webnovel

Arinka

"Gimana? Masih sakit, Sayang?"

Santi mengangguk lemah dengan raut wajah sedih.

"Aku nggak tau dia pake kekuatan apa, sampe bisa bikin bokong sama pinggang aku sakit kayak gini"

Hendra yang tengah memijat pinggang Santi langsung berdecak.

"Aku pastiin dia bakal nyesel! Aku nggak rela ngeliat pacar aku kesakitan kayak gini"

"Tapi gue salut sama anak baru itu. Dia berani ngelawan Santi sama cewek lo kesakitan gitu"

Sela Imam yang juga di angguki oleh Arip.

"Lo berdua diem deh! Harusnya lo belain gue. Karena gue ini pacarnya Hendra!"

"Tau lo. Bukannya belain gue, malah belain cewek itu"

Kedua laki-laki itu hanya mengangkat bahu acuh. Lagi pula mereka tidak pernah suka dengan sikap Santi yang selalu semena-mena.

Namun Imam dan Arip tidak bisa berbuat apa-apa, karena Hendra adalah teman sekaligus anggota geng mereka.

"Eh, lo mau ke mana, Mon?" Tanya Imam melihat Temon yang hendak melangkah.

"Gue mau cari angin"

"Kita ikut!"

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com

Chapitre suivant