webnovel

Kebahagiaan Yang Terlambat

"Kamu mandi, gih! Ini badan kamu sudah kecut begini!" celetuk Farisha karena Usman tidak kunjung melirik ke arahnya. Ia harus mengatakan hal lain untuk mengalihkan pembicaraan.

"Iya sudah, Tante. Mau mandi saja dulu, yah." Ketika ia menengok ke arah Farisha, tentu pemandangan pertamanya adalah seorang wanita cantik dengan pakaian super minim dan jelas terlihat lekuk tubuhnya. Pakaian itu seakan-akan menjerit ketika dipakai oleh Farisha.

Lama Usman melihat Farisha yang hanya memakai bikini itu. Ia tidak menyadari kalau ia sudah melihatnya tanpa berkedip. Bahkan jantungnya seakan mau copot. Kalau ini adalah mimpi, mungkin ia sudah langsung menyerobot. Tapi ia bisa mengendalikan dirinya. Setelah melihat hampir satu menit, ia kembali melengos. Melihat ke arah lain dengan masih dengan jantung yang lebih cepat berdetak. Nafasnya memburu, membuat dirinya malu sekaligus nafsu.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com

Chapitre suivant