David dan Diego menaiki kuda menuju bagian Utara Fikseidon, sesuai syarat yang diberikan Diego, jika David harus membuka resleting celana bagian belakangnya, lalu duduk didepan Diego dengan penis Diego yang menancap di liang senggama David.
David tidak perlu bergoyang, tidak perlu bergerak, karena hentakan kuda yang berlari melompat sudah membuat tubuh David dan Diego maju mundur sehingga penis Diego keluar masuk di liang senggama milik David.
Suara ringkikan kuda yang dipukul Diego dibagian bokongnya, senada dengan suara David yang mendesah dihujami batang milik Diego.
Dengan memegangi tali kudanya, Diego dengan gagah memacu kuda seraya memacu bokong David.
"Bagaimana David, apa Kau menyukai perjalanan ini?" Diego semakin merapatkan tubuhnya karena Mereka sudah jauh dari Istana, dengan begini tak ada lagi yang perlu mereka khawatirkan.
"akhh..." David mendesah, "Kau gila Diego!!" teriak David, "Kau menyetubuhiku diatas kuda yang sedang berlari".
Diego tertawa terbahak-bahak, "bukankah ini menyenangkan, David" Diego kembali memukul bagian belakang Kuda sehingga membuat Kuda itu sedikit melompat dan membuat Diego maju kedepan beberapa senti, membuat penisnya semakin dalam menyeruak di liang senggama David.
"ughh..." David menahan desahannya, "Kau terlalu maju Diego!!" bentak David karena batang Diego masuk seutuhnya.
David merebahkan tubuhnya sedikit kedepan, Ia sudah pasrah dihujani sodokan otomatis dari batang Penis Diego, tidak akan ada yang tau, bahwa Kuda yang berlari kencang itu membawa sepasang pemuda yang sedang bercinta diatasnya, sebab kuda itu telah diberi sihir untuk berlari secepat kilat.
Bersamaan dengan ringkikan Kudanya, Diego menumpahkan cairannya kedalam liang senggama David, sehingga sebagian tercecer keluar mengotori punggung Kuda, Kuda yang malang.
Untungnya keadaan sepi, mereka sudah sampai dihutan Bullwyn, David harap-harap cemas, takut bertemu rombongan King Gideon, namun David tidak tahu bahwa rombongan King Gideon sudah menaiki bukit Feogor, jadi mereka tidak akan bertemu.
David dan Diego memasuki persimpangan jalan, dimana jalur kanan adalah bukit Feogor, dan jalur kiri menuju wilayah Sura, mereka sudah seharian penuh menaiki kuda sambil bercinta, jarak antara Fikseidon ke Sura seharusnya ditempuh 2 hari oleh kuda normal, namun karena kuda milik Diego bukan kuda biasa mereka sampai lebih cepat.
Setelah berada di depan Gerbang kebanggaan penduduk Sura, mereka berdua disambut oleh kegelapan yang menutupi wilayah Sura, membuat David dan Diego merinding.
David dan Diego turun dari kuda, mengikatkan kuda itu di tempat pemberhentian khusus untuk tamu yang datang dari luar, mereka berjalan menuju salah satu rumah penduduk untuk menanyakan dimana kediaman Soka, karena mereka baru pertama kali menginjakkan kaki di tempat ini.
"pp--pulanglah, Kkk--kau tt--tidak akk--kan sss--selamat" pria yang ditanya David menjawab terbata-bata, wajahnya ketakutan saat David menyebutkan nama Soka.
"Aku adalah David, Selir King Gideon dari Femigo, cepat katakan saja!?" hardik David dengan angkuh.
"kk--Kau...naik saja hingga mencapai puncak, disitu Kau akan menemukan Castil kecil berwarna hitam" pria itu berusaha menetralisir kegugupannya.
Wilayah Sura memang mempunyai struktur tanah yang miring, sehingga Soka yang ditakuti dan disegani sengaja menempati dataran paling tinggi, David dan Diego tak menyia-nyiakan waktu, mereka segera bergegas menaiki jalan yang menanjak menuju dataran tinggi tempat kastil Soka berada.
Sesampainya disana, mereka dihadapkan dengan gerbang yang aneh, banyak kelalawar yang bergelantungan di sana, serta pagar dengan banyak tengkorak yang juga bergelantungan.
"Apakah ini benar pintu masuk menuju Kastil Soka, David?" tanya Diego kebingungan, sebab Gerbang didepan mereka dibatasi dengan batu yang tinggi menjulang, lantas untuk apa ada gerbang, dan bagaimana cara memanjatnya, batin Diego berbicara pada dirinya sendiri.
Disela kebingungan mereka, batu itu tiba tiba mengeluarkan cahaya besar, bagian tengah batu menganga, membentuk mulut yang kemudian berbicara, "Apa kau ingin bertemu Soka?"
David mengeluarkan kipas cantiknya, Ia berkipas sejenak karena kelelahan, "tentu, Aku membawa kabar baik yang akan membuat soka bahagia"
"kau harus memberiku sesuatu" ujar mulut besar yang terukir di batu.
"Apa? katakan saja apa maumu?" Tanya David dengan angkuh.
"coles" jawab batu dengan lantang.
David tersenyum, Ia mengerti bahasa sihir karena wilayah Femigo juga belajar sihir, dengan segera Ia berlutut dihadapan Diego, membuka resleting celana Pria tampan nan gagah itu.
Diego yang tidak mengerti hanya mengerutkan dahi melihat sikap David yang seperti ingin menghisap alat vitalnya, "apa yang dikatakannya david?" tanya Diego penasaran.
"Ia menginginkan Aku menikmati penismu, Diego sayangku" David tersenyum penuh arti.
Diego bahagia sekali, pria tampan itu antusias menyodorkan batangnya untuk dinikmati David, Ia mendesah ketika mulut David bergerilya di alat vitalnya, membuat Diego memejamkan mata.
Dengan senyum licik, David mengeluarkan kipas kecilnya yang ternyata terbuat dari belati tajam, dengan jahat David memotong penis Diego yang menegang.
"arghhhh...." Diego berteriak pilu, menahan sakit dan darah yang mengucur dari selangkangannya, "apa..yang Kau lakukan David?"
"dasar bodoh!!" maki David, "Coles artinya penis, batu itu menginginkan penis" David menyeringai, lalu melempar penis Diego yang besar ke mulut Batu, Batu itu melahapnya dengan sangat nikmat.
Tubuh Diego Ambruk, disela-sela meregang nyawa, Ia memaki David dan menyumpahinya, "terkutuklah Kau David!!, Kau akan mati mengenaskan!!"
David dengan brutal menusuk perut Diego menggunakan kipasnya, hingga Diego mati didepan Gerbang kastil Soka.
Gerbang itu kemudian membentuk lingkaran berwarna hitam, "masuklah!!" titah mulut batu, David langsung masuk meninggalkan tubuh Diego yang telah mati, demi mencapai tujuannya David rela mengorbankan Diego. (padahal saya suka banget karakter Diego ini, diotak saya dia cowok ganteng banget dah pokoknya, sayang harus mati😁)
Suasana didalam lingkaran sangat gelap david dihadapkan dengan tiga titik cahaya berwarna merah, biru tua dan hijau tua.
"pilihlah dua diantara tiga, maka kau akan menemui Soka" suara batu yang tadi berbicara pada David menggelegar didalam kegelapan.
David tersenyum menganggap enteng, "baiklah...Aku menyukai warna merah, Aku yakin Soka pasti menyukai sesuatu yang berbau darah"
Titik cahaya merah melebar menampilkan seorang pemuda berbadan tegap, tampan seperti Diego, dibalut jubah berwarna hitam, dengan tatapan tajam menatap David.
"sayang sekali, pilihan pertamamu salah, Kau harus melayani Sogar terlebih dahulu sebelum kau memilih warna lain untuk bertemu Soka" suara batu itu kembali menggelegar.
David yang kecentilan tersenyum penuh kemenangan, kapan lagi bisa melayani pria tampan, tentu dengan senang hati Ia akan menyerahkan tubuhnya.
David tanpa banyak kata segera melucuti pakaiannya hingga tubuhnya polos tanpa benang, "lepaskanlah jubahmu dan bermainlah denganku, tampan" Goda David penuh gerakan sensual.
Pria tampan bernama Sogar itu tersenyum menghampiri David selangkah demi selangkah, hingga jaraknya semakin dekat, David semakin bahagia, ternyata Sogar memang tampan dan menggoda, Pria itu melepaskan jubahnya.
"ooh..tidak mungkin!!" pekik David ketakutan.
Bagaimana tidak terkejut, Sogar memiliki penis panjang dan besar yang ujungnya menyentuh kakinya, lalu kesepuluh jari tangannya juga berbentuk penis seukuran 20CM membuat bulu kuduk David merinding, nafasnya tercekat ketakutan.
Tapi Sogar segera berlari menerkam David, Ia menyeringai memegang David erat.
"jangan!! lepaskan!!" teriak david meronta.
Namun Sogar segera menusukkan dua jarinya ke liang senggama David.
"arghh....!!" David berteriak melolong seperti serigala, mulutnya yang terbuka segera dihujam satu jari Sogar, sehingga lubang depan belakang David tersumpal jari yang berbentuk penis dengan masing masing berukuran 20CM.
Mulut David terhujam jari penis ukuran 20cm, sedangkan liang belakangnya ada dua jari, David tak bisa mendesah, karena kedua lubangnya penuh, sodokan jari berbentuk penis itu semakin cepat, dan dari dalamnya menyembur cairan seperti yang dihasilkan dari selangkangan.
Tubuh David terkulai, Ia lemas tak bertenaga, jari jari itu bergantian menusuk lubangnya, satu persatu jari berbentuk penis sudah menyemprotkan cairan di tubuh David.
Tubuh David sudah tak beraturan, mulutnya penuh dengan cairan kenikmatan, begitu juga dengan liang belakangnya, hingga perut David kembung seperti terlalu banyak meminum air.
"ampun!!...Hentikan!!" David memohon.
Kesepuluh jari berbentuk penis sudah menyemprotkan cairan, sisa 1 penis yang belum menuntaskan hasrat, David yang sudah terkapar tak bergerak hanya bisa pasrah saat penis sepanjang kaki Sogar itu menampar bongkahan bokong David.
Penis itu bergerak sendiri menelusup kedalam lubang kecil diantara bongkahan David, tak ada kata hati-hati, penis itu segera menyeruak masuk kedalam.
"agghhhhhh....."David memekik semakin pilu tak tertahankan.
Dari lubang David menetes cairan berwarna merah yang tak lain adalah darah segar yang mengalir, mata David membulat, bola matanya berubah keseluruhan menjadi warna putih, Darah segar juga mengalir dari mulutnya karena penis sepanjang tombak yang berdiameter 15cm dengan sepanjang kaki itu memaksa masuk seluruhnya kedalam liang senggama David.
"Remittentibus" lirih David, untung saja saat di Femigo Ia belajar sedikit ilmu sihir penyembuhan, tapi Remittentibus bukanlah menyembuhkan rasa sakit, mantra itu hanya mengurangi rasa sakit dan me-relax-kan tubuh David dalam menerima sodokan penis yang masuk dari liangnya hingga menyentuh tenggorokannya.
Perbuatan keji Sogar berlangsung lama, sehingga tubuh Sogar akhirnya mengejang, dari penisnya yang besar dan panjang itu menyembur berliter liter cairan yang membuat David semakin kembung, bahkan cairan itu keluar melalui hidung, mulut dan telinganya.
"akhh...." desah si pria tampan, namun suaranya seram seperti Iblis.
Penisnya menggeliat seperti ular menjalar keluar seolah tertarik dari dalam tubuh David dan Sogar hilang begitu saja dari ruangan Gelap itu.
Nyawa David sudah diujung tanduk, tapi kebenciannya terhadap Ellie memaksanya untuk tetap bangkit, "jika Aku mati, Kau juga harus mati ellie sialan!!" maki David, "cepat bukakan Aku warna biru tua" perintah David tanpa menunggu diberi pilihan.
Seketika sinar berwarna biru tua melebar, menampilkan Soka yang tengah duduk di singgasananya yang terbuat dari tulang belulang, David yang telanjang berjalan gontai, tubuhnya sudah tak bertenaga, Ia menyesali dirinya karena tidak mempelajari sihir penyembuhan hingga tahap akhir, David terus memaksa mendekati Soka.
"Soka bajingan!!" maki David ditengah nafasnya yang terasa sisa sedikit, dari bokongnya masih mengalir deras darah yang keluar dari bagian dalam tubuhnya, organ dalamnya sudah rusak diobrak-abrik penis Sogar tadi.
"Aku minta kau bunuh pria bernama Ellie, Ia adik dari Ficer yang kau cari, Ia juga keturunan King Henry, Ia disembunyikan oleh Rudolf di istana, bunuh selir sialan itu!!"
Bertepatan dengan selesainya David bicara, tatapan matanya kosong, bola matanya melotot, kelopak matanya tak menutup lagi, akhirnya tubuh David roboh dan mati mengenaskan seperti yang Diego inginkan.
Kebencian menyengsarakan hidup, sudah sepatutnya David tidak menanamkan kebencian, seandainya saja David tidak memendam benci, tentu hidupnya tidak akan berakhir semengerikan itu.
Soka tersenyum licik, "Pria yang menyedihkan" ujarnya tertawa.
"terima kasih bodoh!!, Aku akan menemui Rudolf, berani-beraninya Ia mengkhianatiku, tapi sebelum itu, Aku harus memulihkan sihirku terlebih dahulu, Aku terlalu banyak membuang mantra untuk menyelesaikan rencanaku" Soka berbicara sendiri dengan suara paraunya yang menyeramkan.
* * *
Sementara itu dengan ditemani 3 pengawal kerajaan, Claudia sudah sampai di perbatasan Fikseidon, Ia mengeluhkan perjalanan jauh, rasanya Ia ingin cepat sampai, namun sebagai rakyat biasa, Claudia tidak dapat melakukan apa-apa.
Claudia duduk melamun di dalam kereta kencana, tiba-tiba keretanya berhenti mendadak, suara kuda yang nembawa keretanya meringkik kencang, Claudia membuka tirai yang menutupi keretanya, Claudia terkejut, Ia dan para pengawal sudah dikepung oleh pemberontak berjumlah 10 orang, dua pengawalnya bahkan sudah mati tertusuk pedang dan tombak, sedangkan satu pengawalnya lagi disandera.
"wah..wah, ternyata ada gadis cantik dari kerajaan" salah satu pemberontak menyeringai.
"Apa yang Kau inginkan!?" Claudia dengan berani bertanya, padahal jauh dilubuk hatinya ketakutan.
Claudia turun dengan santai dari keretanya.
"tentu saja harta yang kau bawa bodoh!!" Maki si pemberontak lain.
Mereka menangkap Claudia, dan mengacak-acak kereta kencananya, "grrhhh...tidak ada harta berharga ketua" ujar pemberontak yang mengacak-acak kereta Claudia.
"jika tidak ada, terpaksa harta tubuh mereka yang harus kita cicipi, kalian bertujuh perkosa pengawal itu beramai-ramai, sedangkan tubuh molek ini akan aku nikmati" Pria yang dipanggil ketua maju mendekati Claudia, sedangkan tujuh orang yang Ia suruh sudah menelanjangi pengawal Claudia, mereka memperkosa pengawal Claudia tepat didepannya dengan brutal.
Claudia menitikkan air mata, Ia tak sanggup melihat pengawalnya dihujamkan penis penis besar milik pemberontak, bahkan kedua pengawalnya yang sudah mati, masih saja disetubuhi oleh pemberontak lain, Ada yang memenggal kepala pengawal dan membawa kepalanya untuk disetubuhi mulutnya, Ada juga yang memperkosa tubuh tanpa kepala, mayat mayat bergelimangan darah itu diperkosa dengan beringas, mereka menyudahi aksinya dengan menusukkan tombak kedalam anus pengawalnya yang terakhir, hingga pengawal itu meregang nyawa dengan cara mengenaskan.
Para pemberontak keji itu tertawa puas, "Lepaskan Aku bajingan!!" Teriak Claudia, tapi kedua tangannya dipegangi kedua pemberontak yang lain.
Tubuh Claudia gemetar, Ia masih melihat mayat ketiga pengawalnya masih saja disetubuhi pemberontak gila, tak perduli dengan darah dari pengawalnya yang tetap mengalir, mereka melecehkan pengawal Claudia.
"tentu saja Aku akan melepasmu, tapi sebelumnya tubuhmu harus kucicipi terlebih dahulu" Ketua pemberontak kembali menyeringai.
Tangannya dengan kasar merobek baju Claudia, sehingga dada Claudia yang sebesar pepaya menggantung penuh pesona, Dada indah berwarna putih dengan puting yang bulat dan menggiurkan.
Ketua pemberontak menjilat bibirnya sendiri dengan lidah, "hmmm....kau memiliki dada yang bagus, sayang"
Tangan kasarnya meremas puting Claudia yang menantang, "lepaskan!!" Claudia mengiba dan terisak dalam tangis.
Ketua pemberontak tak perduli, Ia menampar pipi mulus Claudia, lalu kembali menyambar dada Claudia, menghisapnya seolah ingin menyusu.
"siapapun tolong aku!" Claudia berharap lirih.
Saat si ketua pemberontak ingin merogoh lembah di selangkangan Claudia, sebuah portal muncul dari belakang Claudia, Erenai ada disana dan menusuk leher kedua pemberontak yang memegangi tangan Claudia, salah satu menarik pedangnya, tak sengaja mengenai perut Claudia.
Erenai menarik tubuh Claudia, lalu dengan segera membuat Portal baru dimasing-masing tanah yang dipijak para pemberontak, Erenai melayang menuju dahan pohon dengan menggendong tubuh Claudia yang memegangi perut mulusnya.
Dari bawah portal yang dibuat erenai banyak sekali tentakel yang menarik tubuh para pemberontak itu, mereka semua berteriak histeris, namun tak dapat menolak saat tentakel itu masuk melalui mulut dan memaksa masuk kedalam bokong para pemberontak, celana mereka robek, seiring dengan tentakel yang menusuk bokong mereka, lalu tubuh mereka hilang ditelan portal.
"Kau tidak apa-apa?" tanya Erenai yang masih menggunakan jubah.
Claudia mengangguk lemah, "Aku--aku harus menyelamatkan Ellie".
"Ellie.." Erenai terkejut karena Claudia yang tidak dikenalnya menyebut nama Ellie, "ada apa dengan Ellie?" Tanya Erenai.
Namun mata Claudia memejam, bibirnya pucat, "Kau jangan mati dulu!" teriak Erenai.
Erenai mengecek denyut nadi Claudia, "ah syukurlah, dia hanya pingsan, Aku harus mengobatinya terlebih dahulu" Erenai berbicara sendiri, kemudian mengucapkan mantra dengan pelan untuk membuat portal yang baru, kemudian Erenai membawa Claudia kedalam portal tersebut.