Gavin sedang berada di sebuah taman di pinggir jalan, ia harus mentraktir juniornya yang baru saja ia serang dengan kekuatan iblisnya.
Nao, dia harus mengompres sudut bibirnya dengan batu es karena memar dan luka yang didapatnya. Dia terus mengegerutu dan mendesis karena perih.
"Argh!" Nao kembali menggeram kesal.
"Apa itu sakit?" tanya Gavin tanpa menoleh pada juniornya itu. ia sedang megedarkan pandangan ke jalanan yang dipadahi mobil lalu lalang denga sesekali meminum minuman botol yang ada di genggamannya.
"Kamu pikir? Kamu menyerangku dengan kekuatan penuh yang dalam keadaan siap pun aku tidak dapat melawanmu. Huhh aku harus menahan umpatanku karena kamu senior," geramnya masih terus mengompres.
"Maafkan aku," ujar Gavin masih tidak menanggapi Nao. "Apa kamu selalu begitu? Menampakkan wajah aslimu dan membuat manusia ketakutan?" tanyanya.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com