Menggunakan telapak tangan, ibu Sumi menyeka air mata di wajahnya. "Ndak ada yang nyuruh, simbah ke sini juga ndak ada yang tahu. Simbah kasian sama papamu."
"Aku kecewa sama papa mbah," sahut Adnan cepat. "Apa simbah sebenarnya udah tahu kalau, ayah sama papa..." Adnan menggantungkan kalimatnya. Pemuda itu tidak sanggup melanjutkan kalimat yang ia benci.
Lagi, ibu Sumi menyeka wajahnya. Kali ini, suara isak tangis terdengar dari mulutnya. "Simbah sayang, sama papa kamu."
"Jadi simbah tau?" Potong Adnan menebak. "Terus kenapa simbah diem aja? mbah tau kan kalau mereka itu nggak bener. Jijik mbah!"
"Le," panggil ibu Sumi. Kedua telapak tangannya membingkai wajah cucu kesayangannya. Menetap teduh, berusaha meredam amaranya. "Simbah memang uda tahu lama soal ayah sama papamu..."
Mendengar itu Adnan menelan ludah, menatap heran wanita itu. "Tapi mereka ndak tahu, kalau simbah udah tau."
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com