Setelah lebih satu jam, Clara tidak memiliki pilihan lain selain meminta ampun dengan air mata di matanya.
Dia tidak memiliki kekuatan lagi untuk bertahan.
"Qin, kau brengsek, apa kau ingin membunuhku?" Ucapnya dengan nada kesal.
Dia kemudian mencoba berdiri. Dia jelas ingin pergi ke kamar mandi karena saat ini tubuhnya penuh dengan cairan cinta.
Tapi dia baru saja berdiri, dan dia jatuh lagi.
Melihat itu, Qin Tian dengan cepat menopang tubuhnya.
Dia lalu mengangkatnya dengan kedua tangannya.
"Kamu harus bersyukur aku tidak menerobos bokong mu," ucap Qin Tian sebelum membawanya ke kamar mandi.
Wajah Clara memerah saat dia mendengar kata-katanya.
"Jangan berpikir tentang itu kepada ku, itu adalah bidah yang sangat dilarang," jawabnya.
"Well, saat aku berkuasa di bumi, tidak akan ada lagi yang disebut bidah."
"..."
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com