"Ya, baiklah."
Posisi baris pertama sungguh terlalu bagus. Apalagi barisan ini, termasuk baris di belakangnya merupakan kursi khusus yang tidak diperjualbelikan.
Tiket yang dibeli oleh Qiao Ran sebelumnya terletak di baris kesepuluh yang hampir mendekati belakang.
Jika benar-benar duduk di sana, mungkin hanya bisa melihat punggung orang-orang di depan.
Ketika Jiang Tingxu setuju, mata si Kecil yang ada di gendongannya berbinar saat melihat ayahnya. Setelah itu, ada tarikan yang mantap dari ayahnya.
Belum sempat bereaksi, ibu dan anak itu ditarik bersama ke pelukan Mo Boyuan, "Kakak ipar, aku lebih baik tidak merepotkanmu untuk urusan istri dan putraku. Jika ada waktu kosong, kita bisa makan bersama!"
Sedangkan kapan ada waktu kosong itu, hanya Tuhan yang tahu.
Mo Boyuan tiba-tiba membuka mulutnya yang mengejutkan semua orang di ruang itu.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com