"Siapa bilang artinya sahabat?" bantah Yudha.
"Lalu apa?" tanya Dewi makin penasaran.
'Cinta pertama.' Yudha menyahut dalam hati.
"Cari tahu aja sendiri."
"Eh, mana bisa begitu." Dewi tidak terima.
"Sudahlah. Aku lelah, Dewi."
Dewi langsung terdiam mendengar ucapan Yudha. Bahkan mimik wajahnya langsung berubah sendu.
"Pinjamkan aku bahumu seperti dulu lagi, Dewi!" Lalu tanpa menunggu persetujuan dari gadis itu, Yudha langsung bersandar padanya. Dewi hanya diam membatu.
"Berceritalah seperti biasanya," lanjut Yudha, yang kini bertindak seperti sosok yang Dewi kenal, Tirta, seorang manusia yang direkrut Dewi menjadi panglima di istananya.
"Tapi kau harus janji, kali ini kau tidak boleh tidur lagi, ya! Selama ini kau selalu tidur tiap kali aku bercerita. Kau bilang ceritaku menarik. Tapi sepertinya kau bohong."
"Ceritamu memang menarik karena itu membuatku tertidur. Sudah kubilang kamu jadi storyteller saja." Yudha semakin menyamankan posisiku pada bahu Dewi.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com