webnovel

PERATURAN TERPENTING 4

"Nie-Zhongzu," panggil Wei WuXian tiba-tiba. Kali ini dengan cara lebih hormat dari sekedar memperlakukan teman lama. Seperti disengaja. Seperti ingin membuat Nie HuaiSang harus mempertaruhkan harga dirinya setelah ini. "Ada pertanyaan yang ingin aku tanyakan pada Nie-Zhongzu."

Nie HuaiSang pun berhenti, lalu berbalik dengan senyuman tipis. "Silahkan tanyakan..." katanya tenang.

Wei WuXian mendekat lagi. Hanya selangkah. "Nie-Zhongzu telah melakukan banyak usaha. Bukankah kau ingin menjadi Xiandu?"

"Apa katanya?"

Nie HuaiSang jadi ingat pertemuannya dengan para pemimpin sekte yang tersisa beberapa jam lalu. Disana mereka membicarakan banyak hal sekalipun dalam waktu singkat. Tentang posisi Xiandu. Yang sangat krusial. Harus segera diambil alih sejak insiden Kuil Guanyin.

Sebelumnya semua sepakat menunjuk Lan XiChen, namun kondisinya masih belum memungkinkan.

Bagaimana bisa mereka tega membiarkan laki-laki yang masih terguncang itu menggantikan posisi Jin GuangYao sekarang? Padahal pria itulah yang membuatnya seperti itu.

"WangJi," panggil Lan Qiren.

Lan WangJi diam sejenak di tengah-tengah ruangan itu. Sebelum berkata, "Saya benar-benar tidak pantas untuk ini, Paman," jawabnya pelan. Lengkap dengan tatapan menerawang sekalipun dia menunduk hormat untuk itu.

Lan Qiren menghela nafas berat. Dia tahu keponakannya yang satu itu telah berubah. Setelah semua pelanggarannya untuk Wei WuXian selama ini, sekitar seminggu lalu dia justru menghilang, dan baru kembali setelah diberi pesan dengan laporan dari para murid... bahwa dia membawa serta Wei WuXian pulang sekalipun laki-laki itu mengalah untuknya. Dengan menunggu di luar, agar situasi di dalam sini tidak kacau hanya karena dia sulit mengendalikan emosi saat melihatnya.

Lan WangJi juga tidak pernah mengatakan pernikahannya secara langsung. Wei WuXian sendiri yang mengizinkannya (atau lebih tepat disebut mendorongnya) pulang ke tempat ini sekalipun dia bisa saja memisahkan mereka dengan berbagai alasan.

Salah satunya dengan memanfaatkan posisi Xiandu ini. Sekarang juga.

Namun setelah mendengar itu dari para muridnya (yang mendengar bisikan berisik Wei WuXian) Lan Qiren tidak bisa mengabaikan fakta bahwa mereka berdua masih berusaha menjaga perasaannya hingga sekarang.

"Wangji,"

"Wangji memohon diri agar keputusan ini dipertimbangkan sekali lagi. Atau dua kali lagi," kata Lan WangJi cepat. Dan dia tidak pernah terlihat segusar itu selama ini.

Seluruh pemimpin sekte yang tersisa di dalam ruangan itu pun berpandangan.

Jin Ling tampak tak lebih gusar daripada Lan WangJi. Jiang Cheng masih tampak kuyu meski postur duduknya tetap tegak. Nie HuaiSang tampak mengalihkan pandangan dengan mengipas-ngipas pelan ke dadanya. Sementara Lan XiChen yang semula duduk diam dengan tatapan agak menerawang kini berdiri.

Lan Qiren mengalihkan pandangannya kepada keponakan tertuanya itu dan Lan XiChen memberi hormat. "Ze-Wujun benar-benar meminta maaf atas segala situasi yang tidak terkendali di sini," katanya merendah. Seperti biasanya. Antara tak kuasa melihat adiknya menunduk mawas diri seperti itu tapi juga kecewa terhadap dirinya sendiri. "Seharusnya saya lebih bisa diandalkan, Paman. Tapi, saya mohon, atas nama saya, biarkan Wangji mengambil alih tugas ini, cukup sampai saya benar-benar mampu mengambil alih bebannya nanti."

"Xiong-zhang," panggil Lan WangJi. Antara lega dan juga segan. Namun di titik ini, Lan Qiren mereka hubungan baru Lan WangJi dengan Wei WuXian memang harus diperjelas sekarang.

Sekarang atau tidak selamanya.

"Sebenarnya alasan apa yang cukup kuat sampai membuatmu berkata seperti itu, Wangji?" tanya Lan Qiren. Meski dia sudah tahu jawabannya.

Seketika Lan WangJi membeku. Seperti patung kayu yang dipajang di tengah-tengah pelataran Yun Shen Buzhi Chu. Dan diguyur air terjun buatan yang mengalir di tengah-tengah.

Lan WangJi diam. Sampai ditatap semua pemimpin sekte yang ada disana. Dia tahu, mereka semua hadir di Kuil Guanyin malam itu. Jadi mereka jelas tahu tentang hubungan barunya dengan Wei WuXian. Meskipun Nie HuaiSang baru masuk kedalam setelah Su She menyeretnya kasar. Namun Lan Qiren beda lagi.

Lan WangJi pun mengangkat pandangannya secara perlahan kepada Lan Qiren. "Saya dengan Tuan Muda Wei telah menjalankan pernikahan di wilayah sekte Mo, Paman," katanya lamat-lamat. Tegas, namun penuh kehati-hatian juga. Meski Jiang Cheng maupun Jin Ling refleks membuang muka karena mendengarnya. Tak sanggup. Beda dengan Lan XiChen yang samar-samar mengulas senyum tipis dan Nie HuaiSang yang membulatkan bola matanya. Entah pura-pura belom tahu atau memang kaget.

Lan Qiren sudah mempersiapkan hal ini sebelum mendengarnya langsung. Namun, tetap saja napasnya mulai memberat setelahnya.

"Paman," panggil Lan WangJi. Khawatir. Terutama ketika Lan Qiren mulai menyentuh dadanya dengan pandangan gelisah.

Lan WangJi telah memperkirakan hal ini, jadi menurutnya memang lebih baik jika dia pergi jauh. Berkelana kemana pun Wei WuXian mengajaknya serta. Daripada membuat Lan Qiren melihat mereka bersama dan malah seperti ini.

"Ehem... ya..." kata Lan Qiren. Berdehem canggung setelah mulai tenang. Jika dulu dia memikirkan hukuman macam apa yang pantas Lan WangJi terima. Mulai dari ratusan pukulan penguasa, berlutut berhari-hari di tengah salju, hingga kurungan di dalam gua... kini dia berpikir benar-benar akan kehilangan keponakannya itu jika sikapnya terlalu keras. Ditambah situasi saat ini. "Soal itu, kita bisa bicarakan bersama setelah pertemuan ini." Katanya. Benar-benar tak biasa.

Jiang Cheng, Jin Ling, dan Nie HuaiSang sampai melotot lebih lebar mendengarnya. Namun tidak ada yang berani mengatakan apapun selain Lan XiChen. "Kau tidak perlu mengkhawatirkan Tuan Muda Wei, Wangji," katanya. "Akulah yang membutuhkan bantuanmu dan Paman akan mengatur segala penyambutan kedatangannya secara resmi disini kalau kau mau."

"Apa?"

Itu seolah menjadi suara batin lima orang di dalam ruangan itu. Bahkan Lan Qiren dan Lan WangJi sendiri.

Lan WangJi menatapnya Lan Qiren. Menanti larangan atau pendapat negatif apapun namun Lan Qiren justru mengelus jenggotnya sambil mengalihkan pandangan. "Memang sepertinya lebih baik begitu," katanya, memelan. "Akan kurang pantas bila hal seperti ini diabaikan begitu saja—dan selama anak itu bisa menjaga sikapnya saat perjamuan keluarga nanti. Semua yang ada di sini akan menerimanya perlahan-lahan."

Walau terlihat jelas, bahwa Lan Qiren sedang membicarakan dirinya sendiri. Namun bila dia sudah berkata begitu, berarti memang ini adalah situasi krusial yang mencapai titik final.

Lan WangJi pun menerima posisi itu pada akhirnya. Dan begitu pertemuan selesai, dia segera berjalan keluar untuk mencari Wei WuXian. Untuk memberitahukan kabar baik dan buruk yang baru saja dibawanya. Tak peduli para pemimpin sekte yang lain sudah dalam perjalanan pulang ke sekte masing-masing kecuali Nie HuaiSang yang pamit berkeliling Gusu.

"Setidaknya satu tahun," kata Lan XiChen sebelum Lan WangJi pergi. Senyumannya terbit. Dan tampaklah sosok laki-laki yang tidak sepenuhnya sehat saat itu. Baik secara fisik maupun suasana hati dan pikirannya. "Beritahu Tuan Muda Wei permintaan maafku, agar dia bersabar. Dan kau juga... aku benar-benar akan mempersiapkan semua perjamuan resmi untuk kalian saat itu tiba."

Chapitre suivant