Hendra tersenyum sinis menatap kepergian Fayez bersama Galang. Ia berjalan ke barisan paling belakang dan duduk bersama dengan para tamu lainnya.
Lelaki itu mengedarkan penglihatannya. Lalu ia menemukan Ainina yang tengah tertawa puas bersama Samudera.
Tanpa Hendra sadari, kedua tangannya mengepal kuat. Tunggu, apa itu artinya dia cemburu? Tidak, tidak mungkin.
Hendra membuang jauh-jauh pikiran tersebut. Ia tidak mungkin jatuh cinta pada gadis seperti Ainina.
Bukan karena wajahnya, hanya saja Ainina terlalu biasa untuk Hendra. Lelaki itu mencoba mengalihkan pandangannya ke arah panggung yang entah sedang menampilkan apa.
Hendra sebenarnya tidak memiliki niat untuk datang ke acara SMA Pelita Jaya. Jika bukan karena Temon, mungkin ia sudah tertidur pulas bersama Arip dan Imam di dalam kelas.
Perhatiannya kembali tertuju pada Ainina dan Samudera. Kini ia tengah melihat, di mana Ainina sedang mengacak rambut Samudera dan memukuli lengannya sambil tertawa.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com