

Namun tak seperti ekspektasi ku, ia segera beranjak dari bathtub. Mengambil handuk dan menggunakan nya, melepaskan pakaian dalam lalu menaruhnya di mesin cuci bersama pakaian basahnya.

Lalu mengerikan rambutnya dengan hairdryer tanpa salah dan dosa di wajahnya.

" Kau jahat sekali, meninggalkan Medan perang bahkan sebelum menyentuh senjatanya " aku menatap nya dengan sebal, dia telah membuat ku berharap besar namun ia pergi begitu saja.

" Apa !? Jahat ?! Kau bercermin lah dan katakan itu pada dirimu sendiri dasar brengsek ! " dia memaki diriku dengan kesal.

" Kau membuat ku pasrah tak berdaya namun tanpa bahkan setidaknya menyentuh ku "

" Kau tau perasaan pasrah tak berdaya sangat menyebabkan untuk ku, dan karena perasaan itu cuma bisa datang dari mu dasar pria brengsek ! " Dia pergi dengan menutup pintu cukup keras.

" Yahh, dia marah beneran dong " aku merenung sejenak bagaimana menjinakan sianga yang lagi marah, lalu segera menyelesaikan mandi ku.

Saat keluar dari kamar mandi aku melihat putrianna sedang memasak, dan kalaupun aku berbohong bahwa masakan nya tidak enak, lidah ku tak bisa.

Masakan yang dia buat kedua terenak setelah masakan ibu ku, entah dia belajar dari mana aku juga tidak tau.

Namun aku curiga dia telah secara rahasia tentang belajar dari ibu ku, untuk memikat ku makin erat dalam jebakan cintanya.

" ... "

" Dasar wanita "

Aku membantunya memasak, dan kami pun makan malam bersama. Dia tetap berekspresi kesal dan tidak mau bicara sampai setelah makan lalu kami membereskan meja makan.

Selesai makan ia segera masuk ke kamar, aku tak mau merusak mood nya lebih parah.

" Malam ini tidur di sofa dah " lalu aku pergi ke balkon untuk merokok. Selang beberapa menit aku masuk lagi ke ruang tengah dan bersiap tidur di sofa ia keluar dari kamar dan memanggil ku.

" Kamu masuk kamar sekarang ! " Dengan tatapan datar dan menunjuk ke arah kamar.

" Ampun aku Jagan di pukulin " sambil memasang tampang memohon aku berusaha mencairkan suasana hatinya.

" Hisss, buruan masuk " dia memasang tampang jengkel kepada ku, namun aku senang setidaknya dia sudah tidak marah padaku.

Aku masuk kedalam kamar, lalu putrianna menutup dan mengunci pintu.

" Jangan bilang kau mau menyiksa ku untuk balas dendam " aku sedikit bercanda lagi.

" Diam " lalu dia segera melepaskan semua pakaiannya. Aku terkejut lagi dengan tindakan nya, namun aku tidak akan terjebak lagi dalam lubang yang sama.

" Aku tidak akan terjebak lagi dalam tipuan mu " aku menyilang kan tangan ku dan memasang ekspresi cuek.

" Terserah " setelah ia melepaskan semuanya, ia mematikan lampu utama dan menghidupkan lampu tidur.

" Kau benar-benar pria yang paling brengsek, dan tidak bertanggung jawab yang pernah aku kenal "

" Aku tidak habis pikir kenapa aku mencintai monyet bodoh yang tidak bisa mengerti perasaan orang lain " dia mendorong ku ke kasur hingga aku jatuh terlentang, dan kembali duduk di atas ku.

" Aku minta maaf " dengan nada rendah aku mengatakannya. Lalu dia memasang ekspresi kesal

" Kalau dengan meminta maaf saja masalah bisa selesai, Jak*rta ga mungkin banjir bos " dia menyilang kan tangan nya tanda dia merasa mudah untuk di tenangkan.

" Lakukan sesuatu dengan benar dasar bodoh ! " Dia melepaskan kancing baju tidur ku perlahan.

" Seperti yang kau minta tuan putri " aku segera membalik tubuh dan meletakkan putrianna berbaring di kasur. Dan melepaskan segalanya, lalu kami melanjutkan permainan yang sebenarnya.

Hingga kami kelelahan dan tertidur.

Chapitre suivant