Brussel mencoba menatap Manila lekat-lekat dan mencari kebohongan dari mata anak laki-laki tersebut. Dan ketika ia mencoba mencari celah di sana, rupanya ia sama sekali tidak menemukannya.
Bangkok yang melihat temannya tersebut tampak bersitegang dengan lawan bicaranya. Ikut merasa tidak enak. Dia pikir Manila mencoba memancing pertengkaran di sini.
"Apa ada satu hal saja yang bisa kau tunjukkan padaku, agar aku bisa memercayaimu?" tanya Brussel memastikan. Dia mencoba mencari petunjuk dari Manila. Dia ingin tahu apakah anak laki-laki itu sedang berbohong saat ini atau tidak.
Manila tidak tahu harus menunjukkan apa. Namun mengingat situasi seperti ini tidak akan datang dua kali dia mencoba mencari sesuatu di dalam pikirannya. Namun siapa sangka di saat dirinya mencoba untuk memikirkan sesuatu untuk membuat Brussel percaya pada dirinya, tiba-tiba saja seorang tamu tak diundang yang ia kenali masuk ke dalam kafe sana, dengan wajah melongo tidak percaya.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com