Arinka kembali ke rumah dan melempar tas nya ke atas sofa ruang tamu. Gadis itu menjatuhkan tubuhnya hingga mengampul.
"Kenapa muka lo?"
Gadis itu melirik Fayez yang duduk di sofa single sembari membawa satu gelas jus bewarna oranye di tangannya.
"Gak. Gue lagi dilanda kebingungan aja."
"Soal cowok yang ngajak lo pacaran?"
Arinka seketika bangkit dari tidurnya, ia menatap Fayez dengan mata terbuka.
"Lo tahu dari mana? Dania ngasih tau lo?"
Lelaki itu memggeleng pelan sembari meletakkan gelas di atas meja. "Waktu lo telepon Dania, gue ada di sana. Dan nggak sengaja denger obrolan kalian."
Arinka berdecak kesal. Ia mengacak rambutnya sendiri dan menutup wajah dengan menggunakan bantal sofa.
"Lo jangan ngomong apa-apa, plis! Gue sendiri bingung ngadepin ini semua."
Fayez bergerak, menarik bantal dari wajah Dania. "Lo nggak usah malu. Tinggal cerita sama gue. Kita kan saudara, kenapa lo ceritanya cuma sama Dania doang?"
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com