webnovel

31.) Kamu Takut?

Ku ketuk pintunya

"Masuk"

Ku buka pintunya

"Duduk" kata ibu

"Tau kesalahan mu?" Tanya ibu

"Bohong dengan ibu"

"Lalu"

"Menyuruh orang berbohong"

"Lalu"

"Terlambat datang ke sini"

"Baguslah jika sudah sadar" kembali lah keluar dulu aku ingin menyelesaikan pekerjaan ku sebentar

"Baik ibu"

Ku lihat ruang keluarga yang tadi sepi menjadi Ramai ada Kakek Nenek Hiyori dan tambahan Kaguya Shinomiya, Hayasaka, Maki Shijou, Chika Fujiwara, Shirogane, Iino miko, dan Yu ishigami?

Aku berjalan mendekat

"Oh hey lama tak jumpa Haruka kun" ucap Kaguya

"Oh hey, Kalian temanya Kaguya?"

"Benar Kami anggota se osisnya perkenalkan nama ku Miyuki Shirogane"

"Perkenalkan juga Nama ku Haruka Shinomiya"

Note : gak tau bener atau nggak ya!

Di anime ada nama Maki Shijou dimana ia juga cabang dari keluarga Shinomiya dengan nama keluarganya Shijou, lalu kenapa Keluarga Haruka yang cabang masih memegang nama Shinomiya? Sebenarnya aku juga agak panik ku kira tuh Maki nama belakangnya juga Shinomiya dan pas ku lihat ternyata bukan, jadi ku buat saja pengaturannya begini.

1. Penyebab jadi keluarga cabang mungkin anak yang lahir dari selir dan anak itu punya anak lagi.

2. Dengan alasan pertama maka ku buat pengecualian, Ku pertahankan nama Shinomiya dengan alasan karena Kekek buyut Haruka dengan Kekek buyut Kaguya merupakan kembar, kakek kaguya mewarisi harta utama dan Kakek Haruka karena keluar kedua masih bisa mewarisi beberapa harta dan nama belakang Shinomiya

3. Nama bisa berubah juga jika keluarga lain yang di nikahi lebih besar ketimbang pangkat dalam keluarga Shinomiya nama belakang boleh di ubah (kemungkinan ini yang terjadi ama Maki Shijou)

Lanjut ke cerita

"Uwaaa dia tampan dan terlihat gagah" pikir Iino dan Chika

Melihat mata bintang kedua temanya Maki menyadarkan mereka.

"Kita kesini karena dia loh" ucap Maki

"Eh dia yang menikah?" Tanya Chika

"Padahal tadi cinta pandangan pertama" kata Iino

"Ya mau gimana lagi mari sapa dia dulu" kata Maki

"Perkenalkan Haruka kun Aku Chika Fujiwara"

"Aku Iino Miko"

"Aku sudah kenal lah" Maki Shijo

"Aku Yu Ishigami"

"Aku Haruka Shinomiya salam kenal juga, kalian juga sudah kenal Saki?"

"Sudah kenalan tadi" ucap Chika

Minunan dan makana ringan datang di berikan pelayanan.

Kakek Nenek ku berdiri dan mengkode ku untuk mengikutinya.

"Kalian makan lah dulu aku ada urusan" ucap ku

"Eh tapi mau kemana?" Tanya Chika

"Jangan tangan Chika chan ada hal penting yang akan dia urus" kata Maki dengan mengkode mata

Aku menghampiri Saki yang sedang mengobrol dengan Ayah.

"Sudah saatnya ya, semoga beruntung kalian berdua" ucap Ayah

"Ayo Saki mengenal Kakek Nenek" ucap ku

"Umm baiklah"

Ku gandeng tanganya

"Shinomiya.." ucap Miyuki namun ingat ketika di kereta

"Panggil aku Kaguya di sana Kaichou, di keluarga itu memakai nama belakang Shinomiya"

"Kaguya kenapa Haruka tadi kurasa mengatakan bahwa mengenal kakek nenek"

"Boleh ku jawab Kaguya san?" Tanya Maki

"Tidak biarkan aku saj Maki" jkata Kaguya

"Yang ku tahu aturan keluarga Shinomiya memang masih di gunakan di keluarga ini, artinya jika menantunya bukan yang dipilihkan, menantu itu harus bisa membuktikan bahwa dia pantas diberi nama belakang Shinomiya"

"Maksudnya perjodohan masih di lakukan?" Tanya Miyuki

"Benar sekali kaichou jika kamu belum tau Aku adalah orang yang akan di jodohkan dengan Haruka sebenarnya" ucap Kaguya

"Huh" Miyuki terkena serangan mental

"Tapi tenang saja sekarang kan sudah batal" ucap Kaguya

"Apa ada dari kalian yang bisa bermain piano?" Tanya Ayah Haruka

"Saya bisa paman, bolehkah saya bermain" kata Chika

"Silahkan aku ingin lihat permainan dari anak muda, sayangnya anak ku Hiyori tidak bisa"

"Hey Piano itu terlalu lembut untuk tangan ku yang keras Ayah tau?"

"Dasar anak otot, kamu masih saja seperti ibu" kata Ibu yang baru keluar dari ruang kerjanya

Kaguya segera menghampiri Ibu Haruka.

"Salam Bibi aku datang berkunjung untuk mengucapkan selamat pada Haruka"

"Ahh sayang sekali ya Kaguya chan Haruka sekarang sudah ada yang punya ku kira dulu dia akan menjadi suami mu, maafkan bibi karena itu keputusannya sendiri"

"Umm tidak apa aku pun juga akan menentukan pilihan ku sendiri nantinya"

"Apa yang berambut Kuning itu?"

"Ummm" balas Kaguya

"Oh iya perkenalkan mereka teman ku se osis yang ikut berkunjung dari Tokyo"

"Baiklah nikmati waktunya, jika ingin main PS mainkan saja Ps milik Haruka di kamarnya lalu bawa kemari"

"Baik Bibi"

Kaguya kembali ke temannya

"Kalian apa ada yang ingin main game? Jika ada akan ku ambilkan ps milik Haruka"

"Ambil saja Kaguya san" ucap Yu ishigami

"Biar ku ambilkan Kaguya san" ucap Yasaka

Setelah ps di pasang.

Yu Ishigami melihat isi game di dalamnya, walaupun masih ps 4 tapi konsol ini yang versi pro dan isinya banyak banget, cuma sayang tidak di update game di dalamnya.

"Astaga ada game limited edition juga berapa biaya yang dia keluarkan untuk membelinya ya"

Miyuki yang agak tertarik karena mendengar limited edition.

"Memangnya game harganya mahal ya Ishigami?" Tanya Miyuki pelan

"Tergantung sih ketua, tapi game yang ada di sini berbayar mahal semua, mungkin jika di uangkan saat itu 1 juta yen ada untuk memebli semua game di konsol ini"

"Apa 1 juta yen hanya untuk game?"

"Ya namanya juga suka" balas Ishigami

Kembali ke Haruka

Sampai di ruangan istirahat Kakek Nenek.

"Haruka kun duduk dan Saki tunggu di luar dulu" ucap Nenek

Aku menyuruh Saki untuk keluar ruangan dulu.

"Haruka kun kamu tau bukan aturan keluarga kita jika ada menantu luar pilihan" kata Kakek

"Aku tau Kakek"

"Ku dengar kamu sudah menikah dengan Saki tapi bahkan tidak kemari untuk mengatakn sepatah kata pun pada kami, apa kamu masih menanggap kami keluarga mu?" Tanya kakeknya lagi

"Aku masih, makanya sampai sekarang aku belum membuat resepsi pernikahan, aku kesini juga ingin meminta restu dari mu kakek nenek"

"Pintar ya kamu buat alasan, di keluarga mana pun pasti akan mengenalkan calon nya dulu baru nikah, bukan di sahkan dulu baru di kenalkan" ucap Si nenek ganti

"Wah ribet ini" pikir ku

"Jika aku boleh jujur aku juga kecewa pada kalian berdua Kakek Nenek"

"Karena alasan mengusir mu? Sungguh ke kanak kanakan sekali" ucap Kakek sadis

"Ya bagaimana lagi aku masih seorang remaja labil waktu itu, aku memang salah di sini karena tidak memberi tahu kalian berdua dulu tapi kalian juga salah karena memutuskan hubungan dengan ku"

"Jadi kamu menyalahkan kami?"

"Tentu ku salahkan kalian"

"Oh berani sekali cucu yang satu ini"

"Kakek bukanya aku ingin membengkang atau apa, aku dan Saki sudah menikah pada akhirnya dan tidak dapat di ubah, jika aku tidak berani maka tidak mungkin aku akan menikahinya, ku harap kalian paham juga"

"Kamu tidak menyesali keputusan mu?" Tanya Nenek

"Tidak akan ku sesali"

"Kamu bisa menghidupinya?"

"Aku sudah bekerja sambil sekolah sekarang dan beberapa waktu lalu aku membuka restoran"

"Baik keluar dulu dan panggil Saki kesini"

"Ukhhh lulus juga" pikir ku

Aku keluar dan menyuruh Saki masuk ke dalam.

Ku genggam kedua tangan Saki

"Kamu tidak perlu takut, jawab saja pertanyaan mereka dengan jujur dan buktikan kamu pantas untuk ku" ucap ku menyemangati Saki

"Umm aku akan berusaha Haruka kun"

Saki masuk ke dalam ruangan

"Saki duduk di sini"

Saki duduk di bantal duduk

"Perkenalkan Dirimu Saki"

"Malam Kakek Nenek saya Saki Yoshida"

"Ayah mu ibumu?"

"Ayah ku telah meninggal saat aku kecil dan ayah tiri ku di penjara untuk ibuku sekarang dia ada di rehabilitasi"

"Kudengar ketika kamu bertemu dengan Haruka, kamu sedang berkencan dengan mantan pacar mu"

"Benar Nenek waktu itu Haruka datang menyelamatkan ku dari nya"

"Apa kamu wanita baik baik" tanya Nenek

"Ingat jawab sejujurnya" perkataan Haruka tadi

"Saya bukan wanita yang baik tapi saya bukan juga wanita yang buruk Nenek"

"Oh dan kenapa bisa seperti itu"

"Saya punya seorang ayah tiri yang bahkan hampir memeperkosa saya jika saya tidak waspada karena ucapan Haruka mungkin saya sudah rusak sekarang"

Kakek Neneknya kaget mendengar itu.

"Aku juga sudah menjebak Haruka untuk menikahi ku, aku wanita yang buruk, tapi aku sungguh mencintai Haruka, di waktu sebelum ia menikahi ku, aku bertanya juga padanya apa dia marah atau tidak setuju akan pernikahan nya, Haruka menjawab jika ini takdir maka biarlah aku juga cinta kamu"

"Lalu apa yang membuat mu menjadi wanita yang baik?"

"Aku peduli pada Haruka, ku rawat kesehatannya, ku jaga makannya, dan aku juga bisa cari uang sendiri"

"Maksud mu Yt itu?" Tanya Kakek

"Benar Kakek walapun tidak seberapa hasilnya namun bisa digunakan untuk tabungan rumah tangga kami"

"Jika ku katakan kamu harus menghapusnya dan fokus saja pada ibu rumah tangga apa kamu akan menerimanya" tanya nenek

"Jika memang itu kewajiban yang harus ku lakukan maka akan ku lakukan, tapi hati kecil ku juga mengatakan ingin bekerja dan menghasilkan uang, bukan tidak menghormati suami tapi ada juga ibuku yang akan ku rawat nantinya setelah ia keluar dari rehabilitasi, nantinya aku tidak ingin merepotkan Haruka tentang biaya hidupnya"

"Jika ku suruh pilih Ibumu atau Haruka maka mana yang akan kamu pilih Saki san?" Tanya Kakek

"Karena aku sudah menikah dengan Haruka maka yang ku pilih adalah Haruka, ia lah yang paling ku taati dan pedoman hidupku saat ini Kakek"

"Kamu tau bukan keluarga Shinomiya bukan keluarga yang menarik menantu se enaknya" tanya kakek

"Aku tau Kakek tapi memang kewajiban utama ku adalah suami ku, serta aku akan membuktikan bahwa aku mampu bersinar juga nantinya"

"Kamu yakin bisa sehidup semati dengan Haruka"

"Saya Yakin Kakek"

"Panggil suami mu kemari" kata Kakek

Saki memanggil ku dan kami duduk berdua berhadapan dengan Kakek Nenek.

Aku dan Saki menunduk menunggu Kakek atau Nenek berbicara duluan.

"Haruka kun Saki chan ku berikan restuku pada kalian gunakanlah nama Shinomiya nantinya ketika resepsi pernikah mu dilakukan" ucap Nenek

Aku dan Saki menaikan kepala setelah mendengar itu.

"Ku berikan juga restu ku dan maaf Haruka kun atas tindakan ku dulu, dan cepatlah buat momongan hehe" ucap Kakek

Kami menoleh ke kakek

"Tentu Kakek akan ku buat secepatnya setelah lulus sekolah"

"Kelamaan itu!" Teriak kakek

"Ya mana bisa cepat cepat Saki chan masih kelas 1 sma loh, dan masih terlalu muda untuk melahirkan"

"Sudahlah kalian Saki chan malu di buatnya tuh" kata Nenek

"Umm"

"Maaf maaf Saki chan aku yang terlalu tidak sabar untuk menimang cicit"

"Tidak apa kakek" ucap Saki

"Baiklah mari kembali ke ruang keluarga" ucap Nenek

Kami berempat berjalan bersama ke ruang keluarga.

"Sukses Haruka kun?" Tanya ayah

Ku acungkan jempol padanya

"Apa apaan wanita ini tinggi sekali" teriak yu Ishigami pada Hiyori

"Bukan salah ku jika tinggi salahkan ibu ayah ku" balas Hiyori

"Hey kalian sedang main dengan ps ku ya?" Tanya ku mendekat

"Oh Haruka kun urusan mu sudah selesai?" Tanya Kaguya

"Sudah Kaguya chan" ucap ku

"Apa Haruka kun? Dan Kaguya chan? Sementara aku masih memanggilnya shinomiya" pikir Miyuki

"Boleh aku dan Saki ikut bermain?" Tanya ku

"Tunggu setelah satu match" ucap Yu Ishigami

"Baiklah aku akan mengobrol dengan yang lain dulu"

"Hey Haruka kun berapa tinggi mu?" Tanay Chika

"Sekitar 184 benar kan Saki?"

"Sudah naik kurasa Haruka kun"

"Astaga itu tinggi sekali untuk Siswa SMA kamu kelas 2 bukan?" Tanya Chika

"Bukan aku masih kelas 1, aku selama 1 tidak lanjut setelah lulus smp jadinya aku telat 1 tahun"

"Eh kenapa?"

"Alasan pribadi" ucap ku

"Ano Haruka san bisa aku bertanya beberapa hal padamu?" Tanya Miyuki

"Boleh saja silahkan Miyuki"

"Bukan di sini tapi diluar saja"

"Oh tentu, mari ikuti aku, Saki ku tinggal dulu"

"Baik"

"Kyaaa Ketua sudah membuat langkah awalnya" teriak Chika

"Apa maksudnya?" Tanya Maki dan Iino

"Hayasaka rekam percakapan mereka" perintah Kaguya

"Itu tidak sopan Kaguya sama" ucap Hayasaka pelan

"Moouu aku tidak peduli lalukan saja dengan alat perekam suara milik mu"

"Anda akan bertanggung jawab jika terjadi sesuatu kedepanya?"

"Lakukan saja"

Diteras samping rumah

Kulihat Hayasaka mengikuti.

"Tunggu sebentar Miyuki"

Ku hampiri Hayasaka di balik koreden

"Mau apa kamu Hayasaka?"

"Oh Haruka sama ku lihat korden ini agak kotor...."

"Pergi dan bawa alat perekam mu"

"Baik Haruka sama" ucap Hayasaka ketakutan

Di samping Kaguya

"Maaf Kaguya sama misi gagal Haruka mengetahui keberadaan ku" ucapnya pelan

"Mouuuu Haruka bodoh"

Kembali ke teras

"Ada apa tadi Haruka san?" Tanya Miyuki

"Ada penganggu tadi jangan pedulikan, apa yang ingin kamu katakan?"

"Pertama ku ucapkan selamat atas pernikahan mu, ke dua aku ingin bertanya tentang persyaratan yang kudengar dari Kaguya masalah keluarga Shinomiya padamu"

"Maksudnya tentang pernikahan boleh tidak jika dilakukan oleh orang di luar pilihan ketua keluarga?"

"Benar itu yang ku maksud" balas Miyuki

"Jika kamu bertanya padaku sebenarnya aku juga tidak tau karena keluarga ku dan keluarga Kaguya yang merupakan keluarga utama memiliki aturan yang berbeda"

"Begitukah?"

"Iya memang berbeda, keluarga ku masih sedikit renggang, tapi jika kamu memang yakin akan pilihan mu dengan Kaguya maka aku punya saran agar ketua keluarga bisa mengizinkannya"

"Apa itu Haruka san?"

"Buang mental miskin mu, buang keraguan mu, percaya bahwa kamu mampu dan bersikaplah dewasa dalam jika ternyata masih gagal"

"Hanya itu?"

"Apa kamu mampu melakukannya? Ingat lawan mainmu adalah Kaguya Shinomiya loh, Salah sedikit nyawa mu bisa terancam"

"Ah apa semengerikan itu?"

"Memang mengerikan, dengarkan aku Jika kamu sudah yakin dan punya modal kurasa uang yang jadi halangan bukanlah orang tua Kaguya melainkan kakaknya"

"Siapa dia memangnya?"

"Kurasa Yakuza bagian petinggi, kamu ingat? kami Shinomiya kami bersatu untuk kuat kakak Kaguya mungkin yang pertama tapi pasti ada lagi yang akan menghalangi mu mengingat Kaguya adalah anak perempuan terakhir yang mungkin jadi bahan perjodohan"

"Haruka san apa kamu bisa membantu ku agar aku berhasil mendapatkan Kaguya Shinomiya?"

"Nama keluarga mu Shirogane bukan?"

"Benar"

"Buat itu jadi besar, entah apa usaha mu buatlah manjadi keluarga yang makmur ekonomi, kamu juga bisa kawai lari dengan Kaguya tapi aku tidak bisa menyarankan itu"

"Kamu benar sekarang aku miskin aku harus berusaha kerja lebih keras"

"Jangan kerja di orang lain tapi buatlah usaha Miyuki san"

"Eh tapi apa itu?"

"Entahlah kamu laki laki maka pikirkan sendiri" (author yang sebenarnya jadi korban mikir disini)

"Baik Haruka san terima kasih"

"Tentu sudah tidak ada lagi bukan?"

"Ada, kamu masih sekolah dan berhasil menghidupi keluarga mu apa yang kamu lakukan?"

"Ya fokus saja memenuhi hidup, pelajaran sekolah urusan akhir, bukankah sekolah mu sudah ada pilihan setalah lulus terjamin di universitas lanjutan"

"Memang benar tapi aku ingin kuliah di luar negeri"

"Buat apa kuliah di luar negeri"

"Kamu kerja akan di jepang, kekasih mu juga di Jepang, kamu akan kesepian di luar negeri, dengan di sini kamu bisa mendapat dukungan jika gagal tapi jika di sana apa bisa? Pikirkan lah dua kali jika kamu ingin kuliah di luar negeri" ucap ku

"Apa keputusan ku salah?"

"Salah besar! Bersama lebih baik daripada sendiri"

"Akan ku pikirkan ulang kata katamu Haruka san"

"Tentu, mari kembali"

"Haruka nii chan sekarang giliran mu main" ucap Hiyori

"Woke ayo main siapa lawan ku"

"Aku aja ucap Yu Ishigami"

"Oh apa kamu yakin bisa mengalahkan ku, aku pandai main pes loh"

"Lihat saja kemampuan ku nanti"

Meanwhale 10 menit kemudian

"Wkakakakakaka ishigami bodoh bagaimana permainan bola kebobolan 5 kosong" ucap Iinu

"Diam kamu, dia yang terlalu jago dan aku agak kram tanganku"

"Alasan kakak ku memang jago huuuu" ucap Hiyori dan bersiap akan memeluk ku

"Eitsas jangan peluk peluk" kata ku

"Aku peluk Saki saja dia lebih harum dari kamu"

"Eh aku sudah mandi" kata Hiyori

"Terserah pokoknya harum Saki bwek"

"Haru jangan goda adik mu" Teriak Ayah

"Anak anak makanan sudah siap mari kita ke meja makan untuk makan malam"

"Eh bibi kami akan pamit sekarang jadi tidak usah repot repot" ucap Kaguya

"Siapa yang repot, pokonya kalian makan dulu setelah itu terserah kalian mau menginap atau kembali ke rumah, jangan menolak"

"Umm baiklah bibi"

Kami semua makan di meja besar yang sama

Makanan mewah tersaji di atas meja.

"Lauk yang mana Haruka kun?"

"Ayam bakar dan dimsum saja Saki chan"

"Baik, ini ku ambilkan"

"Terima kasih"

Kursi Ayah

"Hey sayang ambilkan dong malu dilihat yang muda" kata Ayah pelan

"Ambil sendiri aku terlalu lelah, aku ingin ayam goreng dan jus mangga tolong ambilkan sekalian"

Jadinya Ayah yang di suruh

"Ketua mau apa?" Tanya Kaguya mencoba

"Oh aku akan ambil sendiri" balas Miyuki

"Loh biar aku saja"

"Tidak usah Kaguya san lauknya lebih dekat padaku jadi biar ku ambil sendiri"

"Uhhh baiklah ambil sendiri sana"

"Sabar Kaguya san, ketua memang tidak peka" ucap Chika

Jam 7.30 kami selesai Makan, Kaguya dan teman teman izin pamit karena takut kereta tidak ada lagi jika lebih malam.

Tapi Nenek ku bersikeras untuk membuat mereka menginap hasilnya pun mereka malah menginap, untungnya rumah ini banyak kamar tamunya jadi aman jika setiap kamar di isi 3 orang.

"Ayah ibu aku dan Saki pamit"

Tatapan ibu ku setajam silet mengenai mata ku

"Baik aku menginap" ucap ku cepat

Kaguya dan temannya di persilahkan mandi dulu jadi sekarang di ruangan keluarga hanya ada keluarga kami.

"Haruka resepsi mu akan kamu buat sendiri atau kami yang bantu buatkan" tanya Ibu

"Aku ingin membuatnya sendiri kira kira saat liburan semester 1 nanti"

"Apa kamu ada uang lebih?" Tanya Ayah

"Aku punya, tapi jika kalian membantu aku juga akan menerimanya"

"Baik nanti ibu akan kirim ke rek mu 100 milyar yen" celetus tanpa rem

"Jangan segitu juga ibu, terlalu banyak hanya untuk pernikahan, maksud ku begini resepsi ini kan keluarga kita, sudah selayaknya aku yang berjuang utama tapi lebih baik juga ayah ibu membantu sebagai orang tua"

"Jadi 50 cukup?"

"Juta?" Tanya ku

"Miliar" balas ibu

"Kebanyakan ibu, 50 juta sudah cukup kok" balas ku

"Yakin hanya 50 juta? Memangnya pesta nya kecil kecilan?"

"Astaga ibu ku mengerikan 50 juta yen di bilang hanya pesta kecil kecilan" pilir Saki

.

.

.

.

.

Author mau tanya lebih baik tetap lambat agar cerita lebih menarik karena penjelasan setiap karakter jelas atau Skip aja sampai momen momen penting, kalau saya sendiri sih pengennya lambat aja, kan kalian juga bisa nikmati obrolan gaje Saki Haruka

Chapitre suivant