webnovel

LIU | 11

"Kakak!" Panggil Yervant yang baru saja tiba memanggil sang kakak

Gavin yang mendengar teriakan adik tersayangnya yang saking sayangnya dia sama adiknya hingga ada rasa ingin ia tendang ke rawa-rawa itu hanya diam menunggu kedatangan sang adik yang ia yakini sedang berjalan ke arahnya.

"Kakak!" Panggil Yervant lagi saat tidak mendapatkan balasan dari kakaknya itu.

Kalau kalian bertanya dimana keberadaan Gray, ia sedang berada di dapur bersama bibi Lee untuk membuat jus stroberi yang tentu saja stroberi menjadi bahan utamanya. Tidak mungkin kan jus stroberi buah yang dipakai itu buah pisang.

Sangat tidak mungkin.

Tentu saja buah yang mereka pakai itu buah stroberi yang ia beli bersama dengan Gavin saat mereka singgah di pusat perbelanjaan.

Teriakan Yervant itu masih di bilang kecil karena tidak sampai terdengar ke dapur.

"Ada apa?" Tanya Gavin saat ia melihat sang adik sudah berada dihadapannya

"Kenapa kakak tidak menyahut ku?" Tanyanya kesal seraya menghempaskan tubuhnya ke atas sofa yang ada di sana tepat di samping sang kakak.

"Ini bukan hutan kalau kau lupa." Jawab Gavin melihat ke arah adiknya yang sedang kesal itu.

"Kenapa? Di tolak lagi?" Tanya Gavin yang sudah hafal dengan perilaku adiknya yang satu itu setiap ia ke Korea bersama-sama.

"Ugh! Kau pasti tahu jawabannya." Kata Yervant melipat kedua tangannya di depan dadanya. Menggembungkan pipinya serta memajukan bibirnya sampai beberapa centimeter aja.

Gavin hanya terkekeh melihat adiknya yang seperti itu. Ia sangat suka melihat ekspresi adiknya yang satu itu.

Ah, melihat adiknya seperti itu ia jadi teringat Gray manusia menggemaskan setelah adiknya.

"Kau itu pria kalau kau lupa. Berhentilah bersikap layaknya kau seorang perempuan." Peringat Gavin pada adiknya yang manja itu.

"Ish! Kakak tahu tidak?"

"Tidak tahu tuh." Jawab Gavin menggoda adiknya sekali lagi.

"Aku belum bilang apapun!" Kesalnya. "Masa kan kak dia menerima pemberianku, tapi menolak ungkapan rasa sayangku padanya." Lanjutnya

Gavin tahu betul siapa orang yang sedang diceritakan adiknya itu mengingat sudah ada kurang lebih dua setengah tahun ia ingin mendapatkan hati seseorang untuk menjadi miliknya seorang.

"Kenapa tidak mencari yang lain saja?" Tanya Gavin yang sejujurnya ia sudah tahu jawaban dari adiknya itu.

"Tidak! Kakak tahu aku sudah mengejarnya sejak lama, masa iya aku berhenti di tengah jalan. Itu sangat tidak elit. Aku akan mendapatkan hatinya sampai kapanpun."

Nah kan sudah dikatakan Gavin itu sangat tahu bagaimana adiknya. Jawaban itu, jawaban yang sama seperti jawaban tahun lalu dan tahun lalunya lagi saat ia menanyakan seperti itu.

"Kecuali dia sudah dimiliki orang lain dan aku tidak bisa menggapainya, aku berhenti. Aku menyerah mendapatkan hatinya." Kata Yervant lesu

Kalau jawaban yang satu itu Gavin tidak pernah mendengarnya. Ini baru pertama kalinya adiknya itu berkata seperti itu.

"Lepaskan, selagi bisa kau lepaskan. Gapai lah, selagi bisa kau gapai. Jangan sampai kau tidak bisa melepaskannya dan kau berubah menjadi sesuatu yang tidak kakak kenal. Kakak pegang perkataan mu." Kata Gavin sukses membuat Yervant tercengang.

Sejak kapan kakaknya mau berbicara begitu panjang seperti itu? Sungguh luar biasa.

"Kakak sehat?" Tanya Yervant masih tidak percaya apa yang baru saja ia dengar dari mulut sang kakak.

"Ck!" Gavin hanya berdecak kesal mendengar pertanyaan adiknya itu

Padahal ia serius memperingatkan adiknya itu untuk tidak melakukan hal yang di luar batas.

Pernah dengar bukan tentang cinta yang dapat mengubah mu menjadi sosok yang begitu menyeramkan? Menjadi sosok yang tidak dapat dikenali oleh orang lain bahkan orang terdekatmu.

Cinta itu menyeramkan bagi mereka yang mengubah kata cinta menjadi kata obsesi untuk mendapatkan orang yang mereka cintai. Mengubah jati diri mereka. Melakukan berbagai cara atau menghalalkan berbagai cara untuk mendapatkan orang yang kau cintai. Itu sudah sangat keterlaluan serta mengerikan yang dapat berakhir dengan hilangnya sebuah nyawa.

Cinta san obsesi itu tidak beda jauh, mereka berhubungan.

Cinta berujung dengan obsesi yang membuat monster yang di dalam dirimu terbangun. Melakukan berbagai cara untuk mendapatkannya dan membuangnya begitu saja ketika kata cinta telah hilang dalam hidupmu. Obsesi mu terhadap orang yang kau cintai juga akan memudar.

Cinta adalah kata yang memiliki kebahagiaan, kepahitan, kesakitan, dan lain sebagainya yang dimana kata cinta tersebut dapat hilang seiring dengan berjalannya waktu.

Berbeda halnya dengan kasih sayang yang dimana kata tersebut merupakan kata yang abadi. Kasih sayang tidak akan pernah pudar ketika kau selalu bersamanya. Kau tidak akan bosan pada kata tersebut. Kasih sayang juga tidak dapat mengubah mu menjadi seorang monster yang tidak dikenali oleh orang-orang terdekatmu.

Cinta dan ksih sayang itu berbeda.

Kau akan bosan pada kata cinta dan perlahan mulai memudar setiap kau berada bersamanya setiap hari bahkan setiap detik. Berbeda dengan kasih sayang yang tidak akan pernah hilang ataupun memudar ketika kau bersamanya setiap hari bahkan setiap detik.

Pilihan ada di tanganmu yang ingin memilih kata cinta namun sederhana atau kata kasih sayang yang abadi.

Yervant yang mendapat dari decakan sang kakak hanya diam memejamkan matanya. Ia sudah cukup lelah dengan penolakan yang diberikan oleh orang yang selama ini ia incar.

Seketika ia mengingat perkataan sang kakak. Lepaskan selagi bisa dilepaskan. Yervant berpikir sejenak, apakah ia harus menyerah?

Tidak, tidak, ia tidak boleh menyerah sebelum orang yang ia inginkan dimiliki oleh orang lain.

Ia akan menyerah apabila orang yang ia inginkan itu sudah menjadi milik orang lain.

"Huft!" Terdengar Yervant yang sedang menarik dan mengeluarkan napasnya secara kasar.

Sungguh ia lelah.

"Tidak perlu dipikirkan. Nikmati aja prosesnya."

"Kakak tidak tahu bagaimana perasaanku secara kakak itu jomblo seumur hidup."

"Yak! Kau menyumpahi kakakmu ini melajang seumur hidup hah?" Gavin kesal mendengar pernyataan dari adiknya itu.

"Aku bicara fakta, buktinya kakak sendiri masih menjomblo."

"Yak! Awas aja kau, aku akan buktikan kalau kakakmu ini laku. Kau tidak tahu saja banyak orang yang mengantri untuk mendapatkan hatiku." Kata Gavin berkata apa adanya secara ia itu ganteng.

Banyak gadis yang rela mengantri demi mendapatkan hatinya, namun tidak ada satupun gadis yang mampu mencuri hatinya. Jadi, ia lebih memilih untuk sendiri dulu sampai usianya matang untuk menghadapi pernikahan.

Ikatan kasih yang akan membawamu pada keluarga kecil yang bahagia selama kau mampu untuk menjaganya.

Sebuah ikatan sakral, ikatan yang suci dimana hanya ada kau dan dia beserta buah hati yang akan datang seiring berjalannya waktu

"Pembohongan publik." Gerutu Yervant tidak percaya dengan perkataan sang kakak yang menurutnya itu mustahil walau ada sedikit keraguan di sana tentang kebenaran yang ada.

Chapitre suivant