webnovel

Makhluk Yang Lemah Membuatku Jijik

Skip Beberapa Bulan Kemudian

Sekranag ini, Madara dan teamnya (Souta, Nahoya, Ilyasa, Ken) dikenal di seluruh Akademi.

Itu terjadi karena bakat yang mereka tunjukkan sangatlah luar biasa. Terutama Madara Uchiha.

Madara dikenal dengan kepribadian yang dingin, Cool, dan menakutkan.

Tidak ada yang berani menantang ataupun mencari masalah dengan Grup Madara, Terutama Madara.

Mereka tau jika mereka mencoba mencari masalah dengan Madara, maka mereka akan berakhir dengan salah satu lengan mereka yang akan lepas dari tubuh mereka.

Sudah ada 15 orang yang sangat bodoh mencari maslah dengan Madara dan berakhir dengan orang tersebut beserta keluarga bawahannya mati secara misterius dan mengenaskan.

Beberapa orang percaya bahwa pelaku dibalik kematian mereka adalah ada sebabnya dengan Madara.

Namun, tidak ada satupun bukti ataupun saksi mata yang meluhat Madara melakukan pembunuhan tersebut.

Maka dari itu, semua orang hanya menganggap mereka semua mati karena hal yang tidak diketahui.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Sekarang ini, Madara bersama teamnya sedang di tugaskan untuk mencari sebuah batu sihir tingkat A+ yang berada di Gua dekat hutan kematian.

Misi ini adalah Misi tingkat A+ yang hanya bisa di lakukan oleh Murid Akademi yang sudah berpengalaman dalam hal pertarungan maupun pertempuran.

Oleh karena itu, Madara beserta Teamnya yang notabennya memiliki bakat dan tekhnik bertarung yang sangat hebat dan berpengalaman, maka mereka ditugaskan untuk menyelesaikan misi ini.

Para gurupun juga tidak perlu khawatir dengan team Madara. Toh, disana ada Madara yang memiliki kekuatan setara dengan Kesatria tingkat SS dan juga teamnya sendiri sudah bisa dikatakan memiliki kekuatan Kesatria tingkat A++ setiap orangnya.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Madara dan teamnya pun akhirnya sampai di tujuannya. Terlihat, di depan pintu masuk Gua itu dijaga orang yang menurut informasi, Mereka adalah bandit kelas kakap yang sering membuat onar di sekitar kota netral.

Bukan Madara namanya jika Madara harus menunggu dan merencanakan tetek bengek hal yang membuang waktu.

Tanpa pikir panjang, Madara dan teamnya berjalan maju dengan santai dan elit. Mereka tak mempedulikan Reaksi para Bandit tersebut.

Para bandit yang melihat kemunculan tiba-tiba Madara dan Teamnya pun langsung memandang sinis mereka.

Bandit 1: "Hoii, siapa kalian Bocah nak-"

Belum juga Bandit itu menyelesaikan kalimatnya, Ken langsung menebas kepala Bandit itu dengan Katana miliknya.

Ken: "Kau butuh 1000 tahun lagi untuk berbicara dengan makhluk agung seperti kita, Dasar Makhluk hina!"

Madara hanya menatap datar temannya itu. Well, dia sendiri juga tidak peduli dengan apa yang dilakukan teamnya itu.

Mereka terus saja mengikuti Madara kemanapun Madara pergi. Mereka mengatakan bahwa Madara adalah sosok pemimpin bagi mereka.

Bandit 2: "Oi... Apa yang kau-"

Lagi, belum selesai Bandit tidak berguna itu menyelesaikan kalimatnya, Ilyasa langsung merobek kepalanya menjadi 3 bagian.

Para Bandit penjaga gerbang lainnya yang melihat ini pun terkejut.

Namun, belum sempat mengucapkan kata dan bertindak, mereka semua dibantai Souta dan Naoya.

Souta dan Naoya adalah tipe petarung yang menyiksa lawannya dulu sampai menderita kegilaan mental lalu membunuh musuhnya dengan cara menguliti musuhnya. (Sykopet emang de bes lah👍)

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Setelah beberapa saat Souta dan Naoya membantai, Menyiksa, dan menguliti para Bandit penjaga gerbang, Madara pun berjalan menuju ke depan gerbang Masuk gua itu.

Madara: "Ilyasa, gunakan sihir Deteksi jantungmu dan cari tau, berapa banyak bandit yang ada di dalam gua ini. Dan juga, apakah gua ini hanya ada satu jalur saja?"

Ilyasa: "Baiklah, akan aku lakukan."

"Direction Magic"

Setelah Ilyasa menggunakan sihirnya, dia langsung mengatakan apa yang dia tau pada Madra.

Ilyasa: "Ada sekitar 200 orang di dalam. 170 dari mereka adalah para Bandit yang ada di Informasi yang kita dapat di kota dan 30 lainnya adalah Korban penculikan dari para Bandit itu. Kebanyakan para korban adalah wanita."

Madara: "Bagaimana Kondisi korban?"

Mendengar perkataan Madara, Ilyasa sudah tau apa yang akan dilakukan Madara, lalu dia menjawab Madara dengan wajah dingin.

Ilyasa: "Mengenaskan!"

Madara: "Hmm, Souka! Kalau begitu..."

"Katon : Gouka Mekakyu"

Madara langsung menyemburkan api yang sangat besar dan api itu masuk ke dalam gua dan membakar semua yang ada di dalam gua itu.

Ilyasa mendeteksi jika orang-orang yang ada di dalam gua tersebut telah mati hangus menjadi abu. Semua Bandit dan tak terkecuali korban wanita yang diperkosa para bandit mati di bakar hidup-hidup oleh Madara.

Ilyasa, Ken, Souta, dan Naoya langsung tersenyum sinis dan terlihat di wajah mereka bahwa mereka sangat puas apa yang dilakukan Madara.

Toh, apa yang dilakukan Madara juga menurut mereka adalah hal yang benar.

Madara tega membunuh korban wanita yang di perkosa para bandit itu karena Madara ingin mengakhiri penderitaan mereka.

Madara tau bahwa para wanita korban Bandit yang ada di dalam gua itu sudah sangat menderita dan tidak mempunyai harapan untuk hidup.

Itulah kenapa, saat Ilyasa mengatakan bahwa kondisi mereka sangat memprihatinkan itu mencakup segala hal dari sang korban.

Mulai dari kondisi korban seperti Luka Luar, luka dalam, Mental, dan fisik mereka dikatakan sangat memprihatinkan.

Lebih tepatnya, lebih menyakitkan dari sebuah kematian.

Madara: "Makhluk yang lemah membuatku jijik. Matilah menjadi abu tanpa sisa karena dunia ini tidak menerima makhluk seperti kalian!"

Madara mengatakan kata itu dengan sinis menatap ke arah para korban dan bandit itu.

Madara Team: "Madara-San/Kun,KEREEEEENN!!!"

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Mereka berlima pun masuk kedalam gua dan mengambil 3 batu sihir tingkat A+ yang mereka cari.

Batu itu adalah batu elmental Pasir, Petir, dan Logam.

Setelah mereka mengambil batu tersebut, Mereka langsung menuju ke Akademi dan melaporkan hasil misi yang mereka lakukan.

Madara juga mengatakan dengan jujur, jika dia membakar semua bandit beserta para korban penculikan bandit itu menjadi abu tanpa sisa.

Para guru hanya menggelengkan kepala mereka. Mereka tau, Madara melakukan hal itu karena Madara ingin menghentikan penderitaan dan rasa sakit para korban tersebut.

Madara memang terlihat sangat kejam dan bringas dimata orang. Namun, Madara melakukan sesuatu hal yang kejam itu karena Madara memiliki alasan yang cukup.

Madara selalu memikirkan hal jauh lebih awal sebelum Madara bertindak.

Bahkan, semua orang tau jika Madara memiliki jadwal kegiatan apa yang harus Madara lakukan dan rencana masa depan, Madara sudah menyusunnya untuk 25 tahun kedepan.

Jadi, Madara memang sudah siap dengan konsekuensi dan apa yang akan dia hadapi.

Itulah kenapa, para guru hanya bisa menghela napas dengan kelakuan Madara yang di mata mereka jika Madara itu terlalu jenius.

Berbeda dengan Ilyasa, Ken, Souta, dan Naoya. Dimata mereka, Madara adalah sesosok panutan yang harus mereka ikuti.

Bagi mereka, Madara adalah salah satu contoh Makhluk yang sempurna yang memiliki kekuatan besar serta kejeniusan yang sangat Extreme!

Setelah Madara dan Teamnya melaporkan hasil Misi mereka, mereka berlima pun pergi dari tempat itu.

Beberapa saat kemudian setelah Madara dan Teamnya pergi, para guru bergumam 'Masa depan mereka mungkin bisa mengubah dunia Ini'. Mereka percaya dengan kata itu karena kekuatan, kecerdasan, kejeniusan, tekad, dan kehebatan Madara dan Teamnya sudah sangat kelewatan hebat.